Iklan Halaman Depan

Masukkan kode iklan di sini. Diwajibkan iklan ukuran 300px x 250px. Iklan ini hanya akan tampil di halaman utama pada tampilan desktop.

GilaBola+

filejamil.cf. Gambar tema oleh MichaelJay. Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Pilpres 2019+

Video Terpopuler

detikNews

Berita Utama

Kategori Berita

FAQ's

Ads

Ads
detikcoy

Tag Populer

Tampilkan postingan dengan label Kurikulum dan Pembelajaran PAUD. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kurikulum dan Pembelajaran PAUD. Tampilkan semua postingan

Senin, 09 Februari 2015

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI ATAU STANDAR NASIONAL PAUD

    Senin, Februari 09, 2015  
KETENTUAN UMUM

Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini atau Standar PAUD adalah kriteria tentang pengelolaan dan penyelenggaraan PAUD di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini selanjutnya disebut STPPA adalah kriteria tentang kemampuan yang dicapai anak pada seluruh aspek perkembangan dan pertumbuhan, mencakup aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, serta seni. Standar Isi adalah kriteria tentang lingkup materi dan kompetensi menuju tingkat pencapaian perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia anak. Standar Proses adalah kriteria tentang pelaksanaan pembelajaran pada satuan atau program PAUD dalam rangka membantu pemenuhan tingkat pencapaian perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia anak. Standar Penilaian adalah kriteria tentang penilaian proses dan hasil pembelajaran dalam rangka mengetahui tingkat pencapaian yang sesuai dengan tingkat usia anak. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria tentang kualifikasi akademik dan kompetensi yang dipersyaratkan bagi pendidik dan tenaga kependidikan PAUD. Standar Sarana dan Prasarana adalah kriteria tentang persyaratan pendukung penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan anak usia dini secara holistik dan integratif yang memanfaatkan potensi lokal. Standar Pengelolaan adalah kriteria tentang perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan atau program PAUD. Standar Pembiayaan adalah kriteria tentang komponen dan besaran biaya personal serta operasional pada satuan atau program PAUD.

Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rancangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Satuan atau program PAUD adalah layanan PAUD yang dilaksanakan pada suatu lembaga pendidikan dalam bentuk Taman Kanak-kanak (TK)/Raudatul Athfal (RA)/Bustanul Athfal (BA), Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), dan Satuan PAUD Sejenis (SPS).

Kurikulum PAUD adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pengembangan serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pengembangan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pembelajaran adalah proses interaksi antar anak didik, antara anak didik dan pendidik dengan melibatkan orangtua serta sumber belajar pada suasana belajar dan bermain di satuan atau program PAUD. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan.

LINGKUP, FUNGSI, DAN TUJUAN

Standar PAUD terdiri atas: 1) Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak, 2) Standar Isi, 3) Standar Proses, 4) Standar Penilaian, 5) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 6) Standar Sarana dan Prasarana, 7) Standar Pengelolaan, dan 8) Standar Pembiayaan.

Standar PAUD merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini dan menjadi acuan dalam pengembangan, implementasi, dan evaluasi kurikulum PAUD.

Standar PAUD berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan tindak lanjut pendidikan dalam rangka mewujudkan PAUD bermutu, acuan setiap satuan dan program PAUD untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, dan dasar penjaminan mutu PAUD.

Standar PAUD bertujuan menjamin mutu pendidikan anak usia dini dalam rangka memberikan landasan untuk melakukan stimulan pendidikan dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan anak, mengoptimalkan perkembangan anak secara holistik dan integratif, dan mempersiapkan pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan anak.

Standar PAUD wajib dievaluasi dan disempurnakan secara terencana, terarah dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan global.

STANDAR TINGKAT PENCAPAIAN PERKEMBANGAN ANAK

STPPA merupakan acuan untuk mengembangkan standar isi, proses, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, serta pembiayaan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini. STPPA merupakan acuan yang dipergunakan dalam pengembangan kurikulum PAUD. Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak pada akhir layanan PAUD disebut sebagai Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar merupakan pencapaian perkembangan anak yang mengacu kepada Kompetensi Inti.

Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak merupakan pertumbuhan dan perkembangan anak yang dapat dicapai pada rentang usia tertentu. Pertumbuhan anak merupakan pertambahan berat dan tinggi badan yang mencerminkan kondisi kesehatan dan gizi yang mengacu pada panduan pertumbuhan anak dan dipantau menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan yang meliputi Kartu Menuju Sehat (KMS), Tabel BB/TB, dan alat ukur lingkar kepala. Perkembangan anak merupakan integrasi dari perkembangan aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, dan sosial-emosional, serta seni. Perkembangan merupakan perubahan perilaku yang berkesinambungan dan terintegrasi dari faktor genetik dan lingkungan serta meningkat secara individual baik kuantitatif maupun kualitatif. Pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal membutuhkan keterlibatan orang tua dan orang dewasa serta akses layanan PAUD yang bermutu.

Pentahapan usia dalam STPPA terdiri dari:
Tahap usia lahir - 2 tahun, terdiri atas kelompok usia: Lahir - 3 bulan, 3- 6 bulan, 6 - 9 bulan, 9 -12 bulan, 12 - 18 bulan, 18 - 24 bulan;
Tahap usia 2 - 4 tahun, terdiri atas kelompok usia: 2 - 3 tahun dan 3 - 4 tahun; dan
Tahap usia 4 - 6 tahun, terdiri atas kelompok usia: 4 - 5 tahun dan 5 - 6 tahun.

STANDAR ISI

Lingkup materi Standar Isi meliputi program pengembangan yang disajikan dalam bentuk tema dan sub tema. Tema dan sub tema disusun sesuai dengan karakteristik, kebutuhan, tahap perkembangan anak, dan budaya lokal. Pelaksanaan tema dan sub tema dilakukan dalam kegiatan pengembangan melalui bermain dan pembiasaan. Tema dan sub tema dikembangkan dengan memuat unsur-unsur nilai agama dan moral, kemampuan berpikir, kemampuan berbahasa, kemampuan sosial-emosional, kemampuan fisik-motorik, serta apresiasi terhadap seni.

Lingkup perkembangan sesuai tingkat usia anak meliputi aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni. Nilai agama dan moral meliputi kemampuan mengenal nilai agama yang dianut, mengerjakan ibadah, berperilaku jujur, penolong, sopan, hormat, sportif, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mengetahui hari besar agama, menghormati, dan toleran terhadap agama orang lain.

Fisik-motorik meliputi motorik kasar mencakup kemampuan gerakan tubuh secara terkoordinasi, lentur, seimbang, lincah, lokomotor, non-lokomotor, dan mengikuti aturan, motorik halus mencakup kemampuan dan kelenturan menggunakan jari dan alat untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri dalam berbagai bentuk, dan kesehatan dan perilaku keselamatan, mencakup berat badan, tinggi badan, lingkar kepala sesuai usia serta kemampuan berperilaku hidup bersih, sehat, dan peduli terhadap keselamatannya.

Kognitif meliputi belajar dan pemecahan masalah, mencakup kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan cara fleksibel dan diterima sosial serta menerapkan pengetahuan atau pengalaman dalam konteks yang baru, berfikir logis, mencakup berbagai perbedaan, klasifikasi, pola, berinisiatif, berencana, dan mengenal sebab-akibat, dan berfikir simbolik, mencakup kemampuan mengenal, menyebutkan, dan menggunakan konsep bilangan, mengenal huruf, serta mampu merepresentasikan berbagai benda dan imajinasinya dalam bentuk gambar.

Bahasa terdiri atas memahami bahasa reseptif, mencakup kemampuan memahami cerita, perintah, aturan, menyenangi dan menghargai bacaan, mengekspresikan bahasa, mencakup kemampuan bertanya, menjawab pertanyaan, berkomunikasi secara lisan, menceritakan kembali yang diketahui, belajar bahasa pragmatik, mengekspresikan perasaan, ide, dan keinginan dalam bentuk coretan, dan keaksaraan, mencakup pemahaman terhadap hubungan bentuk dan bunyi huruf, meniru bentuk huruf, serta memahami kata dalam cerita.

Sosial-emosional meliputi kesadaran diri, terdiri atas memperlihatkan kemampuan diri, mengenal perasaan sendiri dan mengendalikan diri, serta mampu menyesuaian diri dengan orang lain, rasa tanggung jawab untuk diri dan orang lain, mencakup kemampuan mengetahui hak-haknya, mentaati aturan, mengatur diri sendiri, serta bertanggung jawab atas perilakunya untuk kebaikan sesama, dan perilaku prososial, mencakup kemampuan bermain dengan teman sebaya, memahami perasaan, merespon, berbagi, serta menghargai hak dan pendapat orang lain; bersikap kooperatif, toleran, dan berperilaku sopan.

Seni meliputi kemampuan mengeksplorasi dan mengekspresikan diri, berimajinasi dengan gerakan, musik, drama, dan beragam bidang seni lainnya (seni lukis, seni rupa, kerajinan), serta mampu mengapresiasi karya seni, gerak dan tari, serta drama.

STANDAR PROSES
Standar Proses mencakup: perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan pengawasan pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran dilakukan dengan pendekatan dan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, karakteristik anak, dan budaya lokal yang meliputi program semester (Prosem), rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM), dan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH). Perencanaan pembelajaran disusun oleh pendidik pada satuan atau program PAUD.

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui bermain secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, kontekstual dan berpusat pada anak untuk berpartisipasi aktif serta memberikan keleluasaan bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis anak. Interaktif merupakan proses pembelajaran yang mengutamakan interaksi antara anak dan anak, anak dan pendidik, serta anak dan lingkungannya. Inspiratif merupakan proses pembelajaran yang mendorong perkembangan daya imajinasi anak. Menyenangkan merupakan proses pembelajaran yang dilakukan dalam suasana bebas dan nyaman untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kontekstual merupakan proses pembelajaran yang terkait dengan tuntutan lingkungan alam dan sosial-budaya. Berpusat pada anak merupakan proses pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan karakteristik, minat, potensi, tingkat perkembangan, dan kebutuhan anak.

Pelaksanaan pembelajaran harus menerapkan prinsip kecukupan jumlah dan keragaman jenis bahan ajar serta alat permainan edukatif dengan peserta didik dan kecukupan waktu pelaksanaan pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran harian. Pelaksanaan pembelajaran mencakup kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pembukaan pembelajaran merupakan upaya mempersiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk melakukan berbagai aktivitas belajar. Kegiatan inti merupakan upaya pembelajaran yang dilakukan melalui kegiatan bermain yang memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada anak sebagai dasar pembentukan sikap, perolehan pengetahuan dan keterampilan. Kegiatan penutup merupakan upaya menggali kembali pengalaman bermain anak yang telah dilakukan dalam satu hari, serta mendorong anak mengikuti kegiatan pembelajaran berikutnya.

Evaluasi pembelajaran mencakup evaluasi proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik untuk menilai keterlaksanaan rencana pembelajaran. Evaluasi hasil pembelajaran dilaksanakan oleh pendidik dengan membandingkan antara rencana dan hasil pembelajaran. Hasil evaluasi sebagai dasar pertimbangan tindak lanjut pelaksanaan pengembangan selanjutnya.

Pengawasan pembelajaran merupakan proses penilaian dan/atau pengarahan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Pengawasan pembelajaran dilakukan dengan teknik supervisi pendidikan. Pengawasan pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan atau program PAUD terhadap Guru PAUD/Guru Pendamping/Guru Pendamping Muda secara berkala minimum satu kali dalam satu bulan.

STANDAR PENILAIAN

Standar Penilaian merupakan kriteria tentang penilaian proses dan hasil pembelajaran anak dalam rangka pemenuhan standar tingkat pencapaian perkembangan sesuai tingkat usianya. Penilaian proses dan hasil pembelajaran anak mencakup: prinsip penilaian, teknik dan instrumen penilaian, mekanisme penilaian, pelaksanaan penilaian, dan pelaporan hasil penilaian.

Prinsip penilaian mencakup prinsip edukatif, otentik, obyektif, akuntabel, dan transparan yang dilakukan secara terintegrasi, berkesinambungan, dan memiliki kebermaknaan. Prinsip edukatif merupakan penilaian yang mendorong anak meraih capaian perkembangan yang optimal. Prinsip otentik merupakan penilaian yang berorientasi pada kegiatan belajar yang berkesinambungan dan hasil belajar yang mencerminkan kemampuan anak saat melaksanakan kegiatan belajar. Prinsip objektif merupakan penilaian yang didasarkan pada indikator capaian perkembangan serta bebas dari pengaruh subjektivitas penilai dan yang dinilai. Prinsip akuntabel merupakan pelaksanaan penilaian sesuai dengan prosedur dan kriteria yang jelas, serta ditetapkan pada awal pembelajaran. Prinsip transparan merupakan penilaian prosedur dan hasil penilaian yang dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan.

Teknik penilaian sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan anak. Instrumen penilaian terdiri atas instrumen penilaian proses dalam bentuk catatan menyeluruh, catatan anekdot, rubrik dan/atau instrumen penilaian hasil kemampuan anak. Hasil akhir penilaian merupakan integrasi antara berbagai teknik dan instrumen penilaian yang digunakan.

Mekanisme penilaian terdiri atas: menyusun dan menyepakati tahap, teknik, dan instrumen penilaian serta menetapkan indikator capaian perkembangan anak, melaksanakan proses penilaian sesuai dengan tahap, teknik, dan instrumen penilaian, mendokumentasikan penilaian proses dan hasil belajar anak secara akuntabel dan transparan, dan melaporkan capaian perkembangan anak pada orang tua.

Pelaksanaan penilaian dilakukan menggunakan mekanisme yang sesuai dengan rencana penilaian. Pelaksanaan penilaian dilakukan oleh pendidik PAUD/Guru.

Pelaporan hasil penilaian berupa deskripsi capaian perkembangan anak yang berisi tentang keistimewaan anak, kemajuan dan keberhasilan anak dalam belajar, serta hal-hal penting yang memerlukan perhatian dalam pengembangan diri anak selanjutnya. Pelaporan penilaian secara tertulis sebagai bentuk laporan perkembangan belajar anak. Hasil penilaian dalam bentuk laporan perkembangan anak disampaikan kepada orang tua dalam kurun waktu semester. Hasil penilaian ditindaklanjuti dalam kegiatan berikutnya.

STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Pendidik anak usia dini merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan, melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran, serta melakukan pembimbingan, pelatihan, pengasuhan dan perlindungan. Pendidik anak usia dini terdiri atas guru PAUD, guru pendamping, dan guru pendamping muda. Tenaga kependidikan anak usia dini merupakan tenaga yang bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan dan atau program PAUD. Tenaga Kependidikan terdiri atas Pengawas TK/RA/BA, Penilik KB/ TPA/SPS, Kepala PAUD (TK/RA//BA/KB/TPA/SPS), Tenaga Administrasi, dan tenaga penunjang lainnya. Pendidik dan Tenaga Kependidikan anak usia dini memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi yang dipersyaratkan, sehat jasmani, rohani/mental, dan sosial.

Kualifikasi Akademik Guru PAUD memiliki ijazah Diploma empat (D-IV) atau Sarjana (S1) dalam bidang pendidikan anak usia dini yang diperoleh dari program studi terakreditasi atau memiliki ijazah diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) kependidikan lain yang relevan atau psikologi yang diperoleh dari program studi terakreditasi dan memiliki sertifikat Pendidikan Profesi Guru (PPG) PAUD dari perguruan tinggi yang terakreditasi.

Kompetensi Guru PAUD dikembangkan secara utuh mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

Kualifikasi Akademik Guru Pendamping memiliki ijazah D-II PGTK dari Program Studi terakreditasi, atau memiliki ijazah minimal Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat dan memiliki sertifikat pelatihan/pendidikan/kursus PAUD jenjang guru pendamping dari lembaga yang kompeten dan diakui pemerintah. Kompetensi Guru Pendamping mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

Kualifikasi akademik Guru Pendamping Muda memiliki ijazah Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat, dan memiliki sertifikat pelatihan/pendidikan/kursus PAUD jenjang pengasuh dari lembaga yang kompeten dan diakui pemerintah. Kompetensi Guru Pendamping Muda mencakup pemahaman dasar-dasar pengasuhan, keterampilan melaksanakan pengasuhan, bersikap dan berperilaku sesuai dengan kebutuhan tingkat usia anak.

Kualifikasi Akademik Pengawas atau Penilik PAUD memiliki ijazah sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) Kependidikan yang relevan dengan sistem pendidikan anak usia dini dari Perguruan Tinggi Penyelenggara Program Pendidik dan Tenaga Kependidikan, memiliki pengalaman minimum 3 (tiga) tahun sebagai guru PAUD dan minimum 2 (dua) tahun sebagai kepala satuan PAUD bagi pengawas PAUD, memiliki pengalaman minimum 5 (lima) tahun sebagai pamong belajar atau guru PAUD dan kepala satuan PAUD bagi penilik PAUD, memiliki pangkat minimum penata, golongan ruang III/c dan berstatus sebagai pegawai negeri sipil, memiliki usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun pada saat diangkat menjadi pengawas atau penilik PAUD, memiliki sertifikat lulus seleksi calon pengawas atau penilik PAUD dari lembaga yang kompeten dan diakui pemerintah, dan memiliki sertifikat pendidikan dan pelatihan fungsional pengawas atau penilik dari lembaga pemerintah yang kompeten dan diakui.

Kompetensi pengawas atau penilik PAUD mencakup kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi supervisi manajerial, kompetensi penelitian dan pengembangan, kompetensi supervisi akademik, dan kompetensi evaluasi pendidikan.
Kualifikasi Akademik Kepala TK/RA/BA dan sejenis lainnya memiliki kualifikasi akademik sebagaimana yang dipersyaratkan pada kualifikasi guru, memiliki usia paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun pada saat diangkat menjadi kepala PAUD, memiliki pengalaman minimum 3 (tiga) tahun sebagai guru PAUD, memiliki pangkat/golongan minimum Penata Muda Tingkat I, (III/b) bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada satuan atau program PAUD dan bagi non-PNS disetarakan dengan golongan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang, memiliki sertifikat lulus seleksi calon Kepala PAUD dari lembaga yang kompeten dan diakui pemerintah.

Kualifikasi Akademik Kepala KB/TPA/SPS memiliki kualifikasi akademik sebagaimana dipersyaratkan pada kualifikasi guru pendamping, memiliki usia paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun pada saat diangkat sebagai kepala PAUD, memiliki pengalaman mengajar minimum 3 (tiga) tahun sebagai guru pendamping, memiliki sertifikat lulus seleksi calon kepala KB/TPA/SPS dari lembaga pemerintah yang kompeten, dan memiliki sertifikat pendidikan dan pelatihan Kepala Satuan PAUD dari lembaga yang kompeten dan diakui pemerintah.
Kompetensi Kepala lembaga PAUD mencakup kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, dan kompetensi supervisi. Kualifikasi akademik tenaga administrasi PAUD memiliki ijazah minimum Sekolah Menegah Atas (SMA). Kompetensi tenaga administrasi satuan atau program PAUD memenuhi kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi manajerial.

STANDAR SARANA DAN PRASARANA

Sarana dan prasarana merupakan perlengkapan dalam penyelenggaraan dan pengelolaan kegiatan pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan anak usia dini. Pengadaan sarana dan prasarana perlu disesuaikan dengan jumlah anak, usia, lingkungan sosial dan budaya lokal, serta jenis layanan. Prinsip pengadaan sarana prasarana meliputi aman, bersih, sehat, nyaman, dan indah, sesuai dengan tingkat perkembangan anak, memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada di lingkungan sekitar, dan benda lainnya yang layak pakai serta tidak membahayakan kesehatan anak. Persyaratan sarana prasarana terdiri atas:

TK/RA/BA dan sejenisnya dengan persyaratan, meliputi memiliki luas lahan minimal 300 m2 (untuk bangunan dan halaman), memiliki ruang kegiatan anak yang aman dan sehat dengan rasio minimal 3 m2 per-anak dan tersedia fasilitas cuci tangan dengan air bersih, memiliki ruang guru, memiliki ruang kepala, memiliki ruang tempat UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dengan kelengkapan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), memiliki jamban dengan air bersih yang mudah dijangkau oleh anak dengan pengawasan guru, memiliki ruang lainnya yang relevan dengan kebutuhan kegiatan anak, memiliki alat permainan edukatif yang aman dan sehat bagi anak yang sesuai dengan SNI (Standar Nasional Indonesia), memiliki fasilitas bermain di dalam maupun di luar ruangan yang aman dan sehat, dan memiliki tempat sampah yang tertutup dan tidak tercemar, dikelola setiap hari.

Kelompok Bermain (KB) meliputi memiliki jumlah ruang dan luas lahan disesuaikan dengan jumlah anak, luas minimal 3 m2 per-anak, memiliki ruang dan fasilitas untuk melakukan aktivitas anak di dalam dan di luar dapat mengembangkan tingkat pencapain perkembangan anak, memiliki fasilitas cuci tangan dan kamar mandi/jamban yang mudah dijangkau oleh anak yang memenuhi persyaratan dan mudah bagi guru dalam melakukan pengawasan, dan memiliki tempat sampah yang tertutup dan tidak tercemar.

Taman Penitipan Anak (TPA), meliputi memiliki jumlah ruang dan luas lahan disesuaikan dengan jumlah anak, luas minimal 3 m2 per anak, memiliki ruangan untuk melakukan aktivitas anak di dalam dan luar, memiliki fasilitas cuci tangan dengan air bersih, memiliki kamar mandi/jamban dengan air bersih yang cukup, aman dan sehat bagi anak serta mudah bagi melakukan pengawasan, memiliki fasilitas permainan di dalam dan di luar ruangan yang aman dan sehat, memiliki fasilitas ruang untuk tidur, makan, mandi, yang aman dan sehat, memiliki tempat sampah yang tertutup dan tidak tercemar, memiliki akses dengan fasilitas layanan kesehatan seperti rumah sakit ataupun puskesmas, dan PAUD kelompok usia lahir-2 tahun, memiliki ruang pemberian ASI yang nyaman dan sehat.

Satuan PAUD Sejenis (SPS) meliputi memiliki jumlah ruang dan luas lahan disesuaikan dengan jumlah anak, luas minimal 3 m2 per anak, memiliki ruangan untuk melakukan aktivitas anak didik di dalam dan luar, memiliki fasilitas cuci tangan dengan air bersih, memiliki kamar mandi/jamban yang mudah dijangkau oleh anak dengan air bersih yang cukup, aman dan sehat bagi anak, dan mudah bagi guru melakukan pengawasan, memiliki fasilitas permainan di dalam dan di luar ruangan yang aman dan sehat, memiliki tempat sampah yang tertutup dan tidak tercemar.

STANDAR PENGELOLAAN

Standar pengelolaan PAUD merupakan pelaksanaan yang mengacu pada standar isi, proses, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, serta pembiayaan. Standar Pengelolaan Pendidikan Anak Usia meliputi perencanaan program, pengorganisasian, pelaksanaan rencana kerja, dan pengawasan.

Perencanaan program merupakan penyusunan kegiatan lembaga PAUD dalam mencapai visi, misi, tujuan lembaga. Setiap satuan atau program memiliki kurikulum, kalender pendidikan, struktur organisasi, tata tertib, dan kode etik. Pengorganisasian merupakan pengaturan seluruh komponen untuk mencapai tujuan. Pelaksanaan rencana kegiatan merupakan kegiatan pelaksanaan program kerja yang sudah direncanakan. Pengawasan meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan guna menjamin terpenuhinya hak dan kebutuhan anak serta kesinambungan program PAUD.

Pelaksanaan Program PAUD merupakan integrasi dari layanan pendidikan, pengasuhan, perlindungan, kesehatan dan gizi yang diselenggarakan dalam bentuk satuan atau program Taman Kanak-kanak (TK)/ Raudatul Athfal (RA), Bustanul Athfal (BA), Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), dan Satuan PAUD Sejenis (SPS).

Kegiatan layanan PAUD meliputi jenis layanan, waktu kegiatan, frekuensi pertemuan, rasio guru dan anak. Jenis layanan terdiri atas usia lahir - 2 tahun dapat melalui TPA dan atau SPS, usia 2 - 4 tahun dapat melalui TPA, KB dan atau SPS, dan usia 4 - 6 tahun dapat melalui KB, TK/RA/BA, TPA, dan atau SPS.

Waktu kegiatan sesuai usia dan frekuensi pertemuan terdiri atas Usia Lahir-2 tahun: satu kali pertemuan minimal 120 menit, dengan melibatkan orang tua, dan frekuensi pertemuan minimal satu kali per minggu. Usia 2-4 tahun: satu kali pertemuan minimal 180 menit dan frekuensi pertemuan minimal dua kali per minggu. Usia 4-6 Tahun: satu kali pertemuan minimal 180 menit dan frekuensi pertemuan minimal lima kali per minggu.

Rasio guru dan anak didik sterdiri atas Usia Lahir-2 tahun: rasio guru dan anak 1: 4. Usia 2-4 tahun: rasio guru dan anak 1: 8. Usia 4-6 Tahun: rasio guru dan anak 1:15.

STANDAR PEMBIAYAAN
Komponen pembiayaan meliputi biaya operasional dan biaya personal. Biaya operasional digunakan untuk gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta tunjangan yang melekat, penyelenggaraan program pembelajaran, pengadaan dan pemeliharaan sarana-prasarana, serta pengembangan SDM. Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang dikeluarkan untuk anak dalam mengikuti proses pembelajaran. Biaya operasional dan personal dapat berasal dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, yayasan, partisipasi masyarakat, dan atau pihak lain yang tidak mengikat. Pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan lembaga PAUD disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan.

Sabtu, 31 Januari 2015

KEGIATAN MEMBUAT DAN MEMAINKAN WAYANG DARI KARDUS UNTUK PAUD

    Sabtu, Januari 31, 2015  
Kegiatan membuat dan memainkan wayang kardus ini dapat diterapkan pada anak didik de kelompok Bemain dan TK Kelompok Pada Tema SENI

Adapun bentuk kegiatannya adalah :
Kegiatan membuat dan memainkan wayang dari kardus baik secara individual maupun kelompok. Ini bisa dilaksanakan secara terintegrasi pada kegiatan Pembukaan, Inti maupun Penutup.


1. Membuat wayang kardus
 
Bahan:
  • Kardus bekas tebal dan tipis (anak diminta membawa bahan dari rumah).
  • Pastel.
  • Cat Sablon
  • Cat Asturo
  • Cat Tembok
  • Bambu untuk gapit/tangkai wayang
Cara membuat:
  • Anak dibimbing untuk memilih kardus bekas yang bisa dimanfaatkan, kemudian merapikan dan meluruskannya sehingga siap untuk dijadikan media untuk melukis.
  • Anak diberi kesempatan membuat wayang dengan gambar bebas.
  • Pewarnaan dengan cat pilihan anak sendiri
  • digunting sendiri untuk kardus yang tipis.
  • Dibantu guru pendidik untuk menggunting kardus yang tebal
  • Guru membimbing memasang gapit.
  • Pada tahap lanjutan, anak memasang sendiri gapit yang sudah disediakan pada wayang buatannya yang sudah jadi.

2. Memainkan wayang kardus
  • Guru menyediakan kain blacu 2,5 x 1,5 meter (atau ukuran lain yang disesuaikan dengan kondisi) untuk layar selayaknnya wayang kulit untuk wayang kardus.
  • Konstruksi kayu untuk memasang layar.
  • Batang pisang atau bahan lain yang bisa dipakai untuk menancapkan wayang.
  • Anak-anak mengatur sendiri tokoh yang akan dimainkan dan memasang sendiri. tokoh-tokoh tersebut pada batang pisang yang disediakan.
  • Beberapa anak diminta berimprovisasi memainkan wayang selayaknya dalang dalam pagelaran wayang kulit, dengan latar belakang layang, yang lain mengiringi dengan alat musik atau tetabuhan mulut atau alat-alat yang ada.

Standar Penilaian

 
Penilaian dilakukan dengan mengukur lima karakteristik kreativitas, yakni:
1. Kelancaran
2. Kelenturan
3. Keaslian
4. Elaborasi
5. Keuletan dan kesabaran.

Kelanjutan penilaian dilakukan setiap hari. Bagi anak yang hasil belajarnya kurang diberi nilai (bulatan kosong). Bagi anak yang hasil belajarnya sangat baik diberi nilai (bulatan isi). Bagi anak didik yang hasil belajarnya baik diberi nilai (check list).

Sumber : Nurti Wijayati, Pemanfaatan Kardus Bekas sebagai alat Permainan..." Jurnal Ilmiah Visi edisi Vol.1 No.2. 2009.

Sabtu, 10 Januari 2015

TIPS MEMBUAT SEDERHANA PUZZEL HURUP HIJAIYYAH

    Sabtu, Januari 10, 2015  
Dimana ya?... sudah dicari-cari kemana2 engga ketemu juga puzzel huruf hijayahnya, padahal besok mau dipake buat sentra Imtaq di TK A.

Ibu Ani, bunda di TK Tunas Bangsa...akhirnya pergi kepasar buat membeli puzzel baru, tetapi setelah kesana kemari tidak ada yang jual puzzel besar, di sana yang dijual cuma puzzel murah dengan kepingan-kepingan kecil yang pastinya terlalu rumit untuk anak TK A. Tapi dari pada tidak ada dan besok anak-anak tidak bisa bermain, untuk sementara lebih baik dibeli yang ada aja. 

Nah tips nya untuk mendapatkan kepingan yang besar dan mengurangi faktor kesulitan, dan biar cocok untuk anak Usia TK A. Maka dua kepingan digabungkan jadi satu dengan menggunakan slotipe/ plester transfaran. Jadi Puzzel murah sederhana yang sangat kecil kepingannya, dapat dibikin besar dengan menyatukan dua atau tiga huruf hijaiyah dalam satu kepingan seperti di bawah ini :




Demikian bunda...semoga tips ini bermanfaat...wassallam..

Sabtu, 27 Desember 2014

MEREMAS AWAL UNTUK ANAK BELAJAR MENULIS

    Sabtu, Desember 27, 2014  
Bunda, ketika anak pertama kali belajar memegang benda, dan meremas plastik misalnya adalah awal tanda-tanda anak belajar untuk memasuki tahapan menulis. Biarkan dan bantu anak dengan memberikan permainan yang mendukung kegiatan meremas untuk anak. Berikan sesuatu yang mengandung unsur pengenalan panca indra anak, misalnya benda yang mengandung tektur yang baik, berbunyi dan merangsang rasa ingin tahu anak.

Perkembangan motorik halus anak yang sudah mulai berkembang dapat dibantu dengan stimulus dari permainan sederhana, berupa barang-barang sederhana tapi aman untuk anak. Berikut beberapa benda yang dapat diberikan pada anak yang memasuki tahapan meremas ini seperti :
- Kantong Plastik, plastik es
- Kain lembut, kain planel
- Benang wol
- kertas  tipis
- dll

Selain bahan-bahan sederhana di atas, bisa juga anak diberikan mainan yang memang sudah diproduksi pabrikan dan ada dipasaran yang dijual khusus untuk permainan anak usia dini.

Intinya berikan anak kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengembangkan pengalaman dalam mengeksplorasi pengalaman main meremas ini. Hingga anak semakin terampil dan mudah untuk memasuki tahapan menulis selanjutnya.

Demikian bunda, tulisan paud- anakbermain belajar ini, semoga bermanfaat. terimakasih ya..wassalam..

Minggu, 21 Desember 2014

MODEL JARING LABA-LABA (WEBBED) DALAM PEMBELAJARAN TERPADU TK-PAUD

    Minggu, Desember 21, 2014  
Bunda--sekalian, Model jaring laba-laba "Webbed", merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik sebagai pusat pembelajaran yang dijabarkan dalam beberapa kegiatan dan/bidang pengembangan. Istilah ‘jaring laba-laba’ digunakan untuk nama model ini karena bentuk rancangannya memang seperti jala atau jaring yang dibuat oleh laba-laba, dengan tema yang dibicarakan sebagai pusat atau laba-labanya.

Model webbed merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai dasar pembelajaran. Model pembelajaran ini memadukan multi disiplin ilmu atau berbagai mata pelajaran yang diikat oleh satu tema (Robin F.1991). Pada dasarnya menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Dalam Pembelajaran di PAUD, tema yang ditetapkan dapat dipilih antara guru dengan anak didik atau sesama guru atau anak didik sendiri. Setelah tema telah disepakati maka dilanjutkan dengan pemilihan sub-sub tema dengan memperhatikan kaitannya dengan matapelajaran yang lain.

Dari sub-sub tema ini direncanakan aktivitas pembelajaran yang harus dilakukan anak didik. keuntungan dari model pembelajaran terpadu ini bagi anak didik adalah diperolehnya pandangan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari ilmu pengetahuan yang berbeda. Contoh: anak didik dan guru memnentukan tema misalnya binatang, maka guru mengajarkan tema binatang itu ke dalam sub-sub tema misalnya binatang ait, Binatang darat, binatang terbang, binatang melata, binatang mamalia dll.

KELEBIHAN DAN KETERBATASAN MODEL JARING LABA-LABA

Beberapa kelebihan dari model jaring laba-laba ini adalah sebagai berikut:
  1. Model ini juga memudahkan anak untuk melihat berbagai kegiatan atau berbagai gagasan yang berbeda, namun saling terkait dalam satu tema.
  2. Model jaring laba-laba relatif mudah dilakukan para guru, termasuk guru TK pemula.
  3. Model ini mempermudah perencanaan kerja tim karena semua anggota tim (guru) sebagai pengembang dapat bekerja sama untuk mengembangkan semua bidang/aspek pengembangan melalui satu tema saja sehingga tidak terjadi ketumpang tindihan dalam materi pembelajaran.
  4. Pendekatan tematik memberikan kejelasan ‘payung’ yang akan memotivasi anak maupun guru.
  5. Ada kekuatan motivasi yang berasal dari proses penentuan tema yang diminati oleh anak-anak.

Sedangkan keterbatasan model jaring laba-laba adalah sebagai berikut :
  1. Cukup sulit dalam memilih dan menentukan tema
  2. Guru cenderung merumuskan tema yang dangkal, kurang dieksplorasi atau digali lebih dalam.
  3. Guru tetap harus dapat memenuhi misi kurikulum baku..
  4. Sering kali guru lebih memperhatikan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dari pada pengembangan konsep.

Pembelajaran melalui pendekatan tematis seperti ini memang sangat sesuai untuk anak TK karena anak usia TK masih berpikir secara holistik, belum terperinci per bagian.
Jadi kekuatan pembelajaran dengan pendekatan tema secara umum adalah sebagai berikut :
  1. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak
  2. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak
  3. Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna
  4. Mengembangkan keterampilan berfikir dengan mencoba memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi
  5. Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama, bertoleransi, berkomunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

RANCANGAN PEMBELAJARAN TERPADU DI TK DENGAN MODEL JARING LABA-LABA (WEBBED)

Langkah awal dalam membuat rancangan pembelajaran model apapun terlebih dahulu harus mempelajari kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator pada setiap kelompok

usia TK. Kompetensi inilah yang nanti akan menjadi acuan dalam pembelajaran, dengan pemilihan tema dan kegiatan yang sesuai.

A. MENGIDENTIFIKASI TEMA DAN SUB TEMA DAN MEMETAKANNYA

Tema memegang peranan penting dalam kegiatan pembelajaran di TK, yaitu untuk :
  1. Memudahkan anak memutuskan perhatian pada satu tema atau topik tertentu
  2. Memudahkan anak mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai bidang pengembangan dalam tema yang sama
  3. Meningkatkan pemahaman terhadap materi sehingga lebih mendalam dan berkesan
  4. Mengembangkan berbagai kompetensi bahasa dengan dengan lebih baik, dengan mengaitkan aspek pengembangan lain dan pengalaman pribadi anak
  5. Anak lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas
  6. Meningkatkan gairah belajar anak karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi yang nyata, misalnya bertanya, bercerita, menulis deskripsi, menulis surat untukmengembangkan kemampuan berbahasa sekaligus bidang pengembangan lain
  7. Efisiensi waktu karena bidang pengembangan yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga kali pertemuan. Waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan atau pengayaan.

Agar tema dapat berperan dengan optimal, guru perlu memperhatikan rambu-rambu dalam pembelajaran berdasarkan tema atau pembelajaran tematis, yaitu sebagai berikut :
  1. Pembelajaran tematis dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna dan utuh
  2. Dalam pelaksanaannya perlu mempertimbangkan alokasi waktu setiap tema dan banyak sedikitnya bahan yang ada di lingkungan sekitar.
  3. Tema dipilih mulai dari lingkungan yang terdekat dengan anak
  4. Tema yang dihubungkan dengan hari-hari besar atau  istimewa, misalnya hari kemerdekaan, hari ibu, hari anak.

Selain itu, pemilihan tema yang akan digunakan dalam pembelajaran di TK dapat dikembangkan dengan memperhatikan berbagai kriteria, yaitu tema tersebut disesuaikan dengan :
1. Minat anak
2. Minat guru
3. Kebutuhan anak
4. Hari besar nasional atau hari istimewa
5. Kurikulum sekolah

B. MENGIDENTIFIKASI INDIKATOR PADA SETIAP KOMPETENSI BIDANG PENGEMBANGAN MELALUI TEMA DAN SUBTEMA

Setelah menentukan jaring tema maka langkah selanjutnya adalah mengindentifikasi indikator pada berbagai bidang pengembangan yang disesuaikan dengan jaring tema yang

telah di buat. Namun, apabila ada indikator yang cukup sulit disesuaikan dengan jaring tema yang ada, kita tidak perlu memaksakan diri. Sebaliknya yang lebih diutamakan adalah tercapainya kemampuan tersebut, bukan keterlaksanaan jaring tema.

C. MENENTUKAN KEGIATAN PADA SETIAP BIDAN PENGEMBANGAN DENGAN MENGACU PADA INDIKATOR YANG AKAN DICAPAI DAN SUBTEMA YANG DIPILIH

Pada langkah ini, dari setiap indikator yang telah ditentukan perlu dipikirkan kegiatan yang sesuai dengan tema dan subtema.

D. MENYUSUN RENCANA KEGIATAN MINGGUAN

Setelah kegiatan tersusun, selanjutnya kita perlu membuat rencana kegiatan pembelajaran untuk satu minggu yang biasanya disebut dengan Satuan Kegiatan Mingguan (SKM).
Model SKM yang biasanya di TK ada dua macam, yaitu dilihat dari sisi bentuk bagannya, dapat digunakan bentuk webbed atau bentuk matrik. Sedang dari sisi pengorganisasian kelasnya, terdapat model pembelajaran kelompok dan model pembelajaran berdasarkan minat.
Untuk SKM bentuk webbed  dengan model pembelajaran kelompok, bagannya bisa berupa jaring seperti pada langkah ke-3, dengan asumsi jaring tersebut akan dilaksanakan dalam 1 minggu.
SKM model pembelajaran kelompok ini dapat juga langsung ditampilkan dalam bentuk jaring per hari. Pada SKM bentuk ini, setiap bidang pengembangan, yaitu perilaku, bahasa, kognitif, fisik/motorik dan seni diusahakan dibagi secara merata dalam jumlah hari belajar.

E. MENYUSUN RENCANA KEGIATAN HARIAN

Setelah SKM disusun, selanjutnya kita perlu menjabarkannya dalam rencana kegiatan harian, yang biasanya disebut dengan Satuan Kegiatan Harian (SKH).

SKH terdiri dari dua model yang dapat digunakan, yaitu bentuk webbed dan bentuk matrik. Kelebihan SKH bentuk webbed adalah kita dengan mudah dapat melihat jenis kegiatan dalam satu hari secara keseluruhan, sedangkan kekurangannya adalah tahap demi tahap kegiatan sejak pembukaan sampai dengan penutup tidak akan terlihat. Sebaliknya, SKH bentuk matriks memudahkan untuk melihat tahap-tahap kegiatan dari pembukaan sampai dengan penutup, juga alat dan sumber belajar diperlukan, tetapi membutuhkan waktu cukup lama untuk membuatnya.

Demikian model jaring laba-laba (Webbed) dalam Pembelajaran terpadu TK dan PAUD, semoga bermanfaat, terimakasih.

Sumber: dirangkum dari berbagai sumber !!

Jumat, 19 Desember 2014

KOMPETENSI PENGAWAS KEPALA DAN TENAGA ADMINISTRASI PAUD 2014

    Jumat, Desember 19, 2014  
Dalam Permendikbud No. 137 Tahun 2014 (Lampiran 3) tentang Kompetensi Pengawas, Kepala, Tenaga Adm PAUD, Kompetensi pengawas atau penilik PAUD mencakup kompetensi-kompetensi seperti; Kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi supervisi manajerial, kompetensi penelitian dan pengembangan, kompetensi supervisi akademik, dan kompetensi evaluasi pendidikan. Kompetensi Kepala PAUD mencakup kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, dan kompetensi supervisi. Sedangkan Kompetensi Tenaga Administrasi PAUD memenuhi kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi manajerial. Lebih jelasnya tentang Kompetensi Kompetensi Pengawas, Kepala dan Tenaga Administrasi PAUD, secara lebih rinci dapat dilihat dalam uraian sebagai berikut:

KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD

A. Kompetensi Kepribadian
Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan bagi masyarakat dan pemangku kepentingan (stakeholder) pendidikan
Menunjukkan tanggung jawab dan komitmen dalam melaksanakan tugas profesinya sebagai penilik
Menunjukkan kreativitas dalam bekerja dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan tugas-tugas penilik
Menunjukkan rasa ingin tahu akan hal-hal baru tentang pendidikan dan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang menunjang tugas pokok dan tanggungjawabnya
Menunjukkan motivasi dan etos kerja yang menggambarkan perubahan pola pikir (mindset) dalam peningkatan mutu pendidikan

B. Kompetensi Sosial
Memahami karakteristik sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat setempat
Mampu bekerja sama dengan berbagai pihak dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi penilik
Mampu berperan serta dalam kegiatan organisasi profesi penilik dan organisasi profesi lainnya
Memiliki kepekaan terhadap berbagai masalah yang terjadi pada masyarakat setempat
Menguasai masalah sosial kemasyarakatan dan cara pemecahannya

C. Kompetensi Supervisi Manajerial
Menguasai fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam penyelenggaraan satuan/program PAUD
Menguasai konsep, prinsip, metode dan teknik supervisi pendidikan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan satuan/program PAUD
Menguasai teknik penyusunan rancangan dan pelaksanaan pengendalian mutu dan evaluasi dampak program PAUD
Menguasai metode dan instrumen kerja untuk melaksanakan tugas pengendalian mutu dan evaluasi dampak program PAUD
Membina pendidik dan tenaga kependidikan pada satuan/pogram PAUD berdasarkan prinsip-prinsip manajemen supervisi
Memahami pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan dan memanfaatkan hasilnya untuk membantu sekolah dalam mempersiapkan evaluasi diri sekolah, akreditasi sekolah dan peningkatan mutu sekolah
Menganalisis data hasil supervisi manajerial secara komprehensif
Menyusun laporan hasil supervisi manajerial secara komprehensif dan bermakna
Mengomunikasikan hasil supervisi manajerial kepada kepala sekolah dalam rangka peningkatan mutu manajemen sekolah

D. Kompetensi Penelitian dan Pengembangan
Menerapkan pendekatan, metode, jenis dan prosedur penelitian untuk mengembangkan program PAUD
Menentukan masalah yang penting untuk diteliti terkait dengan tugas kepengawasan dan pengembangan karir sebagai penilik
Menyusun karya tulis ilmiah berbasis penelitian dan non-penelitian bidang PAUD
Menerapkan langkah dan prosedur pelaksanaan penelitian tindakan
Menerapkan teknik penyusunan buku ajar, pedoman, dan petunjuk teknis untuk pelaksanaan pengendalian mutu satuan/program PAUD
Memanfaatkan hasil penelitian untuk pengembangan satuan/program PAUD
Membimbing kepala sekolah dan guru melakukan penelitian tindakan sekolah dan tindakan kelas serta publikasinya

E. Kompetensi Supervisi Akademik
Menganalisis konsep, prinsip dasar, dan teori perkembangan anak usia dini
Menganalisis konsep, prinsip dasar, metode dan teknik pengasuhan, pembelajaran, perlindungan anak usia dini
Membimbing pendidik PAUD dalam menyusun rencana kegiatan dalam pembelajaran
Membimbing pendidik PAUD dalam melaksanakan pengasuhan, pembelajaran, perlindungan anak usia dini
Membimbing pendidik PAUD dalam memilih, menggunakan dan mengembangkan alat permainan edukatif, media pembelajaran dan teknologi informasi untuk melaksanakan kegiatan pengasuhan, pembelajaran, perlindungan anak usia dini
Menganalisis hasil supervisi akademik secara komprehensif
Menyusun laporan hasil supervisi akademik secara komprehensif
Mengomunikasikan hasil supervisi akademik kepada guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran

F. Kompetensi Evaluasi Pendidikan
Menerapkan konsep dan prinsip-prinsip penilaian pendidikan dan aplikasinya dalam satuan/program PAUD
Mengembangkan instrumen penilaian kegiatan anak usia dini
Memantau pelaksanaan pembelajaran dan menganalisis hasilnya untuk meningkatkan mutu satuan/program PAUD
Membimbing pendidik dan tenaga kependidikan PAUD dalam memanfaatkan hasil penilaian kinerja untuk peningkatan mutu pembelajaran
Mengevaluasi kinerja satuan pendidikan PAUD untuk melakukan pembinaan lebih lanjut

KOMPETENSI KEPALA PAUD
A. Kompetensi Kepribadian
Menunjukkan akhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi warga di satuan/program PAUD
Menunjukkan integritas kepribadian sebagai pemimpin
Menunjukkan keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala PAUD
Menunjukkan sikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi
Menunjukkan pengendalian diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala PAUD
Menunjukkan bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan

B. Kompetensi Manajerial
Menyusun perencanaan satuan/program PAUD untuk berbagai tingkatan perencanaan
Mengembangkan organisasi satuan/program PAUD sesuai dengan kebutuhan
Memimpin satuan/program PAUD dalam pendayagunaan sumber daya nya secara optimal
Mengelola perubahan dan pengembangan lembaga menuju organisasi pembelajaran yang efektif
Menciptakan budaya dan iklim satuan/program PAUD yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran anak usia dini
Mengelola guru dan tenaga administrasi satuan/program PAUD dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal

C. Kompetensi Sosial
Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal
Mengelola hubungan satuan/program PAUD dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/madrasah
Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional
Mengelola keuangan satuan/program PAUD sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien
Mengelola ketatausahaan satuan/program PAUD dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah
Mengelola unit layanan khusus satuan/program PAUD dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah
Mengelola sistem informasi satuan/program PAUD dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan
Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen satuan/program PAUD
Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/ madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya
Menyelesaikan konflik internal secara bijaksana

C. Kompetensi Kewirausahaan
Melakukan inovasi yang berguna bagi pengembangan satuan/program PAUD
Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan satuan/program PAUD sebagai organisasi pembelajar yang efektif
Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah
Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi satuan/program PAUD
Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa satuan/program PAUD sebagai sumber belajar bagi anak usia dini
Kreatif mengembangkan usaha lembaga PAUD
Terampil memanfaatkan jejaring kemitraan
Memberdayakan potensi warga di sekitar satuan/program PAUD

D. Kompetensi Supervisi
Merencanakan program supervisi akademik
Merencanakan program supervisi manajerial
Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru PAUD
Melaksanakan supervisi manajerial terhadap tenaga administrasi sekolah
Menyusun laporan hasil supervisi akademik
Menyusun laporan hasil supervisi manajerial
Melakukan pembinaan berdasarkan hasil supervisi akademik guru untuk peningkatan profesionalisme
Melakukan pembinaan berdasarkan hasil supervisi manajerial tenaga administrasi sekolah untuk peningkatan kinerja

E. Kompetensi Sosial
Bekerja sama dengan pemangku kepentingan (stakeholder) satuan/program PAUD
Menunjukkan partisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan
Memprakarsai kegiatan yang mencerminkan kepekaan sosial
Peduli terhadap kebutuhan warga satuan/program PAUD
Melestarikan dan memberdayakan lingkungan satuan/program PAUD
Berkomunikasi secara santun dan efektif
Menunjukkan empati kepada sesama warga satuan/program PAUD

KOMPETENSI TENAGA ADMINISTRASI PAUD

A. Kompetensi Kepribadian
Berakhlak mulia
Bersikap terbuka
Tekun dan ulet
Jujur dan bertanggung jawab
Bertindak konsisten dengannilai dan keyakinannya
Bertindak secara tepat
Memiliki etos kerja
Melakukan evaluasi diri

B. Kompetensi Profesional
Mengaplikasikan teknologi informasi dalam sistem administrasi pendidikan
Mendokumentasi data kelembagaan dengan menggunakan berbagai media
Memberi pelayanan administratif kepada pendidik dan tenaga kependidikan, serta orang tua peserta didik
Mengelola sarana dan prasarana satuan/program PAUD secara optimal
Memperlancar administrasi penerimaan peserta didik dan pengelompokkan peserta didik
Mengelola keuangan sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien
Mengelola ketatausahaan untuk mendukung pencapaian tujuan
Melindungi anak dari kekerasan

C. Kompetensi Sosial
Menjalin kerjasama dengan seluruh pendidik dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan
Memberi layanan administratif dan informasi kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah
Bersikap transparan, terbuka, dan ramah dalam memberikan pelayanan
Memiliki kepekaan sosial
Bekerjasama dengan berbagai pihak untuk kepentingan satuan/program PAUD
Mengambil peluang untuk mengelola satuan/program PAUD secara berkesinambungan

D. Kompetensi Manajerial
Merencanakan program ketatausahaan secara mingguan, bulanan, dan tahunan
Melaksanakan program kerja secara terencana, rapi, dan terarsipkan Membuat laporan kegiatan administrasi bulanan dan tahunan
Mengelola dan mengembangkan satuan/program PAUD dalam pelayanan pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan
Mengkoordinasi pendidik dan tenaga kependidikan lain dalam menjalankan tugas
Mengelola sarana dan prasarana sebagai aset lembaga.

Sumber : Permendikbud No. 137 Tahun 2014 (Lampiran 3).

KURIKULUM 2013 KURIKULUM BARU PAUD 160-137-146--2014

    Jumat, Desember 19, 2014  
Bunda sekalian, sudah siapkan untuk melanjutkan pada perubahan baru, dengan kurikulum baru dan peraturan baru, mari kita lanjutkan dan ikuti hal-hal baru seperti di bawah ini :

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160 TAHUN 2014

Pasal 7
Satuan pendidikan anak usia dini melaksanakan Kurikulum 2013 sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 Desember 2014
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

ANIES BASWEDAN

Keterangan: Peraturan perundangundangan yang dimaksud adalah:

1. Permendikbud No.137 Tahun 2014 (Standar Nasional PAUD)
2. Permendikbud No.146 Tahun 2014 (Kurikulum 2013 PAUD)

Download:
Permendikbud No.137 Tahun 2014 (Standar Nasional PAUD) di sini !! atau Lihat di sini !!
Permendikbud No.146 Tahun 2014 (Kurikulum 2013 PAUD) di sini !!  atau Lihat di sini !!

Kompetensi  Kompetensi Pengawas, Kepala, Tenaga Adm PAUD, dalam
Permendikbud No. 137 Tahun 2014 (Lampiran 3) . dapat dilihat di sini !!

Kamis, 18 Desember 2014

JENIS-JENIS PERENCANAAN DI TK TAMAN KANAK-KANAK

    Kamis, Desember 18, 2014  
Pembelajaran TK Taman-kanak-kanak Pembina
Ada beberapa macam bentuk perencanaan pembelajaran yang harus disusun dan dilakukan di TK- Taman Kanak-kanak, yaitu :

1. Perencanaan Tahunan dan Semester
Setiap awal melaksanakan kegiatan pembelajaran di TK ada perencanaan yang harus dilaksanakan setiap tahun dan semester. Dalam perencanaan tahunan sudah ditetapkan dan disusun kemampuan, keterampilan dan pembiasaan-pembiasaan yang diharapkan tercapai untuk satu tahun. Selain itu juga memuat tema-tema yang telah disesuaikan denga aspek-aspek perkembangan dan minat anak. Contohnya dapat dilihat pada halaman berikutnya.

2. Program Semester
Program semester ini adalah program tahunan yang dibagi ke dalam 2 semester sebagai acuan untuk menentukan SKM dan SKH yang akan diterapkan di lembaga TK masing-masing.

3. Satuan Kegiatan Mingguan (Perencanaan Mingguan)
Satuan kegiatan mingguan berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai kemampuan-kemampuan yang telah direncanakan untuk satu mingguan sesuai dengan tema minggu itu. Penjabaran tema dari kurikulum yang telah ditentukan di bagi dalam satuan mingguan yang harus dicapai ketuntasannya.

4. Satuan Kegiatan Harian (Perencanaan Harian)
Satuan kegiatan harian atau perencanaan harian merupakan perencanaan pembelajaran untuk setiap hari dibuat oleh guru, dijabarkan dari SKM. Satuan Kegiatan Harian, merupakan acuan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam Perencanaan harian terdapat implikasi dari penjabaran Indikator dan pencapaian kompetensi terntu untuk anak dan guru pendidik.

Demikian ringkasan Jenis-jenis perencanaan di TK Taman-kanak-kanak, semoga bermanfaat. terimakasih.

Sabtu, 13 Desember 2014

PENGERTIAN DAN MANFAAT MAIN SENSORIMOTOR

    Sabtu, Desember 13, 2014  
Pengertian Main Sensorimotor
 
Main Sensorimotor adalah kegiatan dimana anak-anak bermain dengan menggunakan seluruh panca indra mereka. Pada tahap ini anak-anak mendapat kesempatan untuk berhubungan dengan alat, orang maupun lingkungan yang ada disekitarnya.

Kegiatan main sensorimotor nampak jelas pada anak yang baru lahir sampai usai 2 tahun, dimana anak mendapat pengalaman belajar melalui alat indera mereka. Misalnya memasukan buku ke dalam mulut, menendang menarik sesuatu.

Kegiatan main sensorimotor, pada usia 3-6 tahun dapat dijumpai di semua kegiatan main yang ditata di sentra-sentra. Selama anak berhubungan dengan kegiatan yang melibatkan seluruh indera, misalnya dengan main mengosongkan, mengisi, menendang, maka anak sedang dalam tahap menguatkan panca indra.

Bila seluruh indera bekerja secara maksimal maka anak akan mampu menyerap seluruh informasi yang berguna untuk mengoptimalkan potensi dalam dirinya.

Tujuan Main Sensorimotor

Main sensorimotor bertujuan untuk memberikan rangsangan secara terus menerus melalui kegiatan bermain yang melibatkan panca indra agar potensi anak bekembang secara optimal.

Pengalaman Main Sensorimotor

Pengalaman main sensorimotor dapat terpenuhi bila :
  1. Anak diberi kesempatan untuk berhubungan dengan bermacam-macam bahan dan alat permainan, baik di dalam maupun di luar ruangan
  2. Anak diberi kesempatan bergerak bebas, bermain di halaman atau di lantai atau ditempat yang aman dan nyaman.
  3. Memberi kesempatan pada anak untuk berhubungan dengan banyak tekstur (permukaan halus-kasar, licin-kesat dan lain-lain).

Manfaat Main Sensorimotor

Beberapa manfaat main sensorimotor :
  1. Panca indera anak dirangsang untuk mendapat informasi, ketika anank bersentuhan dengna orang lain, alat main, dan dirinya sendiri serta lingkungan sekitarnya. Misalnya anak dapat menemukan perbedaan kasar dan halus dengan menggunakan indera peraba. Contoh: anak memegang alat main, daun, pepohonan, batu-batuan, bersalaman dengan teman dan dengan pendidik, dan lain-lain.
  2. Kemampuan anank untuk melakukan gerakan yang lebih terarah dan bermakna semakin berkembang. Contoh bayi menggeliat menjauhkan diri karena karena terkena benda dingin, anak melukis dengan jari.
  3. Mempertebal sambungan antar neuron (pusat syaraf) melalui penglihatan, bunyi, perasaan, bau, dan pengecapan akan memperlancar hubungan antar neuron. Contoh : Anak dilibatkan dalam kegiatan memasak, menyapu, mencuci, melipat pakaian, berdiskusi tentang rasa makanan dan minuman, dan lain-lain.
Tahapan Sensorimotor

a. Sensorimotor 1

Anak mengulang beberapa gerakan saat bermain untuk menikmati hasil yang ditimbulkan dari gerakan tersebut. Saat bermain anak tidak menggunakan alat bermain, hanya menggunakan anggota tubuh.
Contoh :
1. Memercikkan air dengan tangan
2. Menepuk pasir
3. Bertepuk atau melambaikan tangan

b. Sensorimotor 2

Anak terlibat dalam pengulangan tindakan dengna menggunakan benda/alat. Tindakan yang sama diulang-ulang untuk

melihat, mendengar atau merasakan kembali.
  1. Anak memukul-memukul sesuatu di meja berulang-ulang untuk menikmati suaranya.
  2. Anak mencelupkan saringan ke bak air dan memperhatikan air mengalir kembali ke baknya
  3. Memukul-mukul sekop dalam pasir
  4. Menuangkan air dari wadah melalui tangan

c. Sensorimotor 3

Anak melakukan kegiatan berulang-ulang kegiatan yang merupakan sebab akibat sederhana yang memiliki tujuan tertentu.
Contoh :
  1. Anak memiliki tujuan mengisi wadah menggunakan sekop dengan tujuan mengisi wadah tersebut.
  2. Menuangkan air ke dalam teko dengan tujuan mengisi penuh teko tsb.
  3. Menyembunyikan dan menemukan benda di dalam air/pasir
  4. Menyusun berbalok-balok ke atas, kemudian merebohkan kembali.

d. Sensorimotor  4

Anak mengulang beberapa kali usaha coba-coba dengan suatu tujuan memalui berbagai cara.

Contoh :
  1. Anak mengisi teko dengan air, kemudian menuangkannya ke dalam wadah berbagai ukuran.
  2. Anak menggunakan sendok, sekop dan tangan untuk menuang beras atau pasir ke dalam botol yang disediakan
Demikian bunda sekalian, tentang pengertian dan manfaat main sensorimotor, semoga bermanfaat, terimakasih yang atas kunjungannya. wassallam...

Sumber : Disarikan dari Buku Panduan Main Sensorimotor Direktorat Jenderal PAUDNI 2013

PENGERTIAN PARENTING ATAU PENDIDIKAN KEORANGTUAAN

    Sabtu, Desember 13, 2014  
Pertemuan Parenting,
Parenting Metting PAUD RBS
Pada dasarnya pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan anak Usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun (0-6 tahun) yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohan agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Keorangtuaan adalah peran perawatan, pengasuhan, perlindungan dan pendidikan yang dilaksanakan oleh keluarga terhadap anak usia dini (0-6 tahun). Dimana masa-masa usia anak 0-6 tahun ini adalah masa-masa penting "Golden Age", maka peran orang tua menjadi teramat penting sebagai ujung tombak dari pendidikan dan pengasuhan anaknya.

Jadi dapat ditarik suatu pengertian bahwa :
" Pendidikan keorangtuaan adalah upaya peningkatan/ penguatan, pengasuhan, perlindungan dan pendidikan yang dilaksanakan oleh keluarga untuk mendukung pembelajaran anak usia dini di lembaga Paud.

Sumber: Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Keorangtuaan (Parenting) Dirjend PAUDNI 2013.

Lihat juga : Cara dan Langkah-langkah pelaksanaan Parenting di sini !!

Kamis, 11 Desember 2014

METODE PEMBELAJARAN UNTUK PERKEMBANGAN EMOSI ANAK DI PAUD

    Kamis, Desember 11, 2014  
Bunda pendidik PAUD sekalian, dalam kegiatan pembelajaran sangat dibutuhkan sebuah metode yang dapat membantu anak dalam perkembangan emosinya. Untuk membantu proses perkembangan emosi pada anak usia TK, sebagai seorang pendidik ,bunda dapat melakukan beberapa metode pembelajaran seperti berikut ini:

1. Bernyanyi dan bermain musik
Bermain musik bagi anak sangat penting dan memberikan pengaruh yang cukup kuat dalam pengembangan emosinya. Mahmud (1995) mengatakan bahwa musik dapat menimbulkan rasa kesatuan dan persatuan, rasa kebangsaan, rasa keagamaan, rasa kagum, rasa gembira, dan sebagainya.
Cambell (2001) mengatakan bahwa musik dapat mengangkat suasana jiwa seseorang melalui musik, kasih sayang serta doa di dalam diri seseorang dapat dibangkitkan.


2. Bermain peran

Bermain peran adalah permainan yang dilakukan anak dengan cara memerankan tokoh-tokoh, benda-benda, binatang, ataupun tumbuhan yang ada disekitar anak.
Dalam permainan ini anak dapat mengembangkan kemampuan sosial emosional. Anak dapat mengekspresikan berbagai macam emosinya tanpa takut, malu ataupun ditolak oleh lingkungannya. Harley (2000) mendefinisikan bermain peran yaitu: “bermain peran adalah bentuk bermain bebas dari anak-anak yang masih muda. Adalah salah satu cara bagi mereka untuk menelusuri dunianya, dengan meniru tindakan dan karakter dari orang-orang yang berada disekitarnya.


3. Bercerita 

Melalui bercerita anak dapat mengembangkan imajinasinya menjadi apapun yang dia inginkan. Dalam cerita seorang anak dapat memperoleh nilai yang banyak dan berarti bagi proses pembelajaran dan perkembangannya, termasuk didalamnya perkembangan emosi dan sosialnya. Bercerita dapat juga berfungsi sebagai alat untuk mendukung proses pembelajaran berbagai ilmu pengetahuan dan nilai pada anak.

 
4. Permainan Hand Puppet
Hand Puppet atau permainan dengan menggunakan boneka tangan. Dengan adanya manfaat yang cukup besar dalam mengekpresikan emosi, sebagian besar terapis telah menggunakan permainan Hand Puppet ini untuk terapi. Dengan permainan ini, anak-anak yang mengalami permasalahan emosional pun dapat terbantu. 


5. Latihan relaksasi dan meditasi dengan musik
Berdasarkan hasil penelitian, Rachmawati (1998) mengatakan bahwa proses relaksasi yang dilakukan pada anak, cukup efektif untuk latihan pengenalan emosi diri mereka sendiri atau terbentuknya keterampilan emotional awarness. Aktivitas meditatif dengan musik dapat membantu proses katarsis, dimana individu mengeluarkan emosi-emosi yang ditekan, menciptakan ketenangan, dan meningkatkan produktivitas pembelajaran pada anak.


6. Bermain gerak dan lagu

Bermain gerak dan lagu merupakan aktivitas bermain musik sembil menari. Anak-anak sangat menyukai permainan ini terutama jika kita memodifikasi lagu-lagu yang diperdengarkan. Penanaman nilai-nilai dalam lagu-lagu anak yang mengandung nilai-nilai moral yang baik sangat mendukung terhadap perkembangan emosi dan sosial anak.


7. Permainan Feeling band

Menurut Newcomb (1994) permainan Feeling band atau band perasaan adalah per-mainan membunyikan instrumen musik sesuai dengan ekspresi perasaan. Alat musik yang digunakan sebaiknyajenis perkusi sehingga anak lebih mudah menggunakan.


8. Demonstrasi

Demonstrasi adalah kegiatan memberi contoh atau memperhatikan secara langsung dalam melakukan suatu perbuatan atau perilaku. Dalam demonstrasi terkandung unsur showing, doing, and telling, yaitu perlihatkan, lakukan, dan katakan sebagaimana yang dipaparkan Moeslichatoen (1999).


9. Permainan personifikasi

Permainan personifikasi adalah permainan yang dilakukan dengan cara meniru gerakan binatang atau tumbuhan seolah-olah mereka hidup dengan cara hidup manusia. Dengan permainan ini anak mengalami pengalaman belajar yang sangat baik, sebagai sebuah pengetahuan dan pengalaman baru tentang dunia yang dihadapinya, sehingga anak dapat menentukan sikap yang baik untuk berinteraksi dengan lingkungannya.

Demikian beberapa metode yang dapat membantu dalam perkembangan emosi anak, semoga bermanfaat untuk bunda sekalian dalam aktivitas mengajarnya di lembaga PAUD masing-masing. Terima kasih Sudah berkunjung ke blog ini, silakan membaca artikel-artikel kami yang lain di sini !!

Sumber : Dirangkum dari berbagai sumber !!

Kamis, 27 November 2014

CONTOH RENCANA KEGIATAN HARIAN TEMA KEBUTUHANKU - MAKANAN KESUKAAN (ROTI)

    Kamis, November 27, 2014  


Contoh Rencana kegiatan Harian Versi: Horizontal







Mengetahui
Kepala  TK




(................................................)
Banjarmasin, 1 Juli 2014

Guru Kelas




(................................................)





RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


KELOMPOK                 :    B
SEMESTER /MINGGU  :    I/5
TEMA /                          :    KEBUTUHANKU
SUB TEMA                   :    MAKANAN
                                 HARI /TANGGAL       :       SABTU, 11 OKTOBER 2014

A.    Indikator
1.      Mengucapkan salam dan membalas salam (NAM)
2.      Menceritakan pengalaman/kejadian secara sederhana (B)
3.      Mengekspresikan berbagai gerakan kepala,tangan atau kaki sesuai dengan irama musik ritmik dengan lentur (F)
4.      Menciptakan berbagai bentuk menggunakan playdought/ tanah liat atau pasir (Mh)
5.      Antusias ketika melakukan kegiatan yang diinginkan  (SE)
6.      Membuat berbagai bentuk dari daun, kertas dan kain perca, kardus dll (Mh)
7.      Membilang atau menyebutkan urutan bilangan 1-10 (K)
8.      Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan (K)
9.       Mengeskpresikan diri dalam gerakan bervariasi dengan lentur dan licah(F)
10.  Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan sesuai dengan keyakinannya (NAM).




Contoh Rencana Kegiatan Harian Versi : Vertikal



Labels

About us

Text Widget

Common

Masukkan kode iklan di sini. Diwajibkan iklan ukuran 300px x 250px. Iklan ini hanya akan tampil di halaman utama pada tampilan desktop.

Labels

About Us

Berita Terbaru

FAQ's

© 2014 filejamil. Designed by Bloggertheme9
Proudly Powered by Blogger.