Iklan Halaman Depan

Masukkan kode iklan di sini. Diwajibkan iklan ukuran 300px x 250px. Iklan ini hanya akan tampil di halaman utama pada tampilan desktop.

GilaBola+

filejamil.cf. Gambar tema oleh MichaelJay. Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Pilpres 2019+

Video Terpopuler

detikNews

Berita Utama

Kategori Berita

FAQ's

Ads

Ads
detikcoy

Tag Populer

Jumat, 27 Juni 2014

CARA MENGELOLA DAN MENDAMPINGI ANAK PAUD INKLUSIF

    Jumat, Juni 27, 2014  

Kelas ABK, Mengelola ABK, Mendampingi ABKDalam mengelola PAUD inklusif, dituntut memiliki kepekaan yang luar biasa terhadap semua elemen yang terkait terhadap proses tumbuh kembang Anak berkebutuhan khusus (ABK). Element pendukung tersebut meliputi antara lain; keluarga ABK (Ayah, Ibu, serta anggota keluarga yang lain). Kemudian lingkungan biotik dan abiotik di lingkungan rumah maupun lingkungan sekolah. Selain itu, Tenaga pendidik yang mencakup Kepala PAUD, Guru PK, Guru kelas, serta program pembelajaran khusus untuk ABK yang sudah menjalani program ABK.
Setiap anak di belahan bumi ini tidak peduli bagaimana perbedaan yang muncul berkaitan dengan warna kulit, jenis kelamin, besar fisik mereka, temperamen yang ada, tidak peduli apakah terdapat variasi dalam kemampuan mereka dan masih banyak lagi perbedaan yang dapat terjadi. Namun mereka semua memiliki kebutuhan yang sama yaitu kebutuhan untuk dicintai, dihargai, dilindungi dan diperhatikan.

Elemen Keluarga ABK adalah elemen terpenting dari semua elemen yang harus diperhatikan. Karena keluarga adalah yang terdekat dan bersingkungan langsung baik secara intensitas maupun densitas terhadap ABK. Keluarga dapat menjadi tolak ukur dan gambaran kondisi perawatan dan pendidikan anak berkebutuhan khusus tersebut.

Ada beberapa sikap keluarga dalam menghadapi ABK. Tidak sedikit keluarga yang menganggap kelahiran ABK sebagai Aib keluarga, yang perlu untuk di rahasiakan, disimpan rapat-rapat, bahkan terkadang terbersit keinginan agar mereka segera menghilang entah kemana.

Ada juga keluarga yang bisa menerima mereka, tetapi tidak tahu harus berbuat apa, mereka hanya sekedar diberi makan dan minum, dirawat apa adanya. Seolah-olah hanya karena kewajiban merawat, sambil menunggu waktu datangnya panggilan kembali ke alam sebelum anak ini dilahirkan.

Ada segelintir keluarga, yang bisa menerima kehadiran mereka sebagai anugrah, sebagai manusia yang juga memiliki kelebihan disamping kekurangannya. Mereka didik dengan layak, tumbuh kembangnya diperhatikan dengan seksama. Sehingga seringkali terbukti, mereka menjadi anak-anak yang luar biasa, yang memiliki kelebihan super dan mampu melewati kemampuan manusia normal pada umumnya.

Hal-hal di atas menjadi salah satu  permasalahan utama keberhasilan Pendidikan Inklusuf. Proses penyadaran keluarga dengan ABK, oleh semua pihak sangatlah penting. Peranan Ayah, Ibu, Adik, Kakak dan anggota keluarga yang lain, untuk membukakan pintu bagi ABK. Untuk mengenalkan kepada ABK indahnya dunia dan semua yang ada di dalamnya. Untuk meyakinkan bahwa kehidupan mereka sekarang dan yang akan datang akan dapat mereka lalui dengan "baik-baik saja".

Selain itu yang perlu diperhatikan juga lingkungan sekitar rumah. Karena lingkungan sosial disekitar rumah atau interaksi dengan tetangga, itu perlu dibangun penyadaran tentang arti kehadiran ABK di dunia ini. Sikap orang tua dan anggota keluarga juga ikut menentukan sikap lingkungan/ tetangga terhadap ABK. Keluarga yang bersikap wajar dalam memperlakukan ABK, tanpa ada perasaan canggung dan takut di cemooh, akan lebih dihargai oleh lingkungannya dari pada keluarga yang selalu bersikap curiga dan takut dicemooh oleh tetangganya.

Kemudian untuk lingkungan sosial sekolah perlu juga dipersiapkan untuk menerima kehadiran ABK, tumbuhkan empati yang menganggap bahwa ABK sebagai warna-warni kehidupan kita. Interaksi antar wali murid harus dibangun sebagai pola interaksi positif, saling mendukung dan memotivasi. Bukan interaksi negatif terselubung dengan ungkapan dan tatapan penuh rasa iba dan kasihan melihat ketidak sempurnaan ABK. Interaksi antar murid harus dibangun dengan pola interaksi yang sling menyayangi, menghargai dan juga berkompetisi sesuai dengan kemampuan mereka.  

Sumber : Buletin Ambulung 2013--dengan sedikit penambahan dan perubahan.

Previous
Next Post
Tidak ada komentar:
Write comments

Labels

About us

Text Widget

Common

Masukkan kode iklan di sini. Diwajibkan iklan ukuran 300px x 250px. Iklan ini hanya akan tampil di halaman utama pada tampilan desktop.

Labels

About Us

Berita Terbaru

FAQ's

© 2014 filejamil. Designed by Bloggertheme9
Proudly Powered by Blogger.