HASIL SURVEI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI HASANAH
DESA SUMBER ANYAR KABUPATEN SITUBONDO
Oleh :
080210201024
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2011
Kata Pengantar
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena berkat rahmad dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan observasi dan laporan ini dengan tepat waktu.
Kami juga ingin mengucapkan terimaksih kepada :
1. Dosen pembimbing mata kuliah Menejemen Lembaga PAUD yang telah memberikan banyak bantuan materi mengenai menejemen lembaga PAUD sehingga kami dapat menyelesaikan observasi dan laporan ini.
2. Kami juga mengucapkan terimaksih kepada pihak pengelola Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini “ Hasanah ” yang telah memberikan kami izin untuk melakukan observasi di sekolah ini.
3. Ucapan terimaksih juga kami ucapkan kepda semua teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam observasi ini, sehingga observasi dan pembuatan laporan ini dapat berjalan dengan lancar.
Semoga laporan ini dan dapat bermafaat bagi para pembaca dan menjadi sumber informasi baru mengenai sekolah PAUD.
26 Mei 2011
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...………………………………………………………………… i
Daftar Isi ……...………………………………………………………….……….. ii
BAB I Pendahuluan ……………………………………….……….…………….. 1
1.1 Latar Belakang ……………………………….………….…………… 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………….…………… 1
1.3 Tujuan …………………………………….…………………………... 2
1.4 Waktu ……………………………………….………………………… 2
1.5 Lokasi …………………………………………………………………. 2
BAB II Pembahasan ……………………………………………………………… 3
2.1 PAUD ( Pendidikan Anak Usia Dini ) ……………………………….. 4
2.2 Sarana yang Digunakan dalam Proses Belajar Mengajar …………. 4
2.3 Pendekatan Pembelajaran …………………………………………… 5
2.4 Fungsi PAUD …………………………………………………………. 7
BAB III Penutup ………………………………………………………………….. 8
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………. 8
Lampiran ………………………………………………………………………….. 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar Belakang
Profil Lembaga
Nama : PAUD Nurul Yakin
Alamat : JL. K.H. Abdul Majid No 01 Desa Sumber Anyar
Kec. Mlandingan Kab. Situbondo
Penyelenggara : Ahmadi
Pengelola : Ishak
Guru : Nur Hasanah, Siti Hasanah, Ahmadi, hafid dan iklim
Bidang Penanganan : Pendidikan
Fungsi Lembaga : Membangun kreativitas masyarakat
Sumber Dana : ADD
Gambaran kondisi sosial ekonomi
Rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam pola pendidikan pra sekolah sebagian besar disebabkan oleh pengaruh kemiskinan yang melekat di sebagian besar kelompok masyarakat di Indonesia. Tingkat kemiskinan yang tinggi menyebabkan banyak keluarga yang kesulitan dalam menyekolahkan anak mereka terutama di tataran pendidikan pra sekolah (PAUD). Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Sekolah PAUD HASANAH sebagai lembaga yang turut membantu pemerintah (khususnya Departemen Pendidikan Nasional) dalam mengatasi masalah tersebut merasa penting untuk dilakukan upaya-upaya yang terarah dalam meningkatkan tingkat partisipasi masyarakat miskin dalam bidang pendidikan.
1
1.3 Rumusan Masalah
Tingkat partisipasi masyarakat Indonesia dalam bidang pendidikan bagi anak usia dini sangat rendah. Jika dibandingkan dengan Vietnam yang telah mencapai 43 persen, Filipina 27 persen, Thailand 86 persen, serta Malaysia 89 persen. Di Indonesia pada tahun 2005-2006 hanya sekitar 10,10 persen dari total 28 juta anak usia 0-6 tahun yang terserap dalam sekotr pendidikan. Sebanyak 73 persen atau 20,4 juta anak belum mendapat pendidikan usia dini. Sisanya, 27 persen atau 7,5 juta anak sudah mengenyam PAUD seperti membaca dan berhitung yang dilakukan lembaga-lembaga nonformal, di antaranya kelompok bermain dan tempat penitipan anak (TPA) (Media Indonesia, 10 Juli 2006).
Dari observasi yang kami lakukan ini, banyak di temukan masalah – masalah yang tampak ataupun tidak tampak. Masalah – masalh tersebut dapat kami rumuskan sebagai berikut :
1. Apakah sarana yang di gunakan sudah cukup memadai dalam melaksanakan belajar mengajar ?
2. Pendekatan apa saja yang dilakukan oleh sekolah PAUD ini ?
3. Mengapa di desa Sumber Anyar harus dibangun sekolah PAUD ?
1.4 Tujuan
Tujuan dalam melaksanakan observasi ini adalah :
1. Agar kami dapat mempelajari serta memahami sekolah anakn usia dini.
2. Dapat mengetahui potensi masyarakat desa Sumber Anyar.
3. Bermanfaat bagi kami, yaitu menambah pengetahuan tentang sekolah anak usia dini selanjutnya.
1.5 Lokasi
JL. K.H. Abdul Majid No 01 Desa Sumber Anyar. Kec. Mlandingan Kab. Situbondo.
1.6 Waktu
Kami melakukan observasi ini pada : Hari kamis, Tanggal 26 Mei 2011.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PAUD ( Pendidikan Anak Usia Dini )
PAUD adalah suatu wadah pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak usia emapt tahun sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pada dasarnya ada lima kunci pelayanan anak usia dini yang dapat diidentifikasi di Indonesia, secara ringkas dapat dilihat sebagai berikut :
a. Fungsi
b. Tujuan
c. Target
Anak usia 4 - 6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut sebagai anak usia prasekolah. Perkembangan kecerdasan pada masa ini mengalami peningkatan dari 50% menjadi 80%. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian / kajian yang dilakukan oleh Pusat Kurikulum, Balitbang Diknas tahun 1999 menunjukkan bahwa hampir pada seluruh aspek perkembangan anak yang masuk TK mempunyai kemampuan lebih tinggi daripada anak yang tidak masuk TK di kelas I SD. Data angka mengulang kelas tahun 2001 / 2002 untuk kelas I sebesar 10,85%, kelas II sebesar 6,68%, kelas III sebesar 5,48%, kelas IV sebesar 4,28, kelas V sebesar 2,92%, dan kelas IV sebesar 0,42%. Data tersebut menggambarkan bahwa angka mengulang kelas pada kelas I dan II lebih tinggi dari kelas lain.
Diperkirakan bahwa anak-anak yang mengulang kelas adalah anak-anak yang tidak masuk pendidikan prasekolah sebelum masuk SD. Mereka adalah anak yang belum siap dan tidak dipersiapkan oleh orangtuanya memasuki SD. Adanya perbedaan yang besar antara pola pendidikan di sekolah dan di rumah menyebabkan anak yang tidak masuk pendidikan taman kanak-kanak (prasekolah) mengalami kejutan sekolah dan mereka mogok sekolah atau tidak mampu menyesuaikan diri sehingga tidak dapat berkembang secara optimal.
3
Hal ini menunjukkan pentingnya upaya pengembangan seluruh potensi anak usia prasekolah. Usia 4-6 tahun, merupakan masa peka bagi anak. Anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan.
Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama. Oleh sebab itu dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal.
Peran pendidik ( orang tua, guru, dan orang dewasa lain ) sangat diperlukan dalam upaya pengembangan potensi anak 4 – 6 tahun. Upaya pengembangan tersebut harus dilakukan melalui kegiatan bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain. Dengan bermain anak memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, belajar secara menyenangkan. Selain itu bermain membantu anak mengenal dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Atas dasar hal tersebut di atas, maka kurikulum dikembangkan dan disusun berdasarkan tahap perkembangan anak untuk mengembangkan seluruh potensi anak.
2.2 Sarana yang Digunakan dalam Proses Belajar Mengajar
Sekolah PAUD ini masih menggunakan ruang tamu salah satu guru dan mushollah untuk sarana belajar mengajar. Beda dengan PAUD di kecamatan, yang sudah memiliki gedung sendiri, dan sarana bermain sudah lengkap, sedangkan di desa Sumber Anyar belum lengkap, hanya ada yang kecil – kecil saja. Belum ada ayunan, jungkit – jungkitan.
Untuk kurikulum yang di pakai, para pengajar hanya mengajarkan yang sederhana saja, seperti berhitung, huruf alphabet, bernyanyi dan menulis. Sarana yang digunakan dalam proses belajar mengajar ini sangat sederhana. Maka, bantuan pemerintah daerah sangatlah dibutuhkan untuk mendukung pendidikan ini.
Hal ini dilakukan karena semata – mata hanya ingin mengangkat pendidikan yang ada di desa Sumber Anyar.
4
2.3 Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran pada pendidikan prasekolah dilakukan dengan berpedoman pada suatu program kegiatan yang telah disusun sehingga seluruh perilaku dan kemampuan dasar yang ada pada anak dapat dikembangkan dengan sebaik-baiknya. Pendekatan pembelajaran pada anak TK dan RA hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Pembelajaran berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak
1. Anak belajar dengan baik apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi serta merasakan aman dan tentram secara psikologis.
2. Siklus belajar anak selalu berulang.
3. Anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa dan anak-anak lainnya.
4. Minat dan keingintahuan anak akan memotivasi belajarnya.
5. Perkembangan dan belajar anak harus memperhatikan perbedaan individu.
b. Berorientasi pada Kebutuhan Anak
Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis (intelektual, bahasa, motorik, dan sosio emosional). Dengan demikian berbagai jenis kegiatan pembelajaran hendaknya dilakukan melalui analisis kebutuhan yang disesuaikan dengan berbagai aspek perkembangan dan kemampuan pada masing-masing anak.
c. Bermain Sambil Belajar atau Belajar Seraya Bermain
Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada anak usia TK dan RA. Upaya-upaya pendidikan yang diberikan oleh pendidik hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan dengan menggunakan strategi, metode, materi/bahan dan media yang menarik serta mudah diikuti oleh anak. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan anak, sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi anak.
5
Bermain bagi anak merupakan proses kreatif untuk bereksplorasi, dapat mempelajari keterampilan yang baru dan dapat menggunakan simbol untuk menggambarkan dunianya. Ketika bermain mereka membangun pengertian yang berkaitan dengan pengalamannya.
Pendidik mempunyai peran yang sangat penting dalam pengembangan bermain anak.
d. Menggunakan Pendekatan Tematik
Kegiatan pembelajaran hendaknya dirancang dengan menggunakan pendekatan tematik dan beranjak dari tema yang menarik minat anak. Tema sebagai alat / sarana atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep pada anak. Tema diberikan dengan tujuan:
· Menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh.
· Memperkaya perbendaharaan kata anak.
Jika pembelajaran dilakukan dengan memanfaatkan tema, maka pemilihan tema dalam kegiatan pembelajaran hendaknya dikembangkan dari hal-hal yang paling dekat dengan anak, sederhana, serta menarik minat anak. Penggunaan tema dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas.
e. Kreatif dan Inovatif
Proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif dapat dilakukan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berfikir kritis dan menemukan hal-hal baru. Selain itu dalam pengelolaan pembelajaran hendaknya dilakukan secara dinamis. Artinya anak tidak hanya sebagai obyek tetapi juga sebagai subyek dalam proses pembelajaran.
f. Lingkungan Kondusif
Lingkungan pembelajaran harus diciptakan sedemikian menarik dan menyenangkan sehingga anak selalu betah dalam lingkungan sekolah baik di dalam maupun di luar ruangan. Lingkungan fisik hendaknya memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak dalam bermain. Penataan ruang harus disesuaikan dengan ruang gerak anak dalam bermain sehingga dalam interaksi baik dengan pendidik maupun dengan temannya dapat dilakukan secara demokratis.
Selain itu, dalam pembelajaran hendaknya memberdayakan lingkungan sebagai sumber belajar dengan memberi kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan kemampuan interpersonalnya sehingga anak merasa senang walaupun antar mereka berbeda (perbedaan individual).
6
Lingkungan hendaknya tidak memisahkan anak dari nilai-nilai budayanya yaitu dengan tidak membedakan nilai - nilai yang dipelajari di rumah dan di sekolah ataupun di lingkungan sekitar. Pendidik harus peka terhadap karakteristik budaya masing-masing anak.
g. Mengembangkan Kecakapan Hidup
Proses pembelajaran harus diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup. Pengembangan konsep kecakapan hidup didasarkan atas pembiasaan-pembiasaan yang memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan menolong diri sendiri, disiplin dan sosialisasi serta memperoleh keterampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan hidupnya.
2.4 Fungsi Sekolah PAUD
Karena masyarakat di desa Sumber Anyar, khususnya anak – anak penerus generasi masih butuh pendidikan. Sebelum menginjakkan kakinya di Sekolah Dasar, mereka perlu pendidikan dini, agar saat mereka masuk ke Sekolah Dasar mereka dapat bergaul dan beradaptasi dengan teman – teman baru, guru baru, pelajaran – pelajaran baru, serta dapat berinteraksi dengan baik antar teman sepermainan mereka. Selain itu, mereka juga membutuhkan sarana permainan yang mendidik.
Dan PAUD adalah pendidikan nomer dua setelah pendidikan keluarga, karena tidak mungkin apa yang ada dibutuhkan anak – anak selalu ada dalam lingkungan keluarga.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
ü Tujuan utama : untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.
ü Tujuan penyerta : untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar
(akademik) di sekolah.
8
Daftar Gambar :
Tidak ada komentar:
Write comments