Iklan Halaman Depan

Masukkan kode iklan di sini. Diwajibkan iklan ukuran 300px x 250px. Iklan ini hanya akan tampil di halaman utama pada tampilan desktop.

GilaBola+

filejamil.cf. Gambar tema oleh MichaelJay. Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Pilpres 2019+

Video Terpopuler

detikNews

Berita Utama

Kategori Berita

FAQ's

Ads

Ads
detikcoy

Tag Populer

Tampilkan postingan dengan label Tips Merawat Mendidik Anak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tips Merawat Mendidik Anak. Tampilkan semua postingan

Selasa, 27 Januari 2015

MAINAN YANG HARUS DIWASPADAI DAN DISESUAIKAN UNTUK ANAK USIA DINI

    Selasa, Januari 27, 2015  
Bunda--sekalian, Bermain untuk anak memang sangat perlu, bahkan sangat penting untuk medukung tumbuh kembangnya, tetapi perlu deketahui bahwa tidak semua jenis mainan cocok dan baik untuk anak usia tertentu, ada juga beberapa mainan yang memang harus disesuaikan untuk anak dan usianya karena faktor keamanan dan keselamatan anak. Berikut ini berbagai macam bentuk, ukuran, bahan, dan kekuatan mainan yang harus disesuaikan untuk anak agar anak senantiasa bermain dengan aman dan nyaman sbb:
  1. Kategori mainan remas (squeeze toys) dan kerincingan (rattless). Mainan-mainan ini harus didesain sedemikian rupa agar tidak ada bagian-bagian yang menonjol lebih dari 3 cm, serta memungkinkan masuk ke dalam mulut anak dan menimbulkan bahaya tersedak atau sesak nafas.
  2. Mainan yang bebentuk bola kecil (small balls). Bisa dikatakan bola kecil bila diameternya kurang dari 3,17 cm. Untuk anak usia 36 bulan sampai dengan 96 bulan, boleh diberikan mainan bola kecil atau mainan yang mengandung bola kecil yang dapat dilepaskan (removable). Namun ketentuan tersebut harus disertai dengan peringatan sebagai panduan pada kemasan mainan. Peringatan atau panduan tersebut seperti, peringatan ; "mainan ini adalah bola kecil yang memungkinkan terjadinya bahaya tersedak pada anak". Tidak cocok untuk anak usia di bawah 3 tahun (3 year chocking hazard".
  3. Mainan Pompom. Jenis mainan ini adalah mainan dengan sekumpulan serat, benang atau tali yang diikat sedemikian rupa pada bagian tengahnya sehingga membentuk bulatan. Pompom mempunyai potensi bahaya tersedak (chocking hazard) terhadap anak usia di bawah 36 bulan. Bahaya yang dimaksud adalah bahaya terlepasnya komponen apapun pada pompom, meski sehelai benang, karena, karena dimungkinkan akan dimasukan ke dalam mulut oleh anak. Mereka masih memungkinkan untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak sewajarnya terhadap benda-benda di sekitarnya termasuk mainan ini.
  4. Mainan tokoh untuk anak usia pra-sekolah (pre-school play figures). Potensi bahaya yang perlu diperhatikan pada mainan ini adalah bahaya tersedak untuk anak berusia di bawah 36 bulan jika panjangnya tidak lebih dari 64 mm. Kempongan mainan untuk anak usia 36 bulan harus mempunyai panjang nipel tidak lebih dari 16 mm karena jika lebih panjang dari itu akan menimbulkan bahaya tersedak.
  5. Model mainan balon yang terbuat dari karet. Mainan ini juga harus disertai dengan peringatan. Dikhawatirkan, jika balon pecah akan menghasilkan serpihan yang berbahaya jika kemudian tertelan oleh anak atau lembaran yang berbahaya jika ditutupkan ke muka dan berakibat anak sulit bernafas. Jika pada balon mainan tersebut terdapat komponen yang bisa dilepas atau tidak dapat dilepas, maka tidak boleh berupa small part yang berbahaya karena dapat tertelan oleh anak. Karena itu pada kemasan balon mainan, harus dicantumkan peringatan untuk diperhatikan; "Peringatan Anak berupa di bawah 8 tahun dapat tersedak atau sesak nafas akibat pecahan balon. Harus dalam pengawasan orang dewasa, Jauhkan pecahan balon dari anak-anak. Ketika balon pecah, segera buang," .
  6. Model mainan yang berbentuk mangkuk, separuh bola, separuh telur dengan ukuran tertentu pula, mempunyai resiko mengakibatkan sesak nafas pada anak-anak berusia di bawah 36 bulan khususnya antara 4 sampai 24 bulan. Hal yang dikhawatirkan adalah jika mainan yang berbentuk mangkuk tersebut menutup ke wajah anak yang kemudian menyebabkan anak tidak bisa bernafas, sesak nafas, panik karena gelap. Untuk menghindari resiko tersebut, maka mainan berbentuk mangkuk tersebut harus mempunyai lubang dengan ukuran minimum 2 mm yang masih memungkinkan anak untuk dapat bernafas dan melihat cahaya jika mainan itu ditutupkan ke muka anak. 
Demikian bunda--sekalian beberapa macam bentuk, ukuran, bahan, dan kekuatan mainan yang harus diwaspadai dan disesuaikan untuk anak usia dini. Semoga kita dapat memberikan aneka permainan yang baik dan mendukung tumbuh kembang anak-anak kita. Terimakasih..wassalam.

Sumber: Disarikan dari Buletin Usia Emas Edisi 02/Tahun I/ 2012, dengan sedikit perubahan dan penambahan


    Minggu, 25 Januari 2015

    7 TIPS KEKUATAN PENGABDIAN UNTUK GURU PENDIDIK PAUD

        Minggu, Januari 25, 2015  
    Menjadi seorang guru dan pendidik identik dengan pengabdian. Berikut ini 7 Tips untuk guru dan pendidik PAUD agar memiliki kekuatan yang besar dalam pengabdiannya sebagai seorang guru atau pendidik  di lembaga-lembaga PAUD  yaitu :
    1. Menjadikan aktivitas mendidik sebagai sebuah kegiatan ibadah.
    2. Melakukan kegiatan mendidik dengan sungguh-sungguh.
    3. Tidak main-main dalam menjalankan tugas 
    4. Menanamkan kecintaan dan keikhlasan pada perkerjaan dan anak didik
    5. Selalu berpedoman pada aturan yang sah.
    6. Selalu bersemangat untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
    7. Selalu bersemangat untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik,

    Hendaknya bagi guru pendidik  PAUD mengajar bukanlah sekedar profesi, tetapi mengajar adalah sebuah kegemaran, Seperti yang dikemukakan Haim Ginott "Aku telah mencapai sebuah kesimpulan bahwa aku adalah unsur penentu dalam kelas, Pendekatan pribadikulah yang menciptakan iklimnya. Suasana hatikulah yang membuat cuacanya. Sebagai seorang guru, aku memiliki kekuatan yang amat besar untuk membuat seseorang menderita atau bahagia. Aku bisa menjadi alat penyiksa atau pemberi inspirasi, bisa bercanda atau mempermalukan, melukai atau menyebuhkan. Dalam semua situasi reaksikulah yang menentukan, apakah sebuah krisis akan memuncak, dan apakah seseorang akan dipermalukan sebagai manusia atau derajatnya direndahkan".

    Demikian bunda...anak-anak didik kita berada ditangan bunda masa depannya. Semoga motivasi sederhana ini bermanfaat. Terimakasih sudah berkunjung ke blog ini. Wassalaam....
     

    Sabtu, 24 Januari 2015

    CARA ISLAMI STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK 0 - 6 TAHUN

        Sabtu, Januari 24, 2015  
    Bayi Baru Lahir
    - Diperdengarkan atau dibisikkan Do'a pada telinga kanan-kiri  (Diazankan dan diqomatkan)
    - Beri Korma Yang dilembutkan/madu
    - Perlu Perhatian penuh, memberikan ASI, baca bismillah dan alhamdulillah memulai dan menyudahi anak minum ASI
    - Ajak komunikasi, lewat mata, telinga dan rabaan
    - Tempat tidur beri mainan yang menarik
    - Gerakkan bola-bola kecil, warna warni, ke kiri - ke kanan

    Umur tujuh hari
    -  Sunnah  memberi   nama, aqiqah dan mencukur rambut.   Dapat dilakukan pada hari ke 14 atau hari ke 21
    - Sodaqoh kepada fakir miskin,  seharga emas seberat rambut bayi yang telah dicukur
    - Jika laki-laki boleh di hitan, sekalipun tidak mutlak, bisa sampai sebelum baliqh
    - Ajak komunikasi, lewat semua alat indra
    - Tempat tidur beri mainan yang menarik
    - Gerakkan bola-bola kecil, warna warni, ke kiri - ke kanan

    Umur satu bulan
    - Pengenalan benda-benda, merangsang otot mata
    - Mengajak bermain wajah, terseyum, melatih rasa
    - Melatih seluruh indra, meletakkan tangan bayi pada telinga, mulut, hidung, rambut kepala Anda
    - Mengajak bermain kain warna warni
    - Latih pendengaran, dengan suara gemerincing

    Umur 1,5 bulan
    - Memperdengarkan suara dari seluruh penjuru
    - Memperdengarkan berbagai macam suara

    Umur 2 bulan
    - Merespon sesuai keadaan bayi, senang, gembira dengan seyuman
    - Jika marah, ditenangkan.
    - Segera tanggapi tangisnya, mungkin ia capek, lapar, haus, ngompol, kencing atau overstimulasi
    - Tanamkan rasa percaya diri
    - Sering menatap bayi, komunikasi, ajak ngobrol  akan mencerdaskan emosinya

    Umur 3 bulan
    - Tingkatkan perhatian lewat dekapan, belaian, tatapan kasih sayang
    - Beri mainan warna cerah
    - Gantungkan benda-benda cerah, Gantungkan kaos kaki warna-warni yang disumpal dengan tisu, boneka, gambar
    - Latih menyentuh bola/balon warna-warni
    - Latih pendengaran dengan berbagai variasi

    Umur 4 Bulan
    - Latihan makan  biscuit kewat tangannya, melatih kemandirian
    - Beri perhatian dengan ketulusan dan kecintaan
    - Menyusu dengan memegang susu ibu
    - Latih dan biarkan meraba  mulut, hidung, telinga ibu jika sedang disusui
    - Mainan ditambah dengan variasi
    - Latih keterampilan motorik (gerak tangan )  dengan benda-benda sekelilingnya

    Umur 5 bulan
    -Sering memanggil namanya
    -Latih cilukba
    -Latih tepuk tangan, mengibas jari, melatih keterampilan motorik (otot)

    Umur 6 bulan
    -Melatih  mengambil makanan dipiring
    -Melatih menggenggam makanan
    -Latih mengenal diri, lewat cermin, mengenal orang lain
    -Latih dalam ayunan
    -Latih suara berisik, dari berbagai arah, dari yang lembut sampai yang keras ( memukul kaleng)
    -Kenalkan dengan orang lain
    -Kenalkan berbagai bentuk bangunan dari balok kecil
    -Kenalkan berbagai benda dan namanya
    -Kenalkan berbagai rasa dan namanya
    -Kenalkan berbagai bentuk tekstur (bentuk permukaan)
    -Latih jalan-jalan di tanah, di pasir, di kerikil, di rumput
    -Latih meraba  seperti handuk baju, kaos, dan lain-lain


    Umur 7 bulan
    -Komunikasi intensif
    -Bebaskan bayi banyak gerak, melempar bola, benda-benda
    -Latih otot, dengan koordinasi motoriknya, memukul panci dengan sendok dan lain-lain

    Umur 8 bulan
    -Ajak berbicara sebanyak dan sesering mungkin,
    -Latih berdoa sederhana
    -Komentari perasaan bayi, …pipis ya ?, .. sudah bisa berdiri ya?
    -Ajak bernyanyi dan bermain yang sederhana
    -Tunjukkan benda, gambar dan nama dan tulisannya
    -Latih bermain benda yang mudah bergerak

    Umur 9 bulan
    -Latih rasa ingin tahu, benda-berda yang berputar, berpusing
    -Latih meminum sendiri dengan cangkir plastik
    -Latih menjumput benda-benda
    -Latih mengenal benda-benda , misalnya alat dapur yang tidak berbahaya
    -Latih membuka benda yang tertutup, misalnya kado
    -Latih telpon-telponan
    -Perkaya kosakata, kalimat
    -Latih reflek alat indra, mata, tangan, badan
    -Latih mengisi dan mengosongkan benda, misalnya ke dalam cangkir plastik
    -Kenalkan sosialisasi dengan bayi-bayi lain

    Umur 10 bulan
    -Ajak berkomunikasi secara verbal apa yang dilakukan anak, tatkala pipis,  marah, memakai baju beri aba-aba rentangkan tangan, memakai sepatu dls
    -Kenalkan kata-kata baru dalam kehidupan sehari-hari
    -Bacakan buku ceritera dengan penuh ekspresi

    Umur 11 Bulan
    -Latih pendengaran suara binatang
    -Biarkan bermain sendiri, mengisi dan mengosongkan air, pasir, beras dlsb
    -Beri nama-nama yang telah dibentuk anak, misalnya ini roti, beskuit, gunung dsb.

    Umur 1 tahun
    -Bermain dengan puzzle sederhana dan menarik
    -Bermain keseimbangan, mobil-mobilan
    -Perkenalkan lingkunagn, warna, rasa
    -Menata permainan, kardus dan bungkus-bungkus bekas
    -Kenalkan gambar-gambar besar dan menarik
    -Dapat diperkenalkan mainan menarik yang dapat dimakan (tapi perlu bimbingan)

    Umur 1,5 tahun
    -Latih kerja sama
    -Latih bermain seperti yang dilakukan mama, papa, menulis, corat-coret, mobil-mobilan, telpon-telponan

    Umur 2 tahun
    -Latih anak mengenal tauhid
    -Biarkan eksplorasinya berkembang
    -Tanamkan nilai-nilai agama (Islam)
    -Anak sudah selesai disapih, tapi tetap memberikan kasih sayang lewat dekapan, kehangatan  dan kasih sayang
    -Sediakan alat-alat sederhana, kertas putih, kertas berwarna, wax ( plastisin yang mudah dibentuk) barang bekas , berbagai benda yang dapat dibentuk

    Umur 3 tahun
    -Beri kesempatan anak bergaul dengan banyak orang
    -Latih banyak bertanya tentang apa saja
    -Beri kebebasan melakukan eksplorasi, mengenal dan menemukan sesuatu yang baru
    -Beri kesempatan bermain apa saja, baik mainan yang menentramkan, mengelisahkan maupun yang menantang
    -Sediakan  berbagai perlengkapan  untuk kegiatan anak, misalnya untuk menulis, melukis/menggambar, maupun mengukir
    -Ajari anak  bisa bermain peran secara langsung
    -Latihan ekspresi wajah, seperti sedih, gembira, marah, terkejut, kecewa, bingung, takut dan sebagainya (sebagai latihan emosi dengan pengamatan langsung).

    Demikian cara menstimulasi tumbuh kembang anak 0 - 6 tahun secara Islami, semoga bermanfaat. terimakasih.

    Minggu, 18 Januari 2015

    CARA MENCIPTAKAN LINGKUNGAN BERMAIN YANG BAIK UNTUK ANAK PAUD

        Minggu, Januari 18, 2015  
    Kesuksesan anak dalam bermain sangat bergantung pada orang dewasa dan lingkungan yang diciptakannya. Keterlibatan pendidik dalam bermain adalah hal yang terpenting untuk mendukung pertumbuhan dan kemampuan belajar anak. Kegiatan anak dalam bermain  dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti menggunakan anggota tubuhnya (bertepuk tangan, bergoyang, berlari-lari)  bermain pura-pura,  menciptakan sesuatu, atau  bermain dengan teman sebaya. Pengalaman bermain tersebut dapat membantu perkembangan fisik, emosi, kognitif dan sosial anak. Jadi bermain  merupakan cara terbaik bagi anak untuk mengembangkan seluruh kemampuannya.

    Menciptakan lingkungan bermain yang baik bagi anak harus didasarkan pada tiga jenis main yaitu :
    1. Main Sensori motor (sensori-motor play)
    2. Main Peran (Symbolic play)
    3. Main Pembangunan (constructive play)
    Karena itu pengalaman main yang bermutu harus direncanakan dengan baik, yaitu menata lingkungan main dan memberi pijakan – pijakan. Sehingga proses yang terjadi dalam kegiatan bermain anak dapat dicapai dalam rangka mendukung tumbuh kembang anak secara baik.

    Sabtu, 10 Januari 2015

    CATATAN PENTING TENTANG HAK ANAK DAN PENGASUHAN YANG BAIK

        Sabtu, Januari 10, 2015  
    Kita tentunya telah mengetahui dan menyadari, anak merupakan anugerah Ilahi sekaligus amanah bagi kita untuk diasuh, dibesarkan dan dididik sehingga mereka menjadi generasi muda yang sehat, cerdas, tangguh, berbudi luhur dan mampu meneruskan cita-cita bangsa Indonesia yang kita cintai ini. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka kebutuhan dasar anak harus dipenuhi, antara lain kebutuhan akan kasih sayang dan perlindungan, gizi, kesehatan, pendidikan, pengasuhan, bermain dan rekreasi; serta lingkungan yang sehat. Upaya memenuhi kebutuhan dasar anak ini harus dilakukan sejak usia dini, bahkan sejak bayi masih dalam kandungan.

    Dalam hal memenuhi kebutuhan dan hak anak, maka Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan ”Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”. Disamping itu, Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang mengacu kepada Convention on The Rights of the Child – Konvensi Hak-hak Anak; juga menyebutkan bahwa ”Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.

    Karena itu adalah sangat penting untuk kita pehatikan baik sebagai orang tua, pendidik dan masyarakat pada umumnya, bahwa hak anak untuk tumbuh dan berkembang dengan pengasuhan dan pendidikan yang terbaik.

    Senin, 05 Januari 2015

    ALASAN LAIN MENGAPA ANAK TK PAUD TIDAK BOLEH CALISTUNG

        Senin, Januari 05, 2015  
    Tidak bosan-bosannya penulis, memposting tulisan seperti ini, karena masalah ini memang telah menjadi momok, menjadi dilema, dan menjadi buah simalakama bagi penyelenggara pendidikan anak usia dini, khususnya diTK PAUD. Masih banyak lembaga-lembaga PAUD yang mempraktikan kegiatan calistung ini dengan vulgar, baik sembunyi-sembunyi atau terang-terangan. Sembunyi jika ada pengawas dan pejabat dinas datang berkunjung kelembaga, terang jika orang tua anak merengek supaya anaknya diajar membaca dan menulis. Buah simalakama bukan?, walaupun sebenarnya sudah tau, menjejali anak Usia Dini dengan calistung itu sangat kejam, menzolimi anak, memberangus hak anak, merontokan potensi-bakat-kecerdasan anak, dan membuat anak cidera mental yang dapat ia bawa hingga masa tuanya.

    Alasan -- : )

    Salah satu alasan logis yang mungkin bisa diterima otak orang tua dan pendidik, mengapa anak di TK dan PAUD tidak boleh Calistung adalah : Telah Banyak penelitian yang telah dilakukan tentang theory child, bahwa anak-anak yang dipercepat kerja otak untuk aksara dan angka dalam perkembangan usia dini, diberikan banyak beban pelajaran serius, belajar dan berhitung dengan tekun, justru akan membuat anak menjadi lebih mudah bosan ketika mereka memasuki usia sekolah, baik sekolah dasar maupun sekolah pertama. Bahkan bisa membuat anak drop out sekolah, karena membolos untuk menghindari belajar dan seabrek prilaku nakal lain, karena seharusnya pada masa anak bermain dan mengekplor dunianya malah dicekoki dengan hal-hal yang belum masanya berupa aksara dan angka yang mematikan rasa.

    So..bunda, .... jangan calistung ya.. ,yang boleh ajarkan anak pengenalan aksara dan angka..metodenya ada disini !!

    Sabtu, 27 Desember 2014

    MEREMAS AWAL UNTUK ANAK BELAJAR MENULIS

        Sabtu, Desember 27, 2014  
    Bunda, ketika anak pertama kali belajar memegang benda, dan meremas plastik misalnya adalah awal tanda-tanda anak belajar untuk memasuki tahapan menulis. Biarkan dan bantu anak dengan memberikan permainan yang mendukung kegiatan meremas untuk anak. Berikan sesuatu yang mengandung unsur pengenalan panca indra anak, misalnya benda yang mengandung tektur yang baik, berbunyi dan merangsang rasa ingin tahu anak.

    Perkembangan motorik halus anak yang sudah mulai berkembang dapat dibantu dengan stimulus dari permainan sederhana, berupa barang-barang sederhana tapi aman untuk anak. Berikut beberapa benda yang dapat diberikan pada anak yang memasuki tahapan meremas ini seperti :
    - Kantong Plastik, plastik es
    - Kain lembut, kain planel
    - Benang wol
    - kertas  tipis
    - dll

    Selain bahan-bahan sederhana di atas, bisa juga anak diberikan mainan yang memang sudah diproduksi pabrikan dan ada dipasaran yang dijual khusus untuk permainan anak usia dini.

    Intinya berikan anak kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengembangkan pengalaman dalam mengeksplorasi pengalaman main meremas ini. Hingga anak semakin terampil dan mudah untuk memasuki tahapan menulis selanjutnya.

    Demikian bunda, tulisan paud- anakbermain belajar ini, semoga bermanfaat. terimakasih ya..wassalam..

    Rabu, 24 Desember 2014

    PERMAINAN AKTIF DAN PASIF PADA ANAK USIA DINI

        Rabu, Desember 24, 2014  
    Selain bentuk-bentuk permainan dalam ketegori permainan yang mendukung proses main bagi anak seperti dalam BCCT atau sentra. Secara ringkas juga permainan yang baik bagi anak ini dibagi menjadi dua kategori yaitu permainan aktif dan permainan pasif. Berikut ini permainan yang baik bagi tumbuh kembang anak seperti yang telah dilansir oleh situs meetdoctor.com, yang akan penulis ringkas sebagai berikut :


    1. Permainan aktif.
     
    Secara umum permainan aktif adalah permainan yang dilakukan oleh si anak secara bebas, dan spontanitas. Permainan aktif biasanya dilakukan oleh anak-anak sesuai dengan keinginan mereka, tidak ada aturan tertentu yang membatasi keasikan anak dalam bermain. Ketika anak-anak melakukan permainan ini secara tidaklangsung ia  akan melakukan sedikit pembelajaran dengan bereksperimen atau menyelidiki, mencoba, serta mengenal sesuatu hal-hal baru yang menurut mereka menarik untuk diketahui.Permainan aktif cenderung melibatkan anak secara langsung dengan mengaktifkan fisikomotorik anak dengan lebih intens.

    Contoh Permainan Aktif :
    Drama (dalam bentuk bermain peran Makro atau mikro)
    Bermain Alat Musik
    Mengoleksi Barang-barang Kesukaanya
    Berolahraga
    dll


    2. Permainan Pasif

    Permainan pasif adalah permainan yang dilakukan anak secara tidak langsung dengan kegiatan fisik yang berat untuk mendukung pengetahuan bagi anak. Permainan pasif cenderung hanya melibatkan anak dalam kegiatan mikro yang menggunakan fisik secara enteng saja. Namanya juga permainan Pasif, maka anak tidak aktif dalam gerak fisiknya.

    Contoh Permainan Pasif :
    Membaca
    mendengarkan dongeng cerita
    Mendengarkan musik dan lagu
    Menonton Televisi Edukasi
    dll.

    Peranan pendidik PAUD dilembaga dan orang tua di Rumah, menjadi sangat penting manakala anak telah melakukan permainan baik permainan aktif maupun permainan pasif, kegiatan ini diharapkan dapat mempercepat proses anak untuk mencapai tumbuh kembangnya baik secara pisik, phisikis maupun kecerdasannya. Demikian bunda, ayah, tentang permainan aktif dan pasif pada anak, semoga bermanfaat. terimakasih.

    Sabtu, 13 Desember 2014

    PENGERTIAN PARENTING ATAU PENDIDIKAN KEORANGTUAAN

        Sabtu, Desember 13, 2014  
    Pertemuan Parenting,
    Parenting Metting PAUD RBS
    Pada dasarnya pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

    Pendidikan anak Usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun (0-6 tahun) yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohan agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

    Keorangtuaan adalah peran perawatan, pengasuhan, perlindungan dan pendidikan yang dilaksanakan oleh keluarga terhadap anak usia dini (0-6 tahun). Dimana masa-masa usia anak 0-6 tahun ini adalah masa-masa penting "Golden Age", maka peran orang tua menjadi teramat penting sebagai ujung tombak dari pendidikan dan pengasuhan anaknya.

    Jadi dapat ditarik suatu pengertian bahwa :
    " Pendidikan keorangtuaan adalah upaya peningkatan/ penguatan, pengasuhan, perlindungan dan pendidikan yang dilaksanakan oleh keluarga untuk mendukung pembelajaran anak usia dini di lembaga Paud.

    Sumber: Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Keorangtuaan (Parenting) Dirjend PAUDNI 2013.

    Lihat juga : Cara dan Langkah-langkah pelaksanaan Parenting di sini !!

    Kamis, 11 Desember 2014

    METODE PEMBELAJARAN UNTUK PERKEMBANGAN EMOSI ANAK DI PAUD

        Kamis, Desember 11, 2014  
    Bunda pendidik PAUD sekalian, dalam kegiatan pembelajaran sangat dibutuhkan sebuah metode yang dapat membantu anak dalam perkembangan emosinya. Untuk membantu proses perkembangan emosi pada anak usia TK, sebagai seorang pendidik ,bunda dapat melakukan beberapa metode pembelajaran seperti berikut ini:

    1. Bernyanyi dan bermain musik
    Bermain musik bagi anak sangat penting dan memberikan pengaruh yang cukup kuat dalam pengembangan emosinya. Mahmud (1995) mengatakan bahwa musik dapat menimbulkan rasa kesatuan dan persatuan, rasa kebangsaan, rasa keagamaan, rasa kagum, rasa gembira, dan sebagainya.
    Cambell (2001) mengatakan bahwa musik dapat mengangkat suasana jiwa seseorang melalui musik, kasih sayang serta doa di dalam diri seseorang dapat dibangkitkan.


    2. Bermain peran

    Bermain peran adalah permainan yang dilakukan anak dengan cara memerankan tokoh-tokoh, benda-benda, binatang, ataupun tumbuhan yang ada disekitar anak.
    Dalam permainan ini anak dapat mengembangkan kemampuan sosial emosional. Anak dapat mengekspresikan berbagai macam emosinya tanpa takut, malu ataupun ditolak oleh lingkungannya. Harley (2000) mendefinisikan bermain peran yaitu: “bermain peran adalah bentuk bermain bebas dari anak-anak yang masih muda. Adalah salah satu cara bagi mereka untuk menelusuri dunianya, dengan meniru tindakan dan karakter dari orang-orang yang berada disekitarnya.


    3. Bercerita 

    Melalui bercerita anak dapat mengembangkan imajinasinya menjadi apapun yang dia inginkan. Dalam cerita seorang anak dapat memperoleh nilai yang banyak dan berarti bagi proses pembelajaran dan perkembangannya, termasuk didalamnya perkembangan emosi dan sosialnya. Bercerita dapat juga berfungsi sebagai alat untuk mendukung proses pembelajaran berbagai ilmu pengetahuan dan nilai pada anak.

     
    4. Permainan Hand Puppet
    Hand Puppet atau permainan dengan menggunakan boneka tangan. Dengan adanya manfaat yang cukup besar dalam mengekpresikan emosi, sebagian besar terapis telah menggunakan permainan Hand Puppet ini untuk terapi. Dengan permainan ini, anak-anak yang mengalami permasalahan emosional pun dapat terbantu. 


    5. Latihan relaksasi dan meditasi dengan musik
    Berdasarkan hasil penelitian, Rachmawati (1998) mengatakan bahwa proses relaksasi yang dilakukan pada anak, cukup efektif untuk latihan pengenalan emosi diri mereka sendiri atau terbentuknya keterampilan emotional awarness. Aktivitas meditatif dengan musik dapat membantu proses katarsis, dimana individu mengeluarkan emosi-emosi yang ditekan, menciptakan ketenangan, dan meningkatkan produktivitas pembelajaran pada anak.


    6. Bermain gerak dan lagu

    Bermain gerak dan lagu merupakan aktivitas bermain musik sembil menari. Anak-anak sangat menyukai permainan ini terutama jika kita memodifikasi lagu-lagu yang diperdengarkan. Penanaman nilai-nilai dalam lagu-lagu anak yang mengandung nilai-nilai moral yang baik sangat mendukung terhadap perkembangan emosi dan sosial anak.


    7. Permainan Feeling band

    Menurut Newcomb (1994) permainan Feeling band atau band perasaan adalah per-mainan membunyikan instrumen musik sesuai dengan ekspresi perasaan. Alat musik yang digunakan sebaiknyajenis perkusi sehingga anak lebih mudah menggunakan.


    8. Demonstrasi

    Demonstrasi adalah kegiatan memberi contoh atau memperhatikan secara langsung dalam melakukan suatu perbuatan atau perilaku. Dalam demonstrasi terkandung unsur showing, doing, and telling, yaitu perlihatkan, lakukan, dan katakan sebagaimana yang dipaparkan Moeslichatoen (1999).


    9. Permainan personifikasi

    Permainan personifikasi adalah permainan yang dilakukan dengan cara meniru gerakan binatang atau tumbuhan seolah-olah mereka hidup dengan cara hidup manusia. Dengan permainan ini anak mengalami pengalaman belajar yang sangat baik, sebagai sebuah pengetahuan dan pengalaman baru tentang dunia yang dihadapinya, sehingga anak dapat menentukan sikap yang baik untuk berinteraksi dengan lingkungannya.

    Demikian beberapa metode yang dapat membantu dalam perkembangan emosi anak, semoga bermanfaat untuk bunda sekalian dalam aktivitas mengajarnya di lembaga PAUD masing-masing. Terima kasih Sudah berkunjung ke blog ini, silakan membaca artikel-artikel kami yang lain di sini !!

    Sumber : Dirangkum dari berbagai sumber !!

    Selasa, 09 Desember 2014

    CARA MENGATASI RENDAH DIRI PADA ANAK USIA DINI

        Selasa, Desember 09, 2014  
    Kita sering menemukan anak yang mengalami masalah rendah diri, yang berakibat pada kemampuannnya untuk bersosialisasi dengan teman-teman dan lingkungannya. Anak yang mengalami rendah diri atau dalam bahsa sehari-hari disebut dengan minder, berkaitan dengan perasaan tidak berharga dan kurang penghargaan terhadap diri sendiri, yang juga berpengaruh terhadap motivasi, sikap, dan tingkah laku anak.  Menurut Schaefer & Millman, (1981) ada sejumlah hal yang dapat kita lakukan untuk membantu dalam mengatasi rasa rendah diri anak ini yaitu :

    1.  Meningkatkan pemahaman diri anak
    Pendidik dapat memberikan penjelasan dan pemahaman kepada anak bawa dalam kehidupan ini tidak ada orang yang sempurna, setiap orang pasti memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.

    2.  Mendukung kompetensi dan kemandirian anak
    Anak perlu dilatih untuk melakukan keterampilan yang sesuai dengan usianya dan dijamin bahwa anak akan memperoleh perasaan aman dalam proses menguasai keterampilan tersebut.

    3.  Menyediakan kehangatan dan penerimaan
    Pada diri anak rasa harga diri yang tinggi dioperoleh jika anak merasa dirinya diterima. Dukungan emosiona menjadi sangat penting karena pada dasarnyan anak membutuhkan perasaan aman.

    4.  Fokus pada Hal-hal Positif yang dapat dilakukan Anak
    Sebagai guru pendidik dan orang tua, kita perlu jeli dan cermat dalam mengenali dan mendukung kekuatan atau kelebihan anak. Perhatian sebaiknya lebih besar dicurahkan pada kelebihan anak, bukan pada kekurangan dan kelemahan anak.

    5.  Menyediakan pengalaman yang konstruksi
    Rencanakan dan lakukan kegiatan-kegiatan dengan cara-cara yang tepat untuk menjamin agar anak mau berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

    6.  Meningkatkan rasa percaya diri anak
    Pada diri anak peningkatan kepercayaan diri dapat terjadi karena pengalaman yang terjadi berangsur-angsur secara berulang-ulang. Usahakan penugasan dan kegiatan yang diberikan pada anak  yang sebisa mungkin dapat diselesaikan oleh anak.

    7.   Memberikan Reward (Penghargaan).
    Setiap kali anak menunjukan sikap optimis dan tidak mudak berkecil hati,  beri anak reward yang dapat mendukung dan memperkuat perilakunya. Rewad ini dapat berupa penghargaan misalnya pujian, nilai bintang, atau sesuatu yang sangat disukai anak.

    Demikianlah cara  Mengatasi Rendah Diri Pada Anak, semoga bermanfaat untuk orang tua dan bunda pendidik sekalian dalam rangka mendukung kemampuan perkembangan fisik dan mental anak dilembaga PAUDnya masing. masing. wassalam.....

    Sumber : Schaefer & Millman, (1981), Bahan penataran TOT PAUD 2009

    Senin, 01 Desember 2014

    TIPS CARA TERBAIK MENDIDIK ANAK SECARA ISLAMI

        Senin, Desember 01, 2014  
    Mendidik Anak Islami, anak islami
    Salah satu keuntungan memiliki anak adalah kita akan memiliki mata air yang indah yang tiada akan kering dari cinta, hingga akhir khayat kita, dan juga salah satu amal yang tidak pernah terputus pahalanya sekalipun kita telah meninggalkan dunia ini adalah “anak yang sholeh/sholehah”. Doa anak yang sholeh juga merupakan salah satu doa yang insya Allah dikabulkan oleh Allah SWT. Bagaimana cara untuk mendidik anak kita, agar menjadi anak yang sholeh dan beriman hingga menjadi kebanggan ayah dan bunda? Didiklah anak dengan cara yang islami, seperti beberapa tips berikut ini:
    1. Biasakan anak kita bangun pada waktu shubuh. Contoh: sejak usia dini, ajaklah ia sholat shubuh bersama atau berjamaah di mesjid.
    2. Berikan ia lingkungan pergaulan dan pendidikan yang islami. Contoh: sejak dini ikutkan anak kita dalam TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an), mengikuti kursus di mesjid, dsb.
    3. Berikan teladan, bukan hanya perintah yang egois. Contoh: jangan hanya menyuruh ia belajar mengaji atau sholat, namun kita sendiri tidak melakukannya.
    4. Ajak anak kita untuk mengunjungi mesijd secara rutin. Contoh: secara rutin, ajaklah anak kita untuk berjamaah di mesjid.
    5. Perkenalkan batasan aurat sejak dini. Contoh: jika sejak dini kita biasakan anak perempuan kita menggunakan jilbab, maka saat dewasa ia justru akan merasa tidak nyaman jika memperlihatkan auratnya.
    6. Biasakan anak kita untuk selalu membawa perlengkapan sholat, terutama untuk anak perempuan.
    7. Minimalkan anak kita dalam mendengar musik-musik non islami. Sebaliknya, maksimalkan anak kita untuk mendengar ayat-ayat Al-Qur’an atau nasyid.
    8. Buatlah jadwal menonton TV dan dampingi anak ketika menonton. Jauhkan anak dari tontonan yang tidak mengandung unsur pendidikan, seperti: sinetron, film horor, film cengeng, dan lain-lain.
    9. Ajarkan nilai-nilai Islam secara langsung. Sampaikan nilai-nilai Islam yang kita kuasai kepada anak kita. Akan lebih baik jika dalam bentuk cerita yang menarik.
    10. Jadilah sahabat setia baginya. Jadikan ia nyaman untuk menjadikan kita tempat curhat yang utama sehingga kita akan selalu mengetahui masalahnya.
    11. Ciptakan suasana hangat dan harmonis dalam keluarga. Jika keluarga tidak lagi terasa hangat baginya, anak akan mencari pelampiasan di tempat lain.
    12. Lakukan semua tips di atas dengan bijak, sabar dan konsisten. Jangan pernah menggunakan kekerasan dan hindari sikap emosional yang dapat membuatnya sakit hati.
    Demikian lah semoga tips-tips ini dapat membantu kita menjadi orang tua yang baik bagi anak kita dan mengajaknya bersama-sama masuk ke dalam surga-Nya yang kekal abadi. Amin.

    Sumber: :http://cara-muhammad.com/tips/tips-mendidik-anak/

    Rabu, 29 Oktober 2014

    CARA MENCIPTAKAN LINGKUNGAN YANG MENDUKUNG PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA DINI

        Rabu, Oktober 29, 2014  
    Cara menciptakan kondisi dan lingkungan tempat Anak Usia Dini harus merupakan lingkungan yang aktif, yaitu lingkungan yang kaya dengan bahasa. Orang dewasa bisa meletakan banyak kata di lingkungan bermain anak. Di mana-mana anak dapat melihat tulisan sehingga menolong anak dalam mempelajari keaksaraan. Misalnya : kalau ada meja, dapat diberi tulisan " m e j a", dll. Pendidik yang aktif dan kreatif akan membawa lingkungan di luar anak yang kaya dengan bahasa ke dalam pikiran anak dan juga mengeluarkan segala sesuatu yang ada di dalam pikiran anak dan juga mengeluarkan segala sesuatu yang ada di dalam pikiran anak ke luar melalui bahasa yang diucapkan anak. Dengan demikian pengetahuan anak akan terus bertambah.

    Selain beberapa hal penting di atas, berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan bahasa dan mendorong percepatan dalam pemerolehan bahasa anak yaitu :

    1. Anak berada di dalam lingkungan yang positif dan bebas dari tekanan. Anak selalu dibiasakan untuk ikut dalam pembicaraan. Bila ada benda yang dibicarakan orang tua dapat menunjuk dan menyebutkan nama benda itu. (Sebagai mana disebutkan di atas, bahwa lingkungan yang kaya bahasa akan menstimulasi perkembangan bahasa anak. Stimulasi tersebut akan optimal jika anak tidak merasa tertekan. Anak yang tertekan dapat menghambat kemampuan berbicaranya. Dapat ditemukan anak gagap yang disebabkan karena tekanan dari lingkungannya.

    2. Pandang mata anak saat berbicara. Kontak tersebut mendorong anak aktif berbicara, Menunjukan sikap dan minat yang tulus pada anak. Anak usia dini emosinya masih kuat, karena itu pendidik harus menunjukan minat dan perhatian tinggi kepada anak. Orang dewasa perlu merespon anak dengan tulus.

    3. Menyampaikan pesan verbal diikuti dengna pesan non verbal. Dalam bercakap-cakap dengan anak, orang dewasa perlu menunjukan ekspresi yang sesuai dengan ucapannya. Perlu diikuti gerakan, mimik muka, dan intonasi yang sesuai. Misalnya: Orang dewasa berkata, " saya senang" maka perlu dikatakan dengan ekspresi muka senang, sehingga anak mengetahui seperti apa kata senang itu sesungguhnya.

    4. Melibatkan anak dalam komunikasi
    Orang dewasa perlu melibatkan anak untuk ikut membangun komunikasi. Kita menghargai ide-idenya dan memberikan respon yang baik terhadap bahasa anak.

    5. Gunakan ejaan yang benar. Hindari ejaan yang dibuat-buat, seperti cayang, antik ya (sayang, cantiknya).

    6. Bicara apa yang benar-benar dilakukan dan dialami anak. misalnya'ayo kita makan ya'. Wah adik kepanasan, mari mama bedaki badannya'

    7. Beri respon yang lebih banyak atas pertanyaan anak. Misalnya, saat anak bertanya 'dari mana ma'. Jawab dengan 'mama dari toko di sebelah, ini geli gula untuk teh manis ayah'.

    8. Gunakan tata bahasa yang benar dalam berbicara. Hal ini penting karena anak peniru yang unggul.Ia akan terbiasa dengan percakapan sehari-hari misalnya, 'ibu akan memandikan kamu/adik'.

    9. Betulkan kesalahan bahasa anak dengan lembut, baik dalam pengucapan maupun susunan. Misalnya, Mama, mam adik nasi. Dengan lembut orang tua mengatakan 'adik mau makan nasi ya'. Hindari mentertawakan ucapan dan dialek anak. Anak akan malu atau justru mengulang-ulang kesalahan itu.

    10. Hindari memaksa anak untuk menghafal kata. Sebenarnya anak suka mengulang-ulang kata yang dikenal. Orang tua dapat mendukung aktivitas ini. Tetapi, bila anak enggan orang tua tidak perlu mendorong lagi.  

    Demikian cara menciptakan lingkungan yang dapat mendukung perkembangan bahasa Anak Usia Dini, Semoga bermanfaat, terimakasih.

    Sumber :
    Dirangkum dan diadaftasi dari Modul Seri Bahan Ajar Diklat Berjenjang Tingkat Dasar Buku 9 "Komunikasi dalam Pengasuhan anak' Dirjen PAUDNI. 2013  

    Senin, 20 Oktober 2014

    JANGAN RUSAK ANAK DENGAN HOROR DAN MISTIK DI RUMAH

        Senin, Oktober 20, 2014  
    horor anak
    Bunda--ayah-- jangan takuti anak dengan mistik, baik dengan cerita-cerita maupun dari tayangan film dan video horor. Jauhkan atau bila perlu musnahkan Film kaset, VCD dan DVD horor dan berbau mistik yang ada di rumah. Karena tayangan horor ini tidak akan ada kebaikannya sama sekali untuk keluarga, malah berdampak negatif bagi sikecil yang ikut melihatnya pada televisi anda yang ada dirumah.

    Mengapa tayangan Horor dan Mistik merusak bagi anak ?

    tayangan horor dan mistik merusak dan memberikan dampak negatif bagi anak karena dapat membuat anak mengalami berbagai resiko penyakit mental, salah satunya yang kita kenal dengan Fobio ; yang merupakan ketakutan pada sesuatu yang tidak beralasan. Ini dapat terjadi karena pengaruh tayangan yang dilihat sikecil yang sangat mempengaruhinya karena tercetusnya rasa takut yang sangat dalam. Sikecil bisa jadi penakut, takut pada bayangan, takut pada bunyi-bunyi tertentu, takut pada kegelapan, takut pada gerakan dijendela dan takut pada orang lain dengan penampilan tertentu.

    Mengapa anak dapat begitu ketakutan akibat tayangan-tayang horor dan mistik ini, walaupun ayah dan bunda sudah memberikan penjelasan dan pengertian bahwa itu tidak nyata ananda tetap masih takut setengah mati, hal ini sesuai dengan pemahaman kita pada anak yang tingkat perkembangan dan usia anak yang berada pada tahapan operasional konkret. Pada tahapan seperti ini, anak akan lebih mudah memahami dan mengetahui apapun apabila didekatkan dengan hal-hal yang bersifat kasat mata (terlibat langsung). Logika dan pikirannya belum memungkinkan diajak membahas masalah yang bersifat teoritis karena ruang lingkup wawasan dan pola berpikirnya masih dimulai dari yang terdekat dengan dirinya dan dari yang termudah anak kenal (spiraling curriculum). Kenyataannya dimasyarkat kita anak mudah mengenali hatu dan hal-hal yang menakutkan dari orang-orang yang bercerita disekitarnya.

    Rasa keingintahuan (curiosity) yang mendalam dan murni telah dibawa oleh setiap anak yang lahir dalam kondisi normal. Itulah pendorong setiap anak mengajukan berbagai rasa penasarannya terhadap apa yang ditangkap dan dianggap sebagai pengetahuan baru, termasuk jika ia menemukan film atau VCD horor koleksi ayah dirumah, ia akan mencoba melihatnya. Akibatnya anak mendapatkan sebuah rangsangan baru yang memicu rasa takut dan trauma yang berakibat pada jangka pendek maupun jangka panjang ingatannya. Misalnya jika dalam adegan film yang dilihat anak kemunculan hantu disertai dengan guntur dan petir, maka guntur dan pentir dalam kehidupan nyata anak sehari-hari akan dia anggap sebagai pertanda akan kemunculan hantu yang membuat anak ketakutan setengah mati, kita tentu tidak menginginkannya bukan!!.

    So..ayah--bunda, jauhkan ananda dari Horor dan mistik ya? biar ananda tidak terhambat pertubuhan mentalnya.

    Labels

    About us

    Text Widget

    Common

    Masukkan kode iklan di sini. Diwajibkan iklan ukuran 300px x 250px. Iklan ini hanya akan tampil di halaman utama pada tampilan desktop.

    Labels

    About Us

    Berita Terbaru

    FAQ's

    © 2014 filejamil. Designed by Bloggertheme9
    Proudly Powered by Blogger.