Iklan Halaman Depan

Masukkan kode iklan di sini. Diwajibkan iklan ukuran 300px x 250px. Iklan ini hanya akan tampil di halaman utama pada tampilan desktop.

GilaBola+

filejamil.cf. Gambar tema oleh MichaelJay. Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Pilpres 2019+

Video Terpopuler

detikNews

Berita Utama

Kategori Berita

FAQ's

Ads

Ads
detikcoy

Tag Populer

Tampilkan postingan dengan label Permainan Anak usia Dini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Permainan Anak usia Dini. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 31 Januari 2015

KEGIATAN MEMBUAT DAN MEMAINKAN WAYANG DARI KARDUS UNTUK PAUD

    Sabtu, Januari 31, 2015  
Kegiatan membuat dan memainkan wayang kardus ini dapat diterapkan pada anak didik de kelompok Bemain dan TK Kelompok Pada Tema SENI

Adapun bentuk kegiatannya adalah :
Kegiatan membuat dan memainkan wayang dari kardus baik secara individual maupun kelompok. Ini bisa dilaksanakan secara terintegrasi pada kegiatan Pembukaan, Inti maupun Penutup.


1. Membuat wayang kardus
 
Bahan:
  • Kardus bekas tebal dan tipis (anak diminta membawa bahan dari rumah).
  • Pastel.
  • Cat Sablon
  • Cat Asturo
  • Cat Tembok
  • Bambu untuk gapit/tangkai wayang
Cara membuat:
  • Anak dibimbing untuk memilih kardus bekas yang bisa dimanfaatkan, kemudian merapikan dan meluruskannya sehingga siap untuk dijadikan media untuk melukis.
  • Anak diberi kesempatan membuat wayang dengan gambar bebas.
  • Pewarnaan dengan cat pilihan anak sendiri
  • digunting sendiri untuk kardus yang tipis.
  • Dibantu guru pendidik untuk menggunting kardus yang tebal
  • Guru membimbing memasang gapit.
  • Pada tahap lanjutan, anak memasang sendiri gapit yang sudah disediakan pada wayang buatannya yang sudah jadi.

2. Memainkan wayang kardus
  • Guru menyediakan kain blacu 2,5 x 1,5 meter (atau ukuran lain yang disesuaikan dengan kondisi) untuk layar selayaknnya wayang kulit untuk wayang kardus.
  • Konstruksi kayu untuk memasang layar.
  • Batang pisang atau bahan lain yang bisa dipakai untuk menancapkan wayang.
  • Anak-anak mengatur sendiri tokoh yang akan dimainkan dan memasang sendiri. tokoh-tokoh tersebut pada batang pisang yang disediakan.
  • Beberapa anak diminta berimprovisasi memainkan wayang selayaknya dalang dalam pagelaran wayang kulit, dengan latar belakang layang, yang lain mengiringi dengan alat musik atau tetabuhan mulut atau alat-alat yang ada.

Standar Penilaian

 
Penilaian dilakukan dengan mengukur lima karakteristik kreativitas, yakni:
1. Kelancaran
2. Kelenturan
3. Keaslian
4. Elaborasi
5. Keuletan dan kesabaran.

Kelanjutan penilaian dilakukan setiap hari. Bagi anak yang hasil belajarnya kurang diberi nilai (bulatan kosong). Bagi anak yang hasil belajarnya sangat baik diberi nilai (bulatan isi). Bagi anak didik yang hasil belajarnya baik diberi nilai (check list).

Sumber : Nurti Wijayati, Pemanfaatan Kardus Bekas sebagai alat Permainan..." Jurnal Ilmiah Visi edisi Vol.1 No.2. 2009.

MANFAAT BERMAIN WAYANG DARI BAHAN BEKAS UNTUK ANAK PAUD

    Sabtu, Januari 31, 2015  
Bunda pendidik dan Guru--sekalian, bahan-bahan yang ada di sekitar anak merupakan salah satu sumber belajar yang berkualitas bagi anak usia dini. Bila kita melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan bahan-bahan dari lingkungan sebagai sumber belajar maka hasilnya akan lebih bermakna dan bernilai, sebab anak dihadapkan dengan nilai-nilai dan peristiwa serta keadaan yang sebenarnya.
Permainan wayang dari bahan bekas ini dapat dilakukan anak usia dini secara kreatif. Mainan wayang yang dapat dibuat dari berbagai bahan bekas seperti: Kertas karton, kertas kardus, triplek bekas, gabus/streapoam, lembaran pastik bekas dll, bisa dibuat menjadi permainan menarik dan kreatif yang merangsang kemampuan intelektual dan motorik anak.

Secara umum ada empat pertimbangan yang mendasari kegiatan bermain wayang dari bahan bekas untuk anak usia dini yaitu :
  1. Sebagai sebuah idiom budaya Nusantara, dalam hal ini khusus budaya Jawa, wayang paling tidak masih dikenali anak didik sebagai salah satu idiom budayanya.
  2. Media wayang Bahan bekas dipilih karena unsur imajinasinya yang kuat
  3. Bentuk wayang kreatif yang bisa dibuat anak dari bahan bekas
  4. Aktivitas membuat dan memainkan wayang barang bekas ini pada dasarnya sekedar mengintegrasikan aktivitas yang sebelumnya secara terpisah merupakan aktivitas yang akrab dengan keseharian anak, seperti: menggambar, menggunting dan bermain peran lewat boneka atau gambar-gambar lainnya.
Aktivitas membuat dan memainkan wayang dari bahan bekas, yang hampir keseluruhnya dilakukan oleh anak didik, juga dilakukan sebagai upaya untuk secara penuh mencoba menempatkan anak didik sebagai subyek pembelajaran. Harus diakui, kita harus memberi ruang yang cukup bagi anak didik untuk berani menyampaikan dan mengeekspresikan diri dengan berbagai gagasan dan imajinasi kreatifnya.

Tujuan

Tujuan utama memainkan dan membuat wayang dari bahan bekas ini adalah untuk :
  1. Merancang alat permainan edukatif yang sepenuhnya dapat dibuat dan dimainkan sendiri oleh anak didik.
  2. Merancang alat permainan edukatif yang menarik perhatian dan sesuai dengan minat anak didik.
  3. Merancang alat permainan edukatif yang bisa mengembangkan kemampuan anak didik secara umum, dengan mengacu pada perkembangan sikap perilaku dan kemampuan dasarnya;
  4. Merancang alat permainan edukatif yang cukup efektif mengembangkan kreativitas anak didik; dan
  5. Merancang alat permainan edukatif yang mampu merangsang sikap produktif anak didik, dengan membiasakan anak membuat alat permainan sendiri dari bahan yang ada dilingkungannya.

Manfaat

Kegiatan membuat dan memainkan wayang kardus bermanfaat untuk anak didik, orang tua dan guru pendidik PAUD.

1. Manfaat Untuk Anak Didik
  • Sebagai kegiatan untuk mengembangkan kreativitas dasar anak didik.
  • Menumbuhkan sikap produktif.
  • Menumbuhkan sikap mandiri dan mampu mengembangkan diri meski dengan fasilitas seadanya
  • Meningkatkan kemampuan anak didik dalam menggambar bebas.
  • Meningkatkan kemampuan anak didik dalam bercerita dan berbahasa
  • Sebagai kegiatan untuk mengembangkan kemampuan emosi dan sosial anak didik.
  • Sebagai kegiatan untuk mendorong perkembangan sikap, perilaku dan kemampuan dasar anak didik secara umum.

2. Manfaat untuk Orang Tua 

Mendorong orang tua untuk:
  • Aktif terlibat dalam membimbing anak menyusun ceritanya sendiri.
  • Lebih banyak lagi menceritakan dongeng-dongeng, kisah-kisah, legenda-legenda dan mitos-mitos tradisional setempat pada anaknya.
  • Kembali mendidik anaknya untuk tidak konsumtif, tapi produktif dengan mengajari mereka membuat mainannya sendiri; dan
  • Ikut mengumpulkan benda-benda apa saja di rumah mereka, benda-benda yang sudah dianggap tidak berguna tapi sangat mungkin dipakai sebagai bahan dasar membuat permainan bagi anak-anaknya.

3. Manfaat Untuk Guru
  • Sebagai alat permainan edukatif yang menarik dan bisa dilakukan secara spontan oleh guru, sesuai dengan situasi, kondisi dan prinsip pembelajaran.
  • Sebagai usaha mengubah konsep guru sebagai subyek, anak didik sebagai obyek.
  • Sebagai usaha meningkatkan kemampuan guru sebagai fasilitator dan motivator.
  • Sebagai rangsangan agar guru tetap mampu secara maksimal mengembangkan bakat dan minat anak didik meski fasilitas seadanya.
Hal yang juga sangat penting dan tidak bisa dilupakan bahwa kegiatan ini berkaitan dengan pengembangan seni dan estetika anak. Dengan seni anak dilatih dan didik untuk memiliki sikap dan budi pekerti yang halus, peka terhadap lingkungannya.

Demikian artikel manfaat bermain wayang dari bahan bekas ini, semoga bermanfaat, terimakasih.

Sumber : Disarikan dari Makalah Nurti Wijayanti; "Pemanfaatan Barang bekas sebagai alat permainan edukatif untuk meningkatkan kreativitas anak didik kelompok bermain" Jurnal Ilmiah Visi. edisi vol. 1 No. 1 2009.

Kamis, 29 Januari 2015

MENGEMBANGKAN KREATIVITAS BERMAIN PADA ANAK PAUD

    Kamis, Januari 29, 2015  
Bunda--sekalian, jika kita cermati dalam UU No.20 Tahun 2003 Tentang sistem Pendidikan kita, sikap kreatif merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Demikian juga dalam pendidikan Anak usia dini diharapkan terjadi pengembangan kemampuan dan sikap kreativ terhadap anak, sehingga menjadikan anak menjadi insan-insan kreativ yang paling unik dan sekaligus membedakannya dengan makhluk lainnya. karena di era mutakhir ini peran kreativitas menjadi makin penting, pengembangannya harus menjadi pilihan utama jika anak kita tidak ingin tertinggal di tengah persaingan global yang semakin ketat.

Apa itu Kreativitas?

Kreativitas adalah bentuk aktivitas imajinatif yang mampu menghasilkan sesuatu bersifat orisinal, murni, asli dan bermakna (Anna Craft, 2004). Menurut Anna Craft (2004) pikiran berdaya adalah titik utama kreativitas. Sementara kreativitas itu sendiri menurut (Howard Gardner)adalah bentuk yang sekaligus mencakup multiple intelligence.

Menurut Martin Jamaris (2003), Aspek-aspek yang mempengaruhi kreativitas adalah :
1. Aspek kemampuan kognitif
2. Aspek intuisi dan imajinasi
3. Aspek pengindraan, dan
4. Aspek kecerdasan emosi.

Sementara menurut Joan Freeman dan Utami Munandar (2001), kreativitas dapat ditinjau dari empat aspek yaitu;
1. Kreativitas dan aspek pribadi
2. Kreativitas ditinjau dari aspek pendorong
3. Kreativitas sebagai proses, dan
4. Kreativitas sebagai produk.

Pada anak usia dini, pengembangan kreativitas selalu berhimpit dan menjad satu dalam kegiatan bermain. Para Pakar bersepakat bahwa bermain yang selalu bermuatan kratif merupakan suatu kativitas yang membantu anak mencapai perkembangan yang baik fisik, intelektual, sosial, moral, dan emosional (Joan Freeman-Utami Munandar, 2001). Oleh karena itu perlu disediakan peralatan dan bahan permainan yang memudahkan penemuan minat baru dan penyampaian gagasan, perasaan, serta ekspresi daya kreasi anak (Joan Freeman - Utami Munandar, 2001).

Kegiatan ini sendiri pada dasarnya mencakup tiga jenis bermain menurut Beyond Centre and Circle Time:
1. Main Sensori Motor
Kebutuhan bermain sensori motor anak seharusnya didukung lingkungan yang baik dan menyediakan kesempatan untuk berhubungan dengan bermacam-macam bahan dan alat permainan yang mendukung setiap kebutuhan perkembangan anak.


2. Main Pembangunan Sifat Cair atau Bahan Alam Terstruktur
Dengan menggunakan berbagai macam cat, crayon, spidol sumba makanan dan sebagainya merupakan bahan alam sifat cair, atau bahan main pembangunan. Anak dapat mengekspresikan dirinya dalam bahan-bahan itu dengan mengembangkan dari main sensori motor pada anak usia 3 tahun sampai 6 tahun, dalam hubungan kerjasama dan menciptakan karya nyata.

3. Main Peran atau Simbolik
Menurut Erikson, ada dua jenis main peran yaitu peran mikro dan peran makro. Kedua kegiatan tersebut memperkuat dirinya sendiri, mencipta kembali pengalaman masa lalu dan mengembangkan keterampilan khayalan. Peran mikro adalah ketika bahan main berukuran kecil, sementara peran makro adalah ketiak bahan main berukuran sesungguhnya.

Karena itu prinsip umum untuk mengembangkan kreativitas adalah seperti yang pernah dirumuskna oleh Karen Miller, yang meliputi antara lain:
1. Jangan mengatakan pada anak apa yang harus diperbuat,
2. Fokus pada penyediaan bahan-bahan yang menarik
3. Biarkan anak-anak mengerjakan seluruh pekerjaan
4. Kerjakan karya, baik satu anak atau bersama-sama dengan beberapa anak, dan
5. Biarkan anak mengulang pengalamannya.

Untuk mempermudah pengamatan terhadap proses dan hasil kegiatan ini, kita dapat mengimplikasikan 5 (lima) karakteristik kreativitas seperti yang dirumuskan oleh Martini jamaris (2003).
1. Kelancaran
2. Kelentukan
3. Keaslian
4. Elaborasi
5. Keuletan dan Kesabaran.

Pada anak usia dini sikap kreativ ini juga ditumbuhkan dengan kaitannya pada kemampuan anak untuk peka terhadap lingkungannya, menyadari potensi benda-benda yang ada dilingkungannya. Dengan kesadaran ini pada anak akan tumbuh sikap kreatif anak untuk untuk bisa memanfaatkan bahan-bahan yang ada disekitarnya hingga menjadi lebih bernilai baik untuk kegiatan mainnya maupun keperluan hidupnya. Dengan ini diharapkan kelak anak akan tumbuh menjadi manusia-manusia yang produktif, efektif dan bisa memanfaatkan bahan apa saja secara efisien untuk mengembangkan potensi diri dan lingkungannya.

Demikian bunda tentang mengembangkan kreativitas bermain pada anak Usia dini, khususnya anak-anak kita di PAUD, semoga bermanfaat, terimakasih ya bun..atas kunjungannya ke sini..wassalam..

Sumber: Dari berbagai sumber !!

Selasa, 27 Januari 2015

MAINAN YANG HARUS DIWASPADAI DAN DISESUAIKAN UNTUK ANAK USIA DINI

    Selasa, Januari 27, 2015  
Bunda--sekalian, Bermain untuk anak memang sangat perlu, bahkan sangat penting untuk medukung tumbuh kembangnya, tetapi perlu deketahui bahwa tidak semua jenis mainan cocok dan baik untuk anak usia tertentu, ada juga beberapa mainan yang memang harus disesuaikan untuk anak dan usianya karena faktor keamanan dan keselamatan anak. Berikut ini berbagai macam bentuk, ukuran, bahan, dan kekuatan mainan yang harus disesuaikan untuk anak agar anak senantiasa bermain dengan aman dan nyaman sbb:
  1. Kategori mainan remas (squeeze toys) dan kerincingan (rattless). Mainan-mainan ini harus didesain sedemikian rupa agar tidak ada bagian-bagian yang menonjol lebih dari 3 cm, serta memungkinkan masuk ke dalam mulut anak dan menimbulkan bahaya tersedak atau sesak nafas.
  2. Mainan yang bebentuk bola kecil (small balls). Bisa dikatakan bola kecil bila diameternya kurang dari 3,17 cm. Untuk anak usia 36 bulan sampai dengan 96 bulan, boleh diberikan mainan bola kecil atau mainan yang mengandung bola kecil yang dapat dilepaskan (removable). Namun ketentuan tersebut harus disertai dengan peringatan sebagai panduan pada kemasan mainan. Peringatan atau panduan tersebut seperti, peringatan ; "mainan ini adalah bola kecil yang memungkinkan terjadinya bahaya tersedak pada anak". Tidak cocok untuk anak usia di bawah 3 tahun (3 year chocking hazard".
  3. Mainan Pompom. Jenis mainan ini adalah mainan dengan sekumpulan serat, benang atau tali yang diikat sedemikian rupa pada bagian tengahnya sehingga membentuk bulatan. Pompom mempunyai potensi bahaya tersedak (chocking hazard) terhadap anak usia di bawah 36 bulan. Bahaya yang dimaksud adalah bahaya terlepasnya komponen apapun pada pompom, meski sehelai benang, karena, karena dimungkinkan akan dimasukan ke dalam mulut oleh anak. Mereka masih memungkinkan untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak sewajarnya terhadap benda-benda di sekitarnya termasuk mainan ini.
  4. Mainan tokoh untuk anak usia pra-sekolah (pre-school play figures). Potensi bahaya yang perlu diperhatikan pada mainan ini adalah bahaya tersedak untuk anak berusia di bawah 36 bulan jika panjangnya tidak lebih dari 64 mm. Kempongan mainan untuk anak usia 36 bulan harus mempunyai panjang nipel tidak lebih dari 16 mm karena jika lebih panjang dari itu akan menimbulkan bahaya tersedak.
  5. Model mainan balon yang terbuat dari karet. Mainan ini juga harus disertai dengan peringatan. Dikhawatirkan, jika balon pecah akan menghasilkan serpihan yang berbahaya jika kemudian tertelan oleh anak atau lembaran yang berbahaya jika ditutupkan ke muka dan berakibat anak sulit bernafas. Jika pada balon mainan tersebut terdapat komponen yang bisa dilepas atau tidak dapat dilepas, maka tidak boleh berupa small part yang berbahaya karena dapat tertelan oleh anak. Karena itu pada kemasan balon mainan, harus dicantumkan peringatan untuk diperhatikan; "Peringatan Anak berupa di bawah 8 tahun dapat tersedak atau sesak nafas akibat pecahan balon. Harus dalam pengawasan orang dewasa, Jauhkan pecahan balon dari anak-anak. Ketika balon pecah, segera buang," .
  6. Model mainan yang berbentuk mangkuk, separuh bola, separuh telur dengan ukuran tertentu pula, mempunyai resiko mengakibatkan sesak nafas pada anak-anak berusia di bawah 36 bulan khususnya antara 4 sampai 24 bulan. Hal yang dikhawatirkan adalah jika mainan yang berbentuk mangkuk tersebut menutup ke wajah anak yang kemudian menyebabkan anak tidak bisa bernafas, sesak nafas, panik karena gelap. Untuk menghindari resiko tersebut, maka mainan berbentuk mangkuk tersebut harus mempunyai lubang dengan ukuran minimum 2 mm yang masih memungkinkan anak untuk dapat bernafas dan melihat cahaya jika mainan itu ditutupkan ke muka anak. 
Demikian bunda--sekalian beberapa macam bentuk, ukuran, bahan, dan kekuatan mainan yang harus diwaspadai dan disesuaikan untuk anak usia dini. Semoga kita dapat memberikan aneka permainan yang baik dan mendukung tumbuh kembang anak-anak kita. Terimakasih..wassalam.

Sumber: Disarikan dari Buletin Usia Emas Edisi 02/Tahun I/ 2012, dengan sedikit perubahan dan penambahan


    Minggu, 25 Januari 2015

    RUANG LINGKUP KEAMANAN MAINAN ANAK USIA DINI

        Minggu, Januari 25, 2015  
    Bunda--sekalian, Permainan anak yang kita sediakan harus memenuhi syarat-syarat tertentu yang perlu memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan anak. Dalam menyediakan mainan anak usia dini, ada beberapa ruang lingkup keamanan mainan yang dinilai aman supaya tidak terhadi hal-hal yang tidak diinginkan, antara lain sebagai berikut :
    1. Hal yang paling utama adalah mainan itu harus aman. Hal ini sangat penting karena menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor anak.
    2. Mengacu pada standar dan tata aturan tertentu, berdasarkan ISO, batasan mainan anak adalah untuk anak usia 14 ke bawah, sedangkan untuk anak usia 14 tahun ke atas, keamanan yang dipakai sudah berbeda.
    3. Mainan dan alat main anak usia dini harus memiliki persyaratan yang meliputi bentuk, permukaan, jarak ukuran mainan, kekeringan, dan sistem pengepakan. Sehingga, standar ini adalah sarana dan metode yang diuji yang harus ada peringatan atau petunjuk penggunaan yang ada  di kemasan.
    Selain itu, ruang lingkup mainan yang tidak termasuk kategori mainan anak-anak. Misalnya, sepeda yang tingginya lebih dari 4,35 meter, ketapel, anak panah yang berujung logam runcing, senapan yang bekerja menggunakan tenaga angin atau gas, dan layang-layang yang menggunakan benang mudah tergores. Selain itu ada juga perangkat modern atau item  kerajinan yang tidak memiliki nilai bermain juga bukan dikatakan mainan, misalnya peralatan olah raga, furniture, alat kemah, dan alat musik yang bukan diperuntukan untuk mainan anak.

    Demikian ruang lingkup kemanan mainan anak usia dini, semoga bermanfaat sebagai salah satu acuan dalam memilih dan menyediakan mainan untuk anak-anak kita, terimakasih, wassalam..

    Minggu, 18 Januari 2015

    CARA MENCIPTAKAN LINGKUNGAN BERMAIN YANG BAIK UNTUK ANAK PAUD

        Minggu, Januari 18, 2015  
    Kesuksesan anak dalam bermain sangat bergantung pada orang dewasa dan lingkungan yang diciptakannya. Keterlibatan pendidik dalam bermain adalah hal yang terpenting untuk mendukung pertumbuhan dan kemampuan belajar anak. Kegiatan anak dalam bermain  dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti menggunakan anggota tubuhnya (bertepuk tangan, bergoyang, berlari-lari)  bermain pura-pura,  menciptakan sesuatu, atau  bermain dengan teman sebaya. Pengalaman bermain tersebut dapat membantu perkembangan fisik, emosi, kognitif dan sosial anak. Jadi bermain  merupakan cara terbaik bagi anak untuk mengembangkan seluruh kemampuannya.

    Menciptakan lingkungan bermain yang baik bagi anak harus didasarkan pada tiga jenis main yaitu :
    1. Main Sensori motor (sensori-motor play)
    2. Main Peran (Symbolic play)
    3. Main Pembangunan (constructive play)
    Karena itu pengalaman main yang bermutu harus direncanakan dengan baik, yaitu menata lingkungan main dan memberi pijakan – pijakan. Sehingga proses yang terjadi dalam kegiatan bermain anak dapat dicapai dalam rangka mendukung tumbuh kembang anak secara baik.

    Labels

    About us

    Text Widget

    Common

    Masukkan kode iklan di sini. Diwajibkan iklan ukuran 300px x 250px. Iklan ini hanya akan tampil di halaman utama pada tampilan desktop.

    Labels

    About Us

    Berita Terbaru

    FAQ's

    © 2014 filejamil. Designed by Bloggertheme9
    Proudly Powered by Blogger.