Iklan Halaman Depan

Masukkan kode iklan di sini. Diwajibkan iklan ukuran 300px x 250px. Iklan ini hanya akan tampil di halaman utama pada tampilan desktop.

GilaBola+

filejamil.cf. Gambar tema oleh MichaelJay. Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Pilpres 2019+

Video Terpopuler

detikNews

Berita Utama

Kategori Berita

FAQ's

Ads

Ads
detikcoy

Tag Populer

Minggu, 21 Desember 2014

MODEL JARING LABA-LABA (WEBBED) DALAM PEMBELAJARAN TERPADU TK-PAUD

    Minggu, Desember 21, 2014  

Bunda--sekalian, Model jaring laba-laba "Webbed", merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik sebagai pusat pembelajaran yang dijabarkan dalam beberapa kegiatan dan/bidang pengembangan. Istilah ‘jaring laba-laba’ digunakan untuk nama model ini karena bentuk rancangannya memang seperti jala atau jaring yang dibuat oleh laba-laba, dengan tema yang dibicarakan sebagai pusat atau laba-labanya.

Model webbed merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai dasar pembelajaran. Model pembelajaran ini memadukan multi disiplin ilmu atau berbagai mata pelajaran yang diikat oleh satu tema (Robin F.1991). Pada dasarnya menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Dalam Pembelajaran di PAUD, tema yang ditetapkan dapat dipilih antara guru dengan anak didik atau sesama guru atau anak didik sendiri. Setelah tema telah disepakati maka dilanjutkan dengan pemilihan sub-sub tema dengan memperhatikan kaitannya dengan matapelajaran yang lain.

Dari sub-sub tema ini direncanakan aktivitas pembelajaran yang harus dilakukan anak didik. keuntungan dari model pembelajaran terpadu ini bagi anak didik adalah diperolehnya pandangan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari ilmu pengetahuan yang berbeda. Contoh: anak didik dan guru memnentukan tema misalnya binatang, maka guru mengajarkan tema binatang itu ke dalam sub-sub tema misalnya binatang ait, Binatang darat, binatang terbang, binatang melata, binatang mamalia dll.

KELEBIHAN DAN KETERBATASAN MODEL JARING LABA-LABA

Beberapa kelebihan dari model jaring laba-laba ini adalah sebagai berikut:
  1. Model ini juga memudahkan anak untuk melihat berbagai kegiatan atau berbagai gagasan yang berbeda, namun saling terkait dalam satu tema.
  2. Model jaring laba-laba relatif mudah dilakukan para guru, termasuk guru TK pemula.
  3. Model ini mempermudah perencanaan kerja tim karena semua anggota tim (guru) sebagai pengembang dapat bekerja sama untuk mengembangkan semua bidang/aspek pengembangan melalui satu tema saja sehingga tidak terjadi ketumpang tindihan dalam materi pembelajaran.
  4. Pendekatan tematik memberikan kejelasan ‘payung’ yang akan memotivasi anak maupun guru.
  5. Ada kekuatan motivasi yang berasal dari proses penentuan tema yang diminati oleh anak-anak.

Sedangkan keterbatasan model jaring laba-laba adalah sebagai berikut :
  1. Cukup sulit dalam memilih dan menentukan tema
  2. Guru cenderung merumuskan tema yang dangkal, kurang dieksplorasi atau digali lebih dalam.
  3. Guru tetap harus dapat memenuhi misi kurikulum baku..
  4. Sering kali guru lebih memperhatikan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dari pada pengembangan konsep.

Pembelajaran melalui pendekatan tematis seperti ini memang sangat sesuai untuk anak TK karena anak usia TK masih berpikir secara holistik, belum terperinci per bagian.
Jadi kekuatan pembelajaran dengan pendekatan tema secara umum adalah sebagai berikut :
  1. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak
  2. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak
  3. Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna
  4. Mengembangkan keterampilan berfikir dengan mencoba memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi
  5. Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama, bertoleransi, berkomunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

RANCANGAN PEMBELAJARAN TERPADU DI TK DENGAN MODEL JARING LABA-LABA (WEBBED)

Langkah awal dalam membuat rancangan pembelajaran model apapun terlebih dahulu harus mempelajari kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator pada setiap kelompok

usia TK. Kompetensi inilah yang nanti akan menjadi acuan dalam pembelajaran, dengan pemilihan tema dan kegiatan yang sesuai.

A. MENGIDENTIFIKASI TEMA DAN SUB TEMA DAN MEMETAKANNYA

Tema memegang peranan penting dalam kegiatan pembelajaran di TK, yaitu untuk :
  1. Memudahkan anak memutuskan perhatian pada satu tema atau topik tertentu
  2. Memudahkan anak mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai bidang pengembangan dalam tema yang sama
  3. Meningkatkan pemahaman terhadap materi sehingga lebih mendalam dan berkesan
  4. Mengembangkan berbagai kompetensi bahasa dengan dengan lebih baik, dengan mengaitkan aspek pengembangan lain dan pengalaman pribadi anak
  5. Anak lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas
  6. Meningkatkan gairah belajar anak karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi yang nyata, misalnya bertanya, bercerita, menulis deskripsi, menulis surat untukmengembangkan kemampuan berbahasa sekaligus bidang pengembangan lain
  7. Efisiensi waktu karena bidang pengembangan yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga kali pertemuan. Waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan atau pengayaan.

Agar tema dapat berperan dengan optimal, guru perlu memperhatikan rambu-rambu dalam pembelajaran berdasarkan tema atau pembelajaran tematis, yaitu sebagai berikut :
  1. Pembelajaran tematis dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna dan utuh
  2. Dalam pelaksanaannya perlu mempertimbangkan alokasi waktu setiap tema dan banyak sedikitnya bahan yang ada di lingkungan sekitar.
  3. Tema dipilih mulai dari lingkungan yang terdekat dengan anak
  4. Tema yang dihubungkan dengan hari-hari besar atau  istimewa, misalnya hari kemerdekaan, hari ibu, hari anak.

Selain itu, pemilihan tema yang akan digunakan dalam pembelajaran di TK dapat dikembangkan dengan memperhatikan berbagai kriteria, yaitu tema tersebut disesuaikan dengan :
1. Minat anak
2. Minat guru
3. Kebutuhan anak
4. Hari besar nasional atau hari istimewa
5. Kurikulum sekolah

B. MENGIDENTIFIKASI INDIKATOR PADA SETIAP KOMPETENSI BIDANG PENGEMBANGAN MELALUI TEMA DAN SUBTEMA

Setelah menentukan jaring tema maka langkah selanjutnya adalah mengindentifikasi indikator pada berbagai bidang pengembangan yang disesuaikan dengan jaring tema yang

telah di buat. Namun, apabila ada indikator yang cukup sulit disesuaikan dengan jaring tema yang ada, kita tidak perlu memaksakan diri. Sebaliknya yang lebih diutamakan adalah tercapainya kemampuan tersebut, bukan keterlaksanaan jaring tema.

C. MENENTUKAN KEGIATAN PADA SETIAP BIDAN PENGEMBANGAN DENGAN MENGACU PADA INDIKATOR YANG AKAN DICAPAI DAN SUBTEMA YANG DIPILIH

Pada langkah ini, dari setiap indikator yang telah ditentukan perlu dipikirkan kegiatan yang sesuai dengan tema dan subtema.

D. MENYUSUN RENCANA KEGIATAN MINGGUAN

Setelah kegiatan tersusun, selanjutnya kita perlu membuat rencana kegiatan pembelajaran untuk satu minggu yang biasanya disebut dengan Satuan Kegiatan Mingguan (SKM).
Model SKM yang biasanya di TK ada dua macam, yaitu dilihat dari sisi bentuk bagannya, dapat digunakan bentuk webbed atau bentuk matrik. Sedang dari sisi pengorganisasian kelasnya, terdapat model pembelajaran kelompok dan model pembelajaran berdasarkan minat.
Untuk SKM bentuk webbed  dengan model pembelajaran kelompok, bagannya bisa berupa jaring seperti pada langkah ke-3, dengan asumsi jaring tersebut akan dilaksanakan dalam 1 minggu.
SKM model pembelajaran kelompok ini dapat juga langsung ditampilkan dalam bentuk jaring per hari. Pada SKM bentuk ini, setiap bidang pengembangan, yaitu perilaku, bahasa, kognitif, fisik/motorik dan seni diusahakan dibagi secara merata dalam jumlah hari belajar.

E. MENYUSUN RENCANA KEGIATAN HARIAN

Setelah SKM disusun, selanjutnya kita perlu menjabarkannya dalam rencana kegiatan harian, yang biasanya disebut dengan Satuan Kegiatan Harian (SKH).

SKH terdiri dari dua model yang dapat digunakan, yaitu bentuk webbed dan bentuk matrik. Kelebihan SKH bentuk webbed adalah kita dengan mudah dapat melihat jenis kegiatan dalam satu hari secara keseluruhan, sedangkan kekurangannya adalah tahap demi tahap kegiatan sejak pembukaan sampai dengan penutup tidak akan terlihat. Sebaliknya, SKH bentuk matriks memudahkan untuk melihat tahap-tahap kegiatan dari pembukaan sampai dengan penutup, juga alat dan sumber belajar diperlukan, tetapi membutuhkan waktu cukup lama untuk membuatnya.

Demikian model jaring laba-laba (Webbed) dalam Pembelajaran terpadu TK dan PAUD, semoga bermanfaat, terimakasih.

Sumber: dirangkum dari berbagai sumber !!

Previous
Next Post
Tidak ada komentar:
Write comments

Labels

About us

Text Widget

Common

Masukkan kode iklan di sini. Diwajibkan iklan ukuran 300px x 250px. Iklan ini hanya akan tampil di halaman utama pada tampilan desktop.

Labels

About Us

Berita Terbaru

FAQ's

© 2014 filejamil. Designed by Bloggertheme9
Proudly Powered by Blogger.