Sebuah kata-kata bijak mengatakan jika kita ingin menguasai dunia, maka kuasailah bahasanya, hal ini bermakna betapa pentingnya bahasa dunia itu yaitu Bahasa Inggris. Karena itu penguasaan bahasa Inggris pada era-globalisasi seperti sekarang ini sudah sangat mendesak dan mutlak diperlukan. Hal ini didasari oleh kebutuhan dasar manusia yang tidak dapat ditawa lagi yakni komunikasi. Semakin pesat arus globalisasi, maka semakin tak terbataslah ruang dan waktu. Seorang anak yang terlahir pada era seperti ini dihadapkan engan kondisi dimana warga belajar harus menguasai bahasa Inggris yang dalam politik bahasa nasional kita sebut sebagai bahasa asing pertama. Berdasarkan pada asumsi akan hilangnya batasan antara satu negara dengan negara lain, dapat kita pastikan bahwa bahasa Inggris akan mengambil sebagian tempat dari bahasa Indonesia dalam hal komunikasi. Mutlak perlu dan pentingnya penguasaan bahasa Inggris lebih didasari lagi akan kenyataan minimnya buku maupun bahan kepustakaan yang berkualitas yang ditulis dalam bahasa Indonesia, sehingga tidak dapat dihindari lagi setia individu yang ingin maju membutuhkan bahasa Inggris dalam rangka pemahaman pengingkatakan ilmu pengetahuan. Penguasaan bahasa Inggris ini menjadi salah satu prioritas perencanaan pemerintah kita khususnya di jalur pendidikan baik itu formal, nonformal, maupun informal.
Jalur formal telah sejak dulu merintis pengembangan bahasa Inggris dengan menempatkan pembelajaran bahasa Inggris dalam kurikulumnya. Tidak tanggung-tanggung, pembelajaran bahasa Inggris menjadi satu dari beberapa mata pelajaran yang diujinasionalkan. Namun sepertinya hasilnya belum memperlihatkan hasil yang maksimal, mengingat minimnya jam pelajaran yang ada. Usaha pemerintah tak berhenti sampai di sini, jalur nonformal pun tidak kalah seru geliatnya dalam mengembangkan bahasa Inggris, terbukti dari menjamurnya lembaga-lembaga kursus bahasa Inggris mulai dari lembaga yang bermanajemen profesional hingga yang tergolong biasa-biasa saja.
Melihat usaha pemerintah yang sangat keras dalam meningkatkan pengembangan bahasa Inggris di masyarakat serta melihat pada kenyataan belum maksimalnya hasil yang didapat dari usaha tersebut, kita mencoba menganalisis akan penyebab awal yang menghambat usaha tesebut hingga tidak menghasilkan sesuai dengan apa yang diharapkan. Penyebab utama permasalahan ini permasalahan ini lebih kepada keterlambatan kita dalam mengajarkan bahasa Inggris pada tiap individu. Jika melihat pada sistem pendidikan formal, seorang murid mulai diajarkan bahasa Inggris pada level sekolah lanjutan tingkat pertama, (meskipun sudah ada beberapa sekolah dasar dan taman kanak-kanak yang mulai memasukan pelajaran bahasa Inggris dalam kurikulum). Di sini jelas muncul permasalahan yang sangat kontradiktif dengan teori psikologi perkembangan yang menyatakan bahwa usia 0-6 tahun adalah masa dimana anak seharusnya mulai belajar bahasa.
Hal ini didukung oleh pendapat Dryden dan Jeannette Vos yang menyatakan bahwa lima puluh persen kemampuan belajar seseorang dikembangkan pada masa empat tahun pertamanya termasuk di dalamnya belajar bahasa. Mereka juga menambahkan bahwa tahun-tahun yang amat penting tersebut meletakan landasan bagi semua proses belajar dimasa depan. Senada dengan pendapat dengan pendapat tersebut. Mc.Laughlin dan Genesee menyatakan bahwa anak-anak lebih cepat memperoleh bahasa tanpa banyak kesukaran dibandingkan dengan orang dewasa. Tidak dapat tersanggahkan lagi, Eric H. Lennenberg, ahli neurologi, berpendapat bahwa sebelum masa pubertas, daya pikir (otak) anank lebih lentur, sehingga memungkinkannya menangkap bahasa yang dipelajarinya dengan mudah. Hal ini dapat dibuktikan dengan menempatkan seorang anak pada sebuah lingkungan yang menggunakan bahasa tertentu, mereka dengan sendirinya ia akan menguasai bahasa tersebut. Bukti nyata yang dapat kita lihat adalah penguasaan bahasa ibu yang kita miliki tentulah hasil dari pembelajaran bahasa di masa kanak-kanak kita. Dengan latar belakang pada kenyataan-kenyataan ini dapat kita katakan bahwa semakin dini anak belajar bahasa baik itu bahasa ibu, bahasa Indonesia, maupun bahasa asing maka semakin mudah anak tersebut menguasainya.
Jika memang faktor keterlambatan pengajaran bahasa Inggris menjadi penyebab utama dari permasalahan tersebut, maka diperlukan sebuah jalan keluar yang paling cocok untuk menyelesaikannnya. Dalam tulisan ini saya mencoba mengemukakan akan pentinya perana keluarga dan peran pendidikan anak usia dini dalam upaya pengembangan kemampuan berbahasa Inggris pada anak. Tulisan ini bertujuan menggugah hati para guru dan pendidik termasuk orang tua yang akan terus menjadi pendidik bagi anak-anak kelak agar terus mengembangkan diri dalam rangka pengoptimalan peran kita dalam pendidikan anak usia dini pada umumnya dan dalam pengembangan bahasa Inggris khususnya.
Sumber/ Referensi:
- Dari berbagai sumber
- Dryden and Jeannette Vos, 2001 , Revolusi Cara Belajar (The Learning Revolution). Bandung; Kaifa
Tidak ada komentar:
Write comments