Iklan Halaman Depan

Masukkan kode iklan di sini. Diwajibkan iklan ukuran 300px x 250px. Iklan ini hanya akan tampil di halaman utama pada tampilan desktop.

GilaBola+

filejamil.cf. Gambar tema oleh MichaelJay. Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Pilpres 2019+

Video Terpopuler

detikNews

Berita Utama

Kategori Berita

FAQ's

Ads

Ads
detikcoy

Tag Populer

Tampilkan postingan dengan label PAUD/RA/TK. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PAUD/RA/TK. Tampilkan semua postingan

Minggu, 08 Februari 2015

APA SIAPA PENILIK DAN PENGAWAS PAUD ITU ?

    Minggu, Februari 08, 2015  
Penilik - Pengawas
1. Siapa yang dimaksud Penilik/ Pengawas PAUD?
Penilik / Pengawas PAUD adalah tenaga kependidikan dengan tugas utama melakukan kegiatan pengendalian mutu dan evaluasi dampak program pendidikan anak usia dini (PAUD).

2. Di manakah Penilik/Pengawas PAUD berada?
Penilik/Pengawas PAUD berkedudukan di Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dengan wilayah kerja di beberapa desa/kelurahan dan kecamatan.

3. Apakah tugas Penilik/Pengawas PAUD?
Tugas pokok Penilik/Pengawas PAUD adalah melaksanakan kegiatan pengendalian mutu dan evaluasi dampak program PAUD.

4. Apa sajakah yang termasuk dalam kegiatan pengendalian mutu dan evaluasi damapak program PAUD?

a. Kegiatan pengendalian mutu program PAUD, meliputi :

  • perencanaan program pengendalian mutu PAUD
  • pelaksanaan pemantauan program PAUD
  • pelaksanaan penilaian program PAUD
  • pelaksanaan pembimbingan dan pembinaan kepada pendidik dan tenaga kependidikan pada satuan PAUD; dan
  • penyusunan laporan hasil pengendalian mutu PAUD
b. Kegiatan evaluasi dampak program PAUD meliputi:
  • penyusunan rancangan/desain evaluasi dampak program PAUD
  • penyusunan instrumen evaluasi dampak program PAUD
  • pelaksanaan dan penyusunan laporan hasil evaluasi dampak program PAUD; dan
  • presentasi hasil evaluasi dampak program PAUD.

Sumber : Buku Saku Penilik dan Pengawas Bidang PAUD, Dirjen PAUDNI 2012

Sabtu, 07 Februari 2015

RINGKASAN SYARAT PENDIRIAN TK NEGERI DAN TK SWASTA

    Sabtu, Februari 07, 2015  
Pendirian TK (Taman Kanak-kanak) baik yang negeri maupun yang swasta harus memenuhi syarat-syarat dan keriteria tertentu. Berikut ini ringkasan persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendirikan TK tersebut sbb:

1. Pendirian TK oleh Pemerintah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Memiliki TK yang kualifikasi dan kompetensinya didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah

b. Memiliki tenaga pendidik dan kependidikan yang memenuhi kualifikasi dan kompetensi dasar.

c. Melaksanakan program kegiatan belajar TK yang diatur oleh pemerintah

d. Memiliki buku yang diperlukan untuk pelaksanaan program kegiatan belajar mengajar yang terdiri dari buku pedoman guru dan buku perpustakaan baik untuk guru maupun untuk peserta didik.

e. Mampu menyediakan:
1) Bangunan atau gedung tersendiri untuk kegiatan belajar dan bermain yang memenuhi standar
2) Kantor dan ruang guru beserta perlengkapannya
3) Kamar mandi, kamar kecil dan air bersih
4) Halaman dengan alat bermain yang memadai
5) Letak/lokasi tidak terlalu dekat dengan tempat ramai/kotor/sungai/ yang tidak berpagar/daerah listrik tegangan tinggi/jalur terlarang.

f. Memiliki perabot, alat peraga dan atau alat permainan edukatif di dalam dan di luar kelas ruangan.

g. Memiliki sumber dana yang tetap

h. mempunyai kurikulum dan program pembelajaran Taman Kanak-kanak

i. Memiliki minimal 1 (satu) kelompok usia (usia 4 tahun - 5 tahun atau 5 tahun - 6 tahun) dengan sekurang-kurangnya 20 (duapuluh)orang anak didik.

j. Memiliki seorang guru untuk setiap kelompok usia belajar (kelas) yang sesuai dengan standar kompetensi

k. Membuat pernyataan tertulis mentaati ketentuan/peraturan yang berlaku tentang lokasi pendirian dengan memperhatikan persyaratan lingkungan, yaitu faktor keamanan, kebersihan, ketenangan, dekat dengan pemukiman penduduk serta kemudahan transfortasi dan jarak.

l. Memiliki Rekening Bank atas nama lembaga PAUD

m. Memiliki NPWP atas nama Lembaga PAUD

n. Memiliki surat bukti kepemilikan gedung/lahan berupa akte/sertifikat atau bukti lain yang dapat dipertanggung jawabkan.


2. Pendirian TK oleh Swasta/masyarakat, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Diselenggarakan oleh yayasan atau badan yang bersifat sosial dan memiliki akte dan struktur organisasi yayasan atau badan hukum lainnya.

b. Penyelenggara harus mempunyai kurikulum dan program pembelajaran

c. Memiliki kepala TK yang kualifikasi dan kompetensinya didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah

d. Memiliki minimal 1 (satu) kelompok usia (usia 4 - 5 tahun atau 5 - 6 tahun) dengan sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang anak didik.

e. Memiliki seorang guru untuk setiap kelompok usia belajar (kelas) yang sesuai dengan standar kompetensi

f. Melaksanakan program kegiatan belajar TK yang diatur oleh pemerintah.

g. Memiliki buku yang diperlukan untuk pelaksanaan program kegiatan belajar mengajar yang terdiri dari buku pedoman guru dan buku perpustakaan baik untuk guru maupun untuk peserta didik.

h. Lokasi pendirian hendaknya memperhatikan aspek keamanan, kenyamanan, kebersihan, kesehatan, keterjangkauan, dan dekat dengan pemukiman penduduk yang relatif banyak anak usia Taman Kanak-kanak.

i. Memiliki saran dan prasarana sesuai strandar

j. Memiliki sumber dana yang tetap

k. Memiliki Rekening Bank atas nama lembaga PAUD Taman Kanak-kanak

l. Memiliki NPWP atas nama Lembaga PAUD Taman Kanak-kanak

m. Memiliki surat bukti kepemilikan gedung/lahan berupa akte/sertifikat atau bukti lain yang dapat dipertanggungjawabkan.

10 PERTANYAAN DAN JAWABAN TENTANG PAUD PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

    Sabtu, Februari 07, 2015  
Berikut ini adalah tanya jawab dan rincian pertanyaan beserta jawabannya, pertanyaan-pertanyaan ini juga sering penulis dapatkan ketika memberikan presentasi dan materi tentang PAUD. Ini adalah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan dalam forum-forum kegiatan PAUD tersebut, baik dari pendidik, pengelola, orang tua atau masyarakat pada umumnya. Seperti berikut ini:

1. Apakah yang dimaksud dengan PAUD ?
PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

2. Mengapa program PAUD itu penting ?
Masa anak usia dini merupakan masa emas perkembangannya, banyak pengalaman yang diperoleh anak melalui panca indera akan membuat jaringan otaknya menjadi subur dan berkembang. Kualitas otak anak dipengaruhi oleh faktor kesehatan, gizi, dan stimulasi/ rangsangan yang diterima anak setiap hari melalui panca inderanya. Rangsangan yang diterima di program PAUD membuat anak siap mengikuti pendidikan selanjutnya.

3. Mengapa sekarang banyak PAUD Di berbagai wilayah dan daerah di Indonesia?
Bertumbuh suburnya PAUD di Indonesia karena PAUD telah menjadi komitmen/kesepakatan nasional untuk memperbaiki kualitas manusia Indonesia agar menjadi generasi yang lebih berkualitas, setiap anak perlu mengikuti pendidikan sejak usia dini.

4. Sejak kapankah program PAUD Di Indonesia dimulai dalam skala besar oleh pemerintah?
Sejak terbentuknya Direktorat PAUD (saat itu PADU) pada tahun 2001

5. Apakah anak saya yang masih berusia satu tahun perlu dimasukan ke lembaga PAUD?
Ya, agar mendapatkan layanan pendidikan dan pengasuhan sejak dini yang optimal. Anak-anak usia 0-2 tahun dapat mengikuti layanan pengasuhan bersama di Pos PAUD seminggu sekali bersama orang tuanya; pada usia 2-4 tahun dapat mengikuti layanan KB 2 - 3 kali/minggu; pada usia 4-6 tahun dapat mengikuti layanan TK/RA. Sebaiknya anak dimasukan ke SD/MI setelah berusia 7 tahun atau sekurang-kurangnya setelah 6 tahun.

6. Bagaimana akibat kalau anak kurang memperoleh layanan PAUD PADA usia dini ?
Perkembangan jaringan otak tidak optimal dan sebagian sel otaknya akan mati/musnah sehingga mempengaruhi kecerdasan dan kecakapan psikis lainnya.

7. Apa sajakah bentuk layanan PAUD ?
  1. Taman Kanak-kanak atau TK, merupakan salah satu bentuk satuan PAUD bagi anak usia 4-6 tahun.
  2. Raudatul Athfal atau RA, merupakan salah satu bentuk satu PAUD dengan kekhasan agama Islam bagi anak usia 4-6 tahun.
  3. Kelompok Bermain atau KB, merupakan salah satu bentuk satuan PAUD bagi anak usia 2 - 4 tahun dan dapat diperpanjang sampai usai 6 tahun dalam hal di lokasi tersebut belum ada TK/RA.
  4. Taman Penitipan Anak atau TPA merupakan salah satu bentuk satuan PAUD bagi anak usia 0-6 tahun bagi keluarga yang berhalangan mengasuh anak karena bekerja atau sebab lain.
  5. Pos Pendidikan Anak Usia Dini atau Pos PAUD merupakan salah satu bentuk satuan PAUD bagi anak usia 0-6 tahun yang penyelenggaraannya diintegrasikan dengan layanan Posyandu dan Bina Keluarga Balita (BKB). Pos PAUD dikategorikan sebagai Satuan PAUD Sejenis. Selain itu masih ada bentuk-bentuk satuan PAUD sejenis lainnya seperti PAUD berbasis Taman Pendidikan Al-Qur'an (PAUD-TPQ), PAUD Berbasis Pelayanan Anak Agama Kristen (PAUD-PAK), dan PAUD Berbasis Bina Iman Anak (BIA).

8. Apakah perbedaan antara TK dan PAUD ?
PAUD merupakan jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dapat di selenggarakan dalam bentuk TK/RA, KB, TPA, dan SPS. Dengan demikian, TK merupakan salah satu bentuk layanan PAUD.

9. Mengapa beberapa layanan PAUD tersebut memiliki sasaran usia yang sama?
Berbagai bentuk satuan PAUD tersebut dimaksudkan sebagai alternatif untuk memberikan pilihan kepada masyarakat bentuk layanan mana yang paling sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang ada.

Penyelenggaraan PAUD jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK)RAudhatul Atfal (RA) dan bentuk-bentuk lain yang sederajat, menggunakan program untuk anak usia 4 - 6 tahun. Sedangkan penyelenggaraan PAUD jalur pendidikan nonformal berbentuk Taman Penitipan Anak (TPA) dan bentuk lain yang sederajat, menggunakan program untuk anak usia 0 - 2 tahun,  2-4 tahun, 4-6 tahun dan Program Pengasuhan untuk anak usia 0-6 tahun; Kelompok Bermain (KB) dan bentuk lain yang sederajat, menggunakan program untuk anak usia 2 - 4 tahun dan 4 - 6 tahun.

10. Apa yang perlu diperhatikan oleh orangtua dalam memilih PAUD bagi pendidikan anaknya?
Pilih lembaga yang pembelajarannya melalui bermain dan memberikan stimulasi/rangsangan pendidikan kepada anak sesuai tahap perkembangannya karena naak belajar melalui apa yang didengar, dilihat, dicium, diraba/sentuh, dan dirasakannya. Jangan paksa anak untuk menguasai materi pelajaran sekolah dasar seperti membaca, menulis dan berhitung karena belum saatnya.

Minggu, 25 Januari 2015

7 TIPS KEKUATAN PENGABDIAN UNTUK GURU PENDIDIK PAUD

    Minggu, Januari 25, 2015  
Menjadi seorang guru dan pendidik identik dengan pengabdian. Berikut ini 7 Tips untuk guru dan pendidik PAUD agar memiliki kekuatan yang besar dalam pengabdiannya sebagai seorang guru atau pendidik  di lembaga-lembaga PAUD  yaitu :
1. Menjadikan aktivitas mendidik sebagai sebuah kegiatan ibadah.
2. Melakukan kegiatan mendidik dengan sungguh-sungguh.
3. Tidak main-main dalam menjalankan tugas 
4. Menanamkan kecintaan dan keikhlasan pada perkerjaan dan anak didik
5. Selalu berpedoman pada aturan yang sah.
6. Selalu bersemangat untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
7. Selalu bersemangat untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik,

Hendaknya bagi guru pendidik  PAUD mengajar bukanlah sekedar profesi, tetapi mengajar adalah sebuah kegemaran, Seperti yang dikemukakan Haim Ginott "Aku telah mencapai sebuah kesimpulan bahwa aku adalah unsur penentu dalam kelas, Pendekatan pribadikulah yang menciptakan iklimnya. Suasana hatikulah yang membuat cuacanya. Sebagai seorang guru, aku memiliki kekuatan yang amat besar untuk membuat seseorang menderita atau bahagia. Aku bisa menjadi alat penyiksa atau pemberi inspirasi, bisa bercanda atau mempermalukan, melukai atau menyebuhkan. Dalam semua situasi reaksikulah yang menentukan, apakah sebuah krisis akan memuncak, dan apakah seseorang akan dipermalukan sebagai manusia atau derajatnya direndahkan".

Demikian bunda...anak-anak didik kita berada ditangan bunda masa depannya. Semoga motivasi sederhana ini bermanfaat. Terimakasih sudah berkunjung ke blog ini. Wassalaam....
 

Sabtu, 24 Januari 2015

CONTOH VISI MISI, PENYELENGGARAAN PAUD TK/KB ISLAM

    Sabtu, Januari 24, 2015  
Bunda..mau membuka PAUD TK/KB baru berbasis Islam?, tentunya perlu membuat Bunda..mau membuka PAUD TK/KB baru berbasis Islam, tentunya perlu membuat visi, misi dan rancangan uraian penyelenggaraan pendidikannya. Berikut ini contoh visi misi dan rancangan penyelenggaraan pendidikan TK/KB yang berbasis Islam yang cukup bagus menurut penulis. Visi dan misi PAUD TK/KB ini adalah Sebagai berikut :

Visi:
 "Untuk menghasilkan generasi muslim yang berakhlak mulia, kreatif, cerdas, dan mandiri."

Misi :
1. membiasakan anak didik untuk bersikap dan bertutur kata meneladani Rasulullah SAW.
2. Mengembangkan bakat dan kemampuan anak melalui bermain sambil belajar secara nyata.
3. Bekerjasama dengan semua pihak dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.
4. Berupaya menjadikan sekolah unggulan melalui kegiatan kemasyarakatan untuk menciptakan dan mengangkat Islam
5. Menyiapkan anak didik dengan kegiatan kecakapan hidup/life skill.

Penyelenggaraan Pendidikan di TK/KB adalah sebagai berikut :
1. Agar anak didik menjadi generasi yang tangguh yang berlandaskan akhlakul kharimah
2. Agar anak didik tumbuh cerdas baik intelektual, emosional, dan spritual
3. Agar lembaga ini menjadi wadah dalam menyiarkan Islam menegakan amar ma'ruf nahi mungkar.

Sumber : TK/KB Islam Istiqomah, Kalimantan Timur.nya. Berikut ini contoh visi misi dan rancangan penyelenggaraan pendidikan TK/KB yang berbasis Islam yang cukup bagus menurut penulis. Visi dan misi PAUD TK/KB ini adalah Sebagai berikut :

Visi:
 "Untuk menghasilkan generasi muslim yang berakhlak mulia, kreatif, cerdas, dan mandiri."

Misi :
  1. Membiasakan anak didik untuk bersikap dan bertutur kata meneladani Rasulullah SAW.
  2. Mengembangkan bakat dan kemampuan anak melalui bermain sambil belajar secara nyata.
  3. Bekerjasama dengan semua pihak dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.
  4. Berupaya menjadikan sekolah unggulan melalui kegiatan kemasyarakatan untuk menciptakan dan mengangkat Islam
  5. Menyiapkan anak didik dengan kegiatan kecakapan hidup/life skill.
Penyelenggaraan Pendidikan di TK/KB adalah sebagai berikut :
  1. Agar anak didik menjadi generasi yang tangguh yang berlandaskan akhlakul kharimah
  2. Agar anak didik tumbuh cerdas baik intelektual, emosional, dan spritual
  3. Agar lembaga ini menjadi wadah dalam menyiarkan Islam menegakan amar ma'ruf nahi mungkar.
Demikian bunda  visi, misi dan rancangan uraian penyelenggaraan pendidikan PAUD Islami, untuk contoh ini nanti bisa disesuaikan dengan lembaga PAUD bunda masing-masing. Terimakasih.

Sumber : TK/KB Islam Istiqomah, Kalimantan Timur.

Rabu, 29 Oktober 2014

CARA MENCIPTAKAN LINGKUNGAN YANG MENDUKUNG PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA DINI

    Rabu, Oktober 29, 2014  
Cara menciptakan kondisi dan lingkungan tempat Anak Usia Dini harus merupakan lingkungan yang aktif, yaitu lingkungan yang kaya dengan bahasa. Orang dewasa bisa meletakan banyak kata di lingkungan bermain anak. Di mana-mana anak dapat melihat tulisan sehingga menolong anak dalam mempelajari keaksaraan. Misalnya : kalau ada meja, dapat diberi tulisan " m e j a", dll. Pendidik yang aktif dan kreatif akan membawa lingkungan di luar anak yang kaya dengan bahasa ke dalam pikiran anak dan juga mengeluarkan segala sesuatu yang ada di dalam pikiran anak dan juga mengeluarkan segala sesuatu yang ada di dalam pikiran anak ke luar melalui bahasa yang diucapkan anak. Dengan demikian pengetahuan anak akan terus bertambah.

Selain beberapa hal penting di atas, berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan bahasa dan mendorong percepatan dalam pemerolehan bahasa anak yaitu :

1. Anak berada di dalam lingkungan yang positif dan bebas dari tekanan. Anak selalu dibiasakan untuk ikut dalam pembicaraan. Bila ada benda yang dibicarakan orang tua dapat menunjuk dan menyebutkan nama benda itu. (Sebagai mana disebutkan di atas, bahwa lingkungan yang kaya bahasa akan menstimulasi perkembangan bahasa anak. Stimulasi tersebut akan optimal jika anak tidak merasa tertekan. Anak yang tertekan dapat menghambat kemampuan berbicaranya. Dapat ditemukan anak gagap yang disebabkan karena tekanan dari lingkungannya.

2. Pandang mata anak saat berbicara. Kontak tersebut mendorong anak aktif berbicara, Menunjukan sikap dan minat yang tulus pada anak. Anak usia dini emosinya masih kuat, karena itu pendidik harus menunjukan minat dan perhatian tinggi kepada anak. Orang dewasa perlu merespon anak dengan tulus.

3. Menyampaikan pesan verbal diikuti dengna pesan non verbal. Dalam bercakap-cakap dengan anak, orang dewasa perlu menunjukan ekspresi yang sesuai dengan ucapannya. Perlu diikuti gerakan, mimik muka, dan intonasi yang sesuai. Misalnya: Orang dewasa berkata, " saya senang" maka perlu dikatakan dengan ekspresi muka senang, sehingga anak mengetahui seperti apa kata senang itu sesungguhnya.

4. Melibatkan anak dalam komunikasi
Orang dewasa perlu melibatkan anak untuk ikut membangun komunikasi. Kita menghargai ide-idenya dan memberikan respon yang baik terhadap bahasa anak.

5. Gunakan ejaan yang benar. Hindari ejaan yang dibuat-buat, seperti cayang, antik ya (sayang, cantiknya).

6. Bicara apa yang benar-benar dilakukan dan dialami anak. misalnya'ayo kita makan ya'. Wah adik kepanasan, mari mama bedaki badannya'

7. Beri respon yang lebih banyak atas pertanyaan anak. Misalnya, saat anak bertanya 'dari mana ma'. Jawab dengan 'mama dari toko di sebelah, ini geli gula untuk teh manis ayah'.

8. Gunakan tata bahasa yang benar dalam berbicara. Hal ini penting karena anak peniru yang unggul.Ia akan terbiasa dengan percakapan sehari-hari misalnya, 'ibu akan memandikan kamu/adik'.

9. Betulkan kesalahan bahasa anak dengan lembut, baik dalam pengucapan maupun susunan. Misalnya, Mama, mam adik nasi. Dengan lembut orang tua mengatakan 'adik mau makan nasi ya'. Hindari mentertawakan ucapan dan dialek anak. Anak akan malu atau justru mengulang-ulang kesalahan itu.

10. Hindari memaksa anak untuk menghafal kata. Sebenarnya anak suka mengulang-ulang kata yang dikenal. Orang tua dapat mendukung aktivitas ini. Tetapi, bila anak enggan orang tua tidak perlu mendorong lagi.  

Demikian cara menciptakan lingkungan yang dapat mendukung perkembangan bahasa Anak Usia Dini, Semoga bermanfaat, terimakasih.

Sumber :
Dirangkum dan diadaftasi dari Modul Seri Bahan Ajar Diklat Berjenjang Tingkat Dasar Buku 9 "Komunikasi dalam Pengasuhan anak' Dirjen PAUDNI. 2013  

STANDAR KOMPETENSI GURU DAN PENDIDIK PAUD

    Rabu, Oktober 29, 2014  
Kompetensi Pendidik PAUD TKStandar Pendidik

1. Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

Kualifikasi dan kompetensi guru PAUD didasarkan Pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru beserta lampirannya.

Bagi guru PAUD jalur pendidikan formal (TK, RA, dan yang sederajat) dan guru PAUD jalur pendidikan nonformal (TPA, KB, dan yang sederajat) yang belum memenuhi kualifikasi akademik dan kompetensi disebut Guru Pendamping dan Pengasuh.

2. Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Pendamping

a. Kualifikasi Akademik:
1) Memiliki Ijazah D-II-PGTK dari perguruan Tinggi terakreditasi; atau
2) Memiliki ijazah minimal Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat dan memiliki sertifikat pelatihan/pendidikan/ kursus PAUD yang terakreditasi.

b. Kompetensi
Guru dan Pendidik PAUD paling tidak memiliki kompetensi seperti yang dijabarkan dalam Kompetensi dan sub kompetensi berikut ini :

A. Kompetensi Kepribadian
  1. bersikap dan berperilaku sesuai dengan kebutuhan psikoliogis anak
  2. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan norma agama, budaya dan keyakinan anak
  3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang berbudi pekerti luhur.
B. Kompetensi Profesional
  1. Memahami tahapan perkembangan anak
  2. Memahami pertumbuhan dan perkembangan anak
  3. Memahami pemberian rangsangan pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan
  4. Membangun kerjasama dengan orang tua dalam pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan anak.
C. Kompetensi Pedagogik
  1. Merencanakan kegiatan program pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan
  2. Melaksanakan proses pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan
  3. Melaksanakan Penilaian terhadap proses dah hasil pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan
D. Kompetensi Sosial
  1. Beradap tasi dengan lingkungan
  2. Berkomunikasi secara efektif 
 

MASUK SD DENGAN MENCURI START DI PAUD MERUGIKAN ANAK

    Rabu, Oktober 29, 2014  
Kali ini admint mencoba menulis ulang sebuah artikel yang menarik dan dapat menjadi bahan renungan bagi terutama para guru, pendidik PAUD, dan orang tua kita, yang menitipkan anak-anaknya di lembag-lembag PAUD khususnya tentang dilematika mengajar membaca dan menulis pada Anak Usia Dini di PAUD dan TK tersebut. sebagai berikut :

Apakah Anda gelisah kalau si 5-6 tahun belum bisa baca tulis dan berhitung?
Kalau jawabannya "ya", selamat bergabung bersama 61,5% responden nakita. Padahal, mereka atau mungkin Anda tahu lulusan TK tidak diwajibkan dapat membaca. Toh ini bak buah simalakama. Kalau si kecil tidak diajarkan membaca, menulis dan berhitung (calistung), bisa-bisa ia tidak lolos tes masuk ke SD favorit.

Memang, sih, seperti dikatakan sebuah sumber di SD swasta favorit, tes calistung bukan merupakan pokok dari keseluruhan tes. Meskipun anak belum mampu calistung bukan berarti dia langsung gagal. "Masih banyak penilaian lain yang akan menentukan apakah anak akan diterima atau tidak," ujar salah seorang staf penguji ini. Misalnya, tes motorik halus, kasar, auditori, visual, daya pikir, dan bahasa. "Hanya, bila anak mampu calistung, maka ada nilai tambah yang mungkin akan membuatnya lebih berpeluang untuk diterima. Kalaupun tidak lulus lebih cenderung karena anak tidak bisa diajak komunikasi, pemalu, egonya tinggi, dan kemandiriannya sangat rendah. Lagi pula tes ini dilakukan mengingat banyaknya peminat yang ingin masuk sehingga mau tidak mau harus ada seleksi."

Hal yang sama juga dilakukan oleh salah satu sekolah favorit yang ada di kawasan Depok. Menurut sumber yang merupakan staf litbang di sekolah tersebut, calistung termasuk tes yang diujikan di sekolah ini. Namun, lanjutnya, kemampuan anak dalam calistung tidak menentukan dia akan diterima di sekolah tersebut. Begitu pula sebaliknya. Jika kemampuan calistungnya bagus tapi kemandiriannya sangat kurang, mungkin saja anak tidak lulus. Boleh dibilang, tes ini hanya untuk mengetahui sejauh mana kemampuan anak dalam hal calistung.

Salah satu pengajar SD swasta di Grogol Jakarta Barat pun mengakui tes calistung yang diadakan di sekolah hanya sebagai proses seleksi saja mengingat banyaknya peminat yang ingin masuk. Tentu, seleksi yang dilakukan tidak terlalu formal, tetap memerhatikan sifat anak yang masih ingin bebas dan tidak ingin ditekan.
Terlepas bahwa calistung hanya merupakan salah satu materi tes seleksi SD yang tidak menentukan kelulusan, pada kenyataannya sekolah-sekolah favorit menginginkan murid-murid yang berkompetensi tinggi. Logisnya, kalau bisa menjaring murid yang sudah lancar calistung dasar, untuk apa susah-susah mengajari anak yang kemampuannya lebih rendah?

Lihat saja pelajaran anak-anak kelas 1 SD sekarang. Di minggu-minggu pertama sekolah, mereka langsung dihadapkan pada lembar-lembar padat teks yang menuntut kemampuan membaca. Bayangkan kalau si anak belum mampu dan gurunya menuntut demikian, sudah dapat dipastikan ia bakal merasa tertekan.

Siapa yang salah dalam keadaan ini? Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Indonesia yang mencakup kelompok bermain dan taman kanak-kanak sebenarnya tidak mencatumkan pengajaran baca tulis berhitung. Sampai-sampai, Dra. Diah Harianti, M.Psi, Kepala Pusat Bagian Kurikulum Balitbang Depdiknas, menyebut tuntutan calistung di TK dan seleksi masuk SD sebagai "kecurangan". Toh, anjing menggonggong kafilah berlalu. Anak-anak yang sudah mampu calistung mendapat kans lebih besar saat mengikuti tes masuk SD. Inilah bedanya kurikulum dengan kenyataan. Tidak heran kalau kemampuan calistung menjadi target kebanyakan orangtua yang anaknya baru duduk di TK bahkan di playgroup. Alasan mereka, kompetisinya makin ketat, bukan?

Tes seleksi masuk SD pun, kata Diah, amat tidak disarankan karena setiap anak Indonesia wajib bersekolah dan bisa bersekolah di mana pun. Tes masuk hanya untuk mengetahui latar belakang masing-masing murid agar guru dapat memahami kondisi mereka demi tercapainya tujuan pembelajaran kelak. Padahal, di SD-SD favorit berlaku sistem seleksi.

Sayangnya, seperti diakui Diah, tidak ada sanksi untuk pelanggar aturan tersebut. Beberapa SD swasta umpamanya banyak yang sudah menentukan ciri khasnya sendiri. "Pemerintah sebenarnya sudah pernah membuat surat edaran berisi imbauan bahwa tidak boleh ada penyelenggaraan tes masuk SD dan pengajaran baca-tulis di TK. Hanya saja memang tidak ada tindakan berupa sanksi." Alasannya, masing-masing sekolah memiliki hak otonomi, sehingga Depdiknas tidak dapat berbuat banyak. Lo? Jadi, Diah menyerahkan semuanya kembali kepada para orangtua.

Sumber : Disunting dari Majalah Nakita, dengan sedikit perubahan dan penambahan !!.

Kamis, 16 Oktober 2014

CONTOH PESAN DAN KESAN PERPISAHAN ANAK TK DAN PAUD

    Kamis, Oktober 16, 2014  
Perpisahan Taman Kanak-kanak Ini memang sangatlah berat setelah lama bersama teman teman dan guru tercinta yang telah memberikan pembelajaran, bercanda, gembira, senang, sedih bersama sama. Kini tibalah hari perpisahan yang banyak memberikan pesan, dan kesan tentang kebersamaan lembaga TK/PAUD ini.  Berikut ini contoh  kesan dan pesan dari ananda semoga dapat dijadikan renungan dalam acara perpisahan lembaga/sekolah :

Pesan:
Ucapkan kasih Sayang kepada semua guru saya, terima kasih untuk semua bimbingan dan kasih sayang mu, ananda tahu ananda punya banyak salah, oleh karena itu atas semua kesalahan ananda sangat menyesal, dan memohon maaf yang sebesar-besarnya, terimakasih atas kesabaran dan ilmu yang telah diberikan bapak dan ibu guru. Semoga Allah membalas Bapak Ibu dengan imbalan yang berlipat ganda.

Kesan:
Sekolah ini telah sangat penting bagi ananda, sekolah ini telah membentuk ananda menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Sekolah telah mengajarkan banyak hal yang sangat bermanfaat untuk masa depan ananda. Ini semua karena para guru selalu ada untuk membimbing ananda, menunjukkan apa yang benar dan yang salah.Selain itu, teman-teman juga sangat membantu dengan penting dalam hatiku. Tanpa mereka, saya belum menjadi apa-apa. Saya yakin besok atau lusa saya akan benar-benar kehilangan waktu indah kita saat bersama-sama dalam perjalanan sejauh ini.

Teman-teman, terima kasih juga untuk waktu kita bersama-sama selama bertahun-tahun. Saya berharap kami telah jalin persaudaraan selama tiga tahun tidak akan terganggu, meskipun kita dipisahkan oleh benua dan negara, dipisahkan oleh jarak ratusan ribu kilometer, tetapi marilah kita tidak pernah melupakan kenangan indah yang telah kita kembangkan kembangkan selama tahunan ini.

Senin, 06 Oktober 2014

TIPS CARA AGAR LEMBAGA PAUD DAPAT BERTAHAN LAMA

    Senin, Oktober 06, 2014  
Banyak lembaga-lembaga paud yang akhirnya tutup, bubar karena tidak mampu lagi bertahan menyelenggarakan programmnya karena berbagai faktor, salah satunya faktor keuangan dan manajemen. Serta tidak mampu lagi mendapatkan murid yang lebih banyak lagi.

Banyak lembaga PAUD semula didirikan dan melanjutkan manajemen lembaganya dengan menggunakan dana bantuan rintisan dari pihak terkait, harus mati ditengah jalan karena kesulitan dana dan keuangan.

Cara agar PAUD dapat bertahan hal yang utama perlu diingat dan diperhatikan adalah anggapan bahwa membangun PAUD bukan untuk menambah penghasilan (bisnis) utama yang digunakan untuk mengisi-pundi-pundi keuangan pengelola dan penyelenggaranya. Karena itu PAUD haruslah sebagai lembaga yang sifatnya sosial yang justru mendapatkan bantuan dan suntikan dana dari penyelenggaranya sendiri. Tanpa dana rutin dan dana sosial yang sewaktu-waktu harus diterima, maka Lembaga PAUD akan kesulitan menjalankan roda kegiatannya secara terus menerus dan berkesinambungan.
Berikut ini beberapa tips dan cara yang dapat dilakukan agar lembaga PAUD yang telah berjalan dapat bertahan untuk jangka waktu yang lama atau bahkan selama-lamanya:
  1. Tentukan kondisi dan posisi strategis lembaga PAUD dilingkungannya 
  2. Jaring peserta  didik sebanyak-banyaknya sesuai dengan kemampuan dan daya tampung lembaga ybs.
  3. Persiapkan lembaga PAUD yang memiliki usaha atau penghasilan sampingan didekat lembaga PAUD tersebut.
  4. Jaring dan cari donatur tetap dan donatur khusus yang membantu untuk menyumbang kepada lembaga.
  5. Pengelola dan penyelenggara harus gigih , kreatif dan proaktif untuk selalu membaca kesempatan bantuan baik dari lembaga dinas maupun lembaga swasta yang memberikan kesempatan untuk pengajuan proposal bantuan lembaga.
  6. Memiliki tabungan lembaga yang sifatnya investasi untuk perluasan atau pembangunan cabang PAUD sejenis yang lebih baik ditempat lain.
Demikianlan beberapa tips cara agar lembaga PAUD dapat bertahan lama, semoga artikel tulisan ini bermanfaat. terimakasih.

Kamis, 21 Agustus 2014

Daftar pemenang Apresiasi PTK PAUDNI Berprestasi Tahun 2014 untuk jenis PTK PAUD

    Kamis, Agustus 21, 2014  


Daftar pemenang Apresiasi PTK PAUDNI Berprestasi Tahun 2014 untuk jenis PTK PAUD, yang meliputi lomba karya nyata (LKN) pendidik PAUD (KB/TPA/SPS) dan lomba karya tulis (LKT) pengelola PAUD (KB/TPA/SPS).


Sabtu, 02 Agustus 2014

MENGAPLIKASIKAN PERMAINAN TRADISIONAL ANGKLEK DI PAUD

    Sabtu, Agustus 02, 2014  
Sebelum kita melihat bagaimana cara mengaplikasikan permainan tradisional angklek pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), terlebih dahulu kita ketahui dan pahami apa yang disebut dengan "permainan tradisional angklek" tersebut. Permainan Tradisional Engklek sering disebut juga sebagai permainan tradisional Sunda Manda. Engklek atau Sunda Manda ini merupakan sebuah permainan tradisional yang sudah banyak dikenal oleh anak-anak di seluruh Indonesia dan telah banyak dimainkan oleh anak-anak pada masa dahulu, bahkan sekarang ini permainan tradisional engklek juga dimainkan oleh anak-anak muda. 

Permainan tradisional engklek yang juga disebut dengan sunda manda ini diyakini mempunyai nama asli ‘Zondag Maandag’ yang merupakan bahasa Belanda. Jadi berdasar sejarahnya memang permainan tradisional engklek ini masuk ke Indonesia melalui Belanda yang pada masa lalu menjajah Indonesia. Diyakini pada masa penjajahan inilah permainan tradisional engklek dibawa masuk ke Indonesia oleh Belanda. Sunda manda atau juga disebut éngklék, téklék, ingkling, sundamanda / sundah-mandah, jlong jling, lempeng, atau dampu adalah permainan anak tradisional yang populer di Indonesia, khususnya di masyarakat pedesaan.

Permainan ini dapat ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia, di Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan dan Sulawesi dengan nama yang berbeda-beda tentunya. Nama-nama untuk permainan Engklek  atau dalam bahasa Inggris ”Hopscotch”, antara lain Engklek (Jawa ), Asinan, Gala Asin (Kalimantan),  Intingan (Sampit),   Tengge-tengge (Gorontalo), Cak Lingking (Bangka), Dengkleng, Teprok   (Bali),  Gili-gili (Merauke),  Deprok (Betawi),   Gedrik (Banyuwangi),  Bak-baan, engkle (Lamongan),  Bendang (Lumajang), Engkleng (Pacitan), Sonda (Mojokerto), Tepok Gunung (Jawa Barat), dan masih banyak lagi nama yang lain.

Memang sampai dengan saat ini tidak ada bukti sejarah yang otentik yang dapat menyimpulkan mengenai sejarah permainan tradisional engklek. Namun permainan tradisional engklek ini sudah sangat populer di kalangan anak perempuan di Eropa pada masa perang dunia. Sedangkan di Indonesia pada masa penjajahan Belanda banyak dijumpai anak-anak perempuan Belanda bermain permainan tradisional engklek ini. Memang permainan ini lebih banyak dimainkan oleh anak perempuan, walaupun ternyata kemudian anak-anak lelaki pun banyak yang turut bermain permainan tradisional engklek.

Setelah Indonesia merdeka dari penjajahan, permainan tradisional engklek tetap bertahan di Indonesia dan menjadi semakin dikenal oleh anak-anak kecil di Indonesia. Begitupun dalam hal penyebarannya, semakin lama permainan tradisional engklek semakin populer dan menyebar ke seluruh pelosok negeri ini. Hingga akhirnya bisa dibilang tidak ada anak kecil yang tidak tahu permainan tradisional engklek.

Menurut Dr. Smpuck Hur Gronje, permainan ini berasal dari Hindustan. Lalu engklek ini diperkenalkan ke Indonesia. Oleh karena itu, hampir engklek dikenal di setiap Provinsi di Indonesia walaupun dengan nama yang berbeda.Pendapat lain mengatakan bahwa Permainan Engklek ini menyebar pada zaman kolonial Belanda dengan latar belakang cerita perebutan petak sawah. Yang diduga bahwa nama permainan ini berasal dari "zondag-maandag" yang berasal dari Belanda yang berarti Sunday manday dan menyebar ke nusantara pada zaman kolonial, walaupun dugaan tersebut adalah pendapat sementara.


Seperti Apakah Permainan Tradisional Engklek Itu?

Permainan Sunda manda biasanya dimainkan oleh anak-anak, dengan dua sampai lima orang peserta. Di Jawa, permainan ini disebut engklek dan biasanya dimainkan oleh anak-anak perempuan. Permainan yang serupa dengan peraturan berbeda di Britania Raya disebut dengan hopscotch. Permainan hopscotch tersebut diduga sangat tua dan dimulai dari zaman Kekaisaran Romawi.

Peserta permainan ini melompat menggunakan satu kaki disetiap petak-petak yang telah digambar sebelumnya di tanah.Untuk dapat bermain, setiap anak harus berbekal gacuk yang biasanya berupa sebentuk pecahan genting, yang juga disebut kreweng, yang dalam permainan, kreweng ini ditempatkan di salah satu petak yang tergambar di tanah dengan cara dilempar, petak yang ada gacuknya tidak boleh diinjak / ditempati oleh setiap pemain, jadi para pemain harus melompat ke petak berikutnya dengan satu kaki mengelilingi petak-petak yang ada.

Pemain yang telah menyelesaikan satu putaran terlebih dahulu, berhak memilih sebuah petak untuk dijadikan "sawah" mereka, yang artinya di petak tersebut pemain yang bersangkutan dapat menginjak petak itu dengan kedua kaki, sementara pemain lain tidak boleh menginjak petak itu selama permainan. Peserta yang memiliki kotak paling banyak adalah yang akan memenangkan permainan ini.

Mungkin juga ada diantara kita yang belum tahu seperti apakah sebenarnya permainan tradisional engklek itu. Hal ini wajar karena sekarang ini permainan tradisional engklek memang telah jarang ditemukan diantara permainan anak zaman sekarang.


Pemain Dalam Permainan Tradisional Engklek

Permainan tradisional engklek biasanya dimainkan oleh anak perempuan. Jarang sekali permainan tradisional engklek dilakukan oleh anak laki-laki ataupun anak remaja. Mungkin karena permainan tradisional ini lebih identik dengan anak perempuan.

Engklek bisa dimainkan hanya oleh 1 orang anak saja, bisa lebih dari 1 anak, tapi bisa juga dimainkan secara beregu. Biasanya untuk permainan beregu akan dimainkan oleh 2 regu yang masing-masing terdiri dari beberapa anak.


Membuat dan Penataan Lapangan Untuk Permainan Tradisional Engklek di PAUD

Gambar Permainan Tradisional Engklek di halaman lembaga untuk dapat dimainkan anak-anak setiap saat, anak-anak dapat memainkan engklek di halaman PAUD dengan lebih bersemangat. Permainan ini memang sebuah permainan outdoor atau permainan yang harus dilakukan di luar rumah. Memerlukan sebuah pekarangan kecil untuk dapat memainkan permainan tradisional engklek, inid dapat di pasang pada Lembaga PAUD yang mempunyai halaman atau sebuah tanah pekarangan yang datar dengan ukuran kurang lebih 3 – 4 m2. Permainan sendiri bisa di pasang di atas tanah, pelataran ubin, ataupun aspal.Lapangan atau arena engklek biasanya berupa kotak-kotak atau persegi panjang dengan ukuran sekitar 30 – 60 cm2. Untuk membuat lapangan, anak-anak biasanya menggunakan kapur tulis, pecahan genteng, arang, atau apapun untuk menggambar lapangan engklek. Atau dapat digambar dengan menggunakan cat secara permanen seperti gambar lapangan PAUD di bawah ini :





Cara Bermain Permainan Tradisional Engklek

Permainan tradisional engklek adalah sebuah permainan tradisional sederhana yang dilakukan dengan cara melemparkan sebuah pecahan genteng atau batu berbentuk pipih. Satu anak hanya akan memiliki 1 pecahan genting (kreweng) yang disebut ‘Gacuk’.Permainan dilakukan secara bergantian. Para pemain akan mengundi urutan pemain yang akan bermain. Pemain pertama harus melemparkan pecahan gentingnya ke kotak pertama yang terdekat. Setelah itu dia harus melompat-lompat ke semua kotak secara berurutan hanya degan menggunakan 1 kaki, sedangkan kaki yang lainnya harus diangkat dan tidak boleh turun menyentuh tanah. Kotak yang terdapat gacuk milik pemain tersebut tidak boleh diinjak (harus dilewati). Dan pemain yang sedang bermain dengan meloncat dilarang untuk menyentuh atau menginjak garis pembatas.



Pemain permainan tradisional engklek harus meloncat ke setiap kotak sampai di ujung terjauh yang biasanya berbentuk setengah lingkaran atau kotak yang besar. Dari sana dia harus kembali dengan cara melompat lagi. Saat sampai di kotak yang terdapat gacuk miliknya, dia harus mengambil gacuk itu dengan tangannya, sementara itu sebelah kakinya harus tetap terangkat dan tidak boleh menyentuh tanah. Kemudian dia harus melanjutkan membawa gacuk tersebut sampai keluar kotak pertama.

Pemain permainan tradisional engklek yang sedang bermain harus mengulang permainan ini dengan melempar gacuk dari mulai kotak pertama terus sampai semua kotak, dan akhirnya selesai kembali ke kotak pertama lagi. Namun bagi pemain yang melanggar aturan tidak boleh melanjutkan permainan, dan digantikan oleh pemain berikutnya. Tapi dia boleh melanjutkan permainannnya setelah semua pemain mendapat giliran bermain.

Permainan selesai jika gacuk seorang pemain telah melalui semua kotak sampai kembali lagi ke kotak pertama dengan selamat. Setelah itu pemain tersebut akan berdiri membelakangi lapangan engklek dan melemparkan gacuk-nya ke belakang. Jika beruntung gacuk itu akan berhenti di dalam salah satu yang kosong. Nah kotak itu akan menjadi miliknya atau rumahnya. Tapi jika lemparan gacuk-nya melesat keluar arena atau menyentuh garis batas, maka pemain itu harus mengulang lemparannya setelah pemain berikutnya melempar. Nah aturan lainnya adalah kotak yang sudah ada pemiliknya tidak boleh diinjak pemain lain ataupun disentuh oleh gacuk pemain lain yang dilempar.


Nilai-nilai Pembelajaran dalam Permainan Angklek
di PAUD

Permainan angklek sangat bermanfaat untuk anak. Permainan tradisional engklek juga memiliki nilai-nilai luhur dan makna filosofis. Kepada anak di PAUD akan dapat ditanaknan bahwa dalam Permainan tradisional engklek bisa diartikan sebagai simbol dari usaha kita untuk membangun tempat tinggalnya atau rumahnya. Selain itu permainan tradisional engklek juga memiliki filosofi sebagai simbol usaha manusia untuk mencapai keberhasilan dengan usaha sungguh-sungguh secara bertahap mulai dari yang sederhana dan mudah hingga kepada yang sulit.




Namun dalam pencapaian usaha itu tentu saja manusia tidak bisa sembarangan dengan menabrak semua tata aturan yang telah ada. Namun selalu tetap berusaha selaras dengan aturan yang telah dibuat. Nah dalam permainan tradisional engklek ini juga ada aturan-aturan baku yang menjadi patokan saat bermain permainan tradisional engklek.


Dalam angklek selain bagus untuk melatih fisik dan motorik anak, juga ada unsur latihan dan pembelajaran untuk belajar mengasah dan melatih kemampuan otak anak. anak diajarkan untuk berhitung pada tiap-tiap-tiap petak yang dilewati, juga belajar berlogika dan analisis sedehana untuk menentukan langkah yang sesuai untuk memenangkan permainan tersebut.

anak Paud Bermain Anklek

Manfaat lain bagi anak PAUD yang diperoleh dari permainan engklek ini antara lain adalah:
  1. Kemampuan fisik anak menjadi kuat karena dalam permainan engklek mengaktifkan motorik anak dimana anak di haruskan untuk melompat dari satu petak ke petak lainnya. 
  2. Mengasah kemampuan anak bersosialisasi dengan orang lain dan mengajarkan kebersamaan.
  3. Anak dapat menaati aturan – aturan permainan yang telah disepakati bersama.
  4. Mengembangkan kecerdasan logika anak. Permainan engklek melatih untuk berhitung dan menentukan langkah-langkah yang harus dilewatinya
  5. Anak dapat menjadi lebih kreatif. Permainan tradisional biasanya dibuat langsung oleh para pemainnya. Mereka menggunakan barang-barang, benda-benda, atau tumbuhan yang ada di sekitar para pemain. Hal itu mendorong mereka untuk lebih kreatif menciptakan alat-alat permainan.

Demikian cara mengaplikasikan permainan tradisional Angklek di Lembaga PAUD. Penerapan dapat dilakukan secara sederhana karena tidak memerlukan modal yang begitu besar, tetapi memiliki manfaat yang sangat luar biasa. Terimakasih, semoga bermanfaat.

Sumber referensi :
- Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/sunda_manda)
- http://mainantradisionalindonesia.wordpress.com.
- http://permata-nusantara.blogspot.com
- http://www.shafiyyatul.com

Senin, 07 Juli 2014

EKSISTENSI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI INDONESIA

    Senin, Juli 07, 2014  
Indonesia pada tahun 1990, telah menandatangani sebuah Deklarasi Dunia tentang Pendidikan Untuk Semua (Education for All Declaration) pada konferensi UNESCO, di Thailand. Deklarasi ini menjadi komitmen bersama, untuk menyediakan pendidikan dasar yang bermutu dan non diskriminatif, di masing-masing negara. Realisasi deklarasi tersebut juga sekaligus merupakan upaya untuk memenuhi Hak Pendidikan (sesuai pasal 26 Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia/DUHAM, bahwa "Setiap orang berhak memeproleh pendidikan. Pendidikan harus Cuma-Cuma, setidak-tidaknya untuk tingkat sekolah rendah dan pendidikan dasar.Pendidikan dasar diperlukan untuk menjaga perdamaian.")

Pada tahun 2003, pemerintah mengeluarkan sebuah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menjamin hak atas "pendidikan dasar" bagi warga negara berusia tujuh hingga lima belas tahun. Namun, pendidikan untuk anak yang berusia dibawah tujuh tahun tidak dimasukkan sebagai pendidikan dasar.Padahal, istilah pendidikan dasar seharusnya mulai berlaku mulai anak berusia 0-18 tahun. Hal ini sesuai dengan usia golden age atau keemasan anak, yaitu usia 0-9 tahun. Sedangkan menurut Konvensi Anak, yang disebut anak yaitu yang berusia 0-18 tahun. Jadi seharusnya UU mengenai Sistem Pendidikan Nasional tersebut mengakomodir usia anak dari umur 0-18 tahun tersebut. 

Salah satu pemenuhan hak pendidikan sejak dini pada usia 3-5 tahun yang kemudian dilakukan masyarakat dan pemerintah yaitu program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Didalam pelaksanaannya, setiap kelurahan yang ada di Indonesia didorong untuk memiliki minimal satu PAUD. PAUD merupakan alternatif pemenuhan hak pendidikan selain Taman Kanak-Kanak (TK) atau Taman Pendidikan Alqur'an (TPA).

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2005, PAUD termasuk dalam jenis pendidikan Non Formal. Pendidikan Non Formal selain PAUD yaitu Tempat Penitipan Anak (TPA), Play Group dan PAUD Sejenis. PAUD sejenis artinya PAUD yang diselenggarakan bersama dengan program Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu untuk kesehatan ibu dan anak). Sedangkan pada Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), PAUD dimasukkan kedalam program Pendidikan Luar Sekolah (PLS). Pada penyelenggaraan PAUD, jenis pendidikan ini tidak menggunakan kurikulum baku dari Depdiknas, melainkan menggunakan rencana pengajaran yang disebut Menu Besar. Menu Besar ini mencakup pendidikan moral dan nilai keagamaan, fisik/motorik, bahasa, sosial-emosional dan seni. Panduan dalam Menu Besar ini akan dikembangkan oleh tiap PAUD, berdasarkan kebutuhan dan kemampuan masing-masing PAUD.

Selain tidak menggunakan kurikulum baku, PAUD juga ditujukan untuk kalangan ekonomi miskin. Karena biasanya PAUD tidak menarik iuran sekolah atau menarik iuran dengan jumlah yang sangat kecil. Hal ini untuk memenuhi hak pendidikan anak, mendapatkan pendidikan dasar secara cuma-cuma (Pasal 31 Konvensi Hak Anak).

Namun di beberapa PAUD, setelah berjalan dengan tidak adanya penarikan biaya, dikarenakan biaya operasional biasanya merupakan sumbangan dari berbagai pihak di masyarakat, ternyata mengalami beberapa kendala. Misalnya sumbangan yang didapat hanya dapat memenuhi bahan belajar murid, namun hal lain seperti honor para pendidik tidak dapat terpenuhi. Padahal, para pengajar PAUD seringkali memerlukan uang transport untuk menjangkau PAUD yang dibina. Selain itu, para orangtua murid juga meminta adanya rekreasi bersama atau pemakaian baju seragam. Dan untuk kebutuhan seperti ini, PAUD seringkali tidak memiliki dana. Kemudian, beberapa PAUD akhirnya menarik iuran sekolah. Tentunya iuran ini tidak bisa besar jumlahnya, karena para murid PAUD berasal dari keluarga miskin. Rata-rata mereka mengeluarkan sekitar 1000 perhari (dengan jam belajar hanya 2-3 kali seminggu) atau 10.000 per bulan.

Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional terutama Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah (PLS), sebetulnya sudah menyediakan dana untuk operasional PAUD. Namun dana yang ada ternyata tidak mencukupi kebutuhan operasional seluruh PAUD. Akhirnya dilakukan secara bergilir, pengguliran dana tersebut, dengan cara mengajukan proposal.

Dari masalah pembiayaan yang terjadi di PAUD tersebut, apabila berdasarkan DUHAM Pasal 26 tadi, maka akan terjadi kontradiksi. Pemenuhan hak pendidikan seharusnya gratis, namun kenyataannya belum bisa gratis. Bahwa untuk memenuhi hak pendidikan secara penuh, ternyata masih diperlukan biaya yang harus dikeluarkan oleh masyarakat. Sebetulnya, masalah seperti itu tidak harus terjadi jika pemerintah melakukan upaya-upaya pemenuhan hak pendidikan dengan maksimal.

Pertama, pemerintah seharusnya memasukkan PAUD berusia dibawah 7 tahun sebagai suatu pendidikan dasar, yang harus dipenuhi pada warganegaranya, sehingga PAUD menjadi salah satu prioritas pemenuhan pendidikan dasar sesuai UU yang berlaku. Kedua, anggaran pendidikan tersendiri, tidak disatukan dengan anggaran kesehatan dan jumlahnya seharusnya terbesar dari pengeluaran negara lainnya didalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ketiga, dialokasikannya anggaran pendidikan yang terbesar jumlahnya dari pengeluaran daerah lainnya dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Keempat, pengumpulan dana pajak atau retribusi dari perusahaan-perusahaan yang berada di wilayah PAUD, yang dilakukan oleh pemerintah setempat misalnya tiap kelurahan atau desa, yang dipergunakan terutama untuk pembiayaan pendidikan dasar, baik PAUD, TK, TPA, SD, MI sampai tingkat SMP. Dan yang terakhir, pengumpulan dana swadaya masyarakat, baik dilakukan oleh LSM atau masyarakat sendiri, terutama di tujukan untuk pemenuhan pendidikan bagi warganya sendiri.

Dengan adanya kerjasama, peran serta dan kejujuran semua pihak, untuk mencerdaskan bangsa, terutama anak-anak, maka hak pendidikan tingkat dasar dapat dipenuhi secara maksimal. Kita pun dapat melihat anak-anak, dari keluarga manapun, terutama keluarga miskin, terpenuhi hak pendidikannya. Pada tingkat selanjutnya, pendidikan yang berkualitas kemudian dapat menjadi rencana bersama, setelah hak pendidikan tingkat dasar tersebut terpenuhi.

Sumber :  http://paud.kemdikbud.go.id/

Minggu, 22 Juni 2014

PENGEMBANGAN MODEL PAUD TERPADU DENGAN KESEHATAN DAN KELUARGA

    Minggu, Juni 22, 2014  
Pengembangan Model Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan Kesehatan dan Keluarga ini dapat dilakukan di lembaga-lembaga PAUD yang telah memiliki akses dengan lingkungan kesehatan dan memiliki program parenting yang baik. Model PAUD terpadu ini bersinergi dengan lingkungan yang mencakup : Anak Usia dini, Layanan pendidikan bagi anak Usia Dini, Pendidikan Kesehatan dan Pendidikan Keluarga. Hal ini bisa dilihat dalam gambar matrik dan prototype di bawah ini :



Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan Kesehatan dan Keluarga adalah :
Suatu usaha sadar dengan dan terencana yang dilakukan oleh keluarga (orang tua atau orang dewasa lainnya) melalui praktik pengasuhan dalam rangka pengembangan potensi anak usia 0-6 tahun yang mencakup upaya perawatan kebersihan diri(higienitas) dan gizi, serta pemberian rangsangan psikososial untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal


Tujuan Pengembangan :

Menemukan Model PAUD terpadu dengan Pendidikan Kesehatan dan Keluarga sebagai panduan yang dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuan orang tua, kader kesehatan, pendamping dan Pendidik PAUD dalam meningkatkan kecerdasan anak.
Tujuan Penyelenggaraan : 
a. Sebagai Pedoman keluarga dalam meningkatkan pengembangan diri
b. Sebagai Pedoman bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD dalam meningkatkan pengembangan diri.
 
Hasil yang diharapkan
1. Membantu Pengelola program PAUD Terpadu agar dapat mengelola dan menata organisasi melalui layanan pembelajaran dan pendampingan terhadap keluarga 
2. Memberikan alternataif layanan melalui model PAUD dengan sektor lain secara sinergi


Materi yang diberikan untuk Kesehatan dalam Pengembangan Model Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan Kesehatan dan Keluarga meliputi :

  • Makanan Sehat dan Bergizi seimbang untuk anak dan keluarga
  • Rumah yang sehat dan Bersih
  • Pemeliharaan  Kesehatan Anak dan Keluarga
  • Perawatan pada Anak sakit
  • Penanaman Pendidikan Kesehatan ada Anak Usia Dini
Adapun Materi Pendidikan Keluarga yang diberikan dalam kegiatan PAUD terpadu dengan kesehatan dan Keluarga ini adalah :

  • Peran Keluarga dalam pengasuhan Anak Usia Dini
  • Pendidikan dalam Keluarga
  • Pola asuh orang tua kepada Anak Usia Dini
  • Strategi dalam mengasuh dan membimbing Anak
  • Menjalin Komunikasi dialogis dan efektif dengan Anak
Demikianlah Desain atau model Untuk pengembangan PAUD terpadu dengan kesehatan dan Keluarga, semoga dapat diterapkan dilembaga-lembaga PAUD bunda sekalian, terimakasih.

Sumber : Materi Validasi Program PNFI Tim Pengembang BPKB-PNFI Kalsel 2013 .


Labels

About us

Text Widget

Common

Masukkan kode iklan di sini. Diwajibkan iklan ukuran 300px x 250px. Iklan ini hanya akan tampil di halaman utama pada tampilan desktop.

Labels

About Us

Berita Terbaru

FAQ's

© 2014 filejamil. Designed by Bloggertheme9
Proudly Powered by Blogger.