Mengompol atau Enuresis adalah keluarnya air seni (pipis) seseorang dengan tidak disadari. Kejadian ini sering terjadi pada anak-anak. Faktor penyebabnya adalah:
- Anak belum mampu untuk dapat mengatur keluarnya air seni
- Kemungkinan ada yang belum beres, syaraf otot yang belum terbentuk dengan sempurna
- Kelainan sejak lahir, muara saluran kandung kemih terlalu sempit
- Terjadi peradangan pada kantung kemih.
- Faktor genetika tertentu.
Terdapat dua jenis Enuresis atau Mengompol yaitu Enuresis berkesinambungan dan Enuresis tidak berkesinambungan
- Enuresis berkesinambungan adalah ngompol sejak lahir dan terus berkelanjutan hingga anak usia di atas 4 tahun. Penyebab gangguan ini adalah terlambatnya mekanisme control kencing. Selain itu disebabkan oleh kegagalan toilet training.
- Enuresis tidak berkesinambungan adalah anak sebelumnya sudah tidak ngompol lagi, paling tidak selama 3 bulan, kemudian kembali ngompol. Enuresis tidak berkesinambungan umumnya disebabkan oleh adanya stress atau krisis emosional yang membuat anak merasa cemas, misalnya kelahiran adik, pindah rumah, atau konflik-konflik orangtua yang mengganggu rasa aman anak.
Bagaimana cara mengatasi masalah mengompol ini adalah dengan melakukan perawatan secara khusus. Perawatan enuresis tergantung penyebabnya. Jika disebabkan oleh kelainan bawaan (fisik), maka harus ditangani tenaga medis dan bila disebabkan oleh gangguan emosi, dapat diobati secara psikologis. Untuk Anak yang masih mengompol karena gangguan psikologis dapat diatasi dengan cara:
- Membesarkan hati anak
- Menunjukkan keyakinan dan kepercayaan bahwa ia pasti bisa berhenti mengompol
- Mengurangi asupan cairan di malam hari
- Membuang air kecil sebelum tidur
- Anak berlatih membersihkan pakaian dan kasur tiap kena ompol.
Berikut beberapa tips Untuk membantu mengatasi anak yang mengompol sbb:
- Buat rutinitas ke kamar mandi sebelum tidur. Sertakan ritual sikat gigi, mencuci muka dan dilanjutkan dengan kencing terlebih dahulu.
- Jika tahu jadwal mengompolnya, bangunkan anak untuk kencing. Beri dia penghargaan untuk setiap malam ia tidak mengompol.
- Dorong dia untuk menjadi anak "besar" dan tidak perlu menggunakan pampers lagi.
- Batasi atau kurangi minuman sebelum tidur.
- Penting juga bagi orang tua untuk bersabar dan lebih memberi perhatian pada anak.
- Jangan bicarakan tentang kebiasaan mengompol kepada orang lain. Ini bisa membuat anak berkecil hati dan minder. Orang tua juga sebaiknya memperhatikan gejala-gejala lain yang mungkin berhubungan, mendengkur misalnya.
- Anak yang mendengkur kemungkinan mengalami sleep apnea atau henti nafas saat tidur. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa 8%-47% anak dengan sleep apnea juga mengompol. Diduga mendengkur akan menyebabkan reaksi berantai yang menyebabkan terganggunya sekresi hormon vasopresin. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa 55%-77% kasus mengompol akan hilang setelah sleep apnea-nya dirawat.
Sumber : Diambil dari Berbagai Sumber
Tidak ada komentar:
Write comments